Hari
ini (Sabtu, 17 Desember), aku cuman tidur satu jam setengah. Apalagi kalau
bukan karena nulis live report diklat
di blog. Aku terbangun jam 5 pagi, dan beberapa panitia sudah berdiri di depan
pintu, saling ngobrol dan bercanda. Aku bergegas bangun, ambil hape dan DSLR milik Shella, lalu berlari
ke pantai, tanpa cuci muka, ganti baju
atau mandi. Suara ombak yang berdebur keras membangunkan instingku, aku
penasaran sekali pengen tau seperti apa wujud pantainya. Dan aku menemui satu
pemandangan menonjol: laut.
|
Pagi dari Sowan! |
Kalau kondisi sudah terang begini
terlihat indah sekali. Mari kita deskripsikan satu persatu. APS tinggal di
rumah kayu kecil bercat warna biru muda dan putih, terletak hanya beberapa
puluh meter dari bibir pantai. Halamannya berumput hijau segar, dan keluar dari
sana ada jalan lebar. Ada tiga percabangan jalan: lurus, kiri atau kanan. Lurus
menuju ke ujung tebing yang curam, menghadap langsung ke laut dengan ombaknya
yang bergelora. Kiri, adalah dataran berpasir berkombinasi dengan rumput dengan
pepohonan lumayan lebat, dan biasa digunakan untuk area camping. Sementara, kanan adalah jalan untuk menuju ke pantai.
Jalan resmi, sudah dibikinkan setapak untuk memudahkan pengunjung
berjalan-jalan.
Karena belum ngerti mana tempat yang
bagus, jadi aku berjalan lurus dan menemui ujung daratan yang curam, seperti
tebing. Di bawah sana, sekitar 3-4 meter, sudah ada permukaan berpasir dan
sempit, yang dari depan dihantam ombak dan pasirnya sendiri dipenuhi
dengan...SAMPAH! Di tebing itu, ada kursi dari batu yang telah disemen, kalau
mau duduk bisa, cuman agak berbahaya karena kondisinya terlalu dekat dengan
jurang. Tapi aku tetep duduk disana, sembari berusaha mengumpulkan nyawa,
mengucek-ucek mata dan menikmati pemandangan.
|
Masih serba biru |
|
Ombak pagi~ |
|
Kotor yha |
|
Tempat kita tinggal bukan di rumah yang itu btw |
Langit masih berwarna biru,
lama-kelamaan beranjak menjadi terang. Aku memotret beberapa gambar. Auliya
datang dan memberitahu kalau pantainya ternyata biasa aja, masih bagusan pantai
di pulau tempat dia tinggal. Maafkan kami yang norak, maklum jarang liat pantai
(walau di Surabaya ada sih, tapi....begitulah). Lalu, anak-anak (APS 2014 dan
2015), jalan-jalan pagi berkeliling pantai. Ikutan aja jalan-jalan, siapa tau
ada spot bagus buat difoto. Sesekali
berhenti sebentar karena nemu objek bagus, kemudian jalan lagi.
|
Beauty |
Ternyata luas juga Pantai Sowan ini.
Ada jalan setapak yang panjangnya beberapa kilometer, dan semakin jauh kita
berjalan, semakin bagus pemandangan yang kita dapatkan. Yang menarik adalah
pasirnya yang putih, pepohonannya yang lebat dan ada pohon cemara juga!
Ukurannya bervariasi, mulai dari puluhan sentimeter, hingga 3 meter. Keren.
Di beberapa titik, aku menemukan
setumpuk bangkai kepiting yang dibiarkan membusuk. Baunya....mmm, sesuatu. Amis
banget, kalau nggak terbiasa kita bisa muntah menciumnya. Asumsiku sih kepiting
ini dijala oleh nelayan dan karena cuman kepiting kecil yang nggak berdaging
dan nggak bisa dijual, akhirnya digeletakkan begitu saja sampai jadi bangkai. Selain
itu, di setiap sudut hampir selalu ada sampah. Padahal, kalau bener-bener mau
menjaga, potensi pantai ini besar banget untuk jadi terkenal di kalangan
wisatawan! Nggak cuman Bali, NTB, NTT yang punya pantai bagus, disini juga bisa
jadi pantai yang bagus asal terawat dan kebersihannya terjaga. Apakah salah
pengunjung, yang ‘bodoamat’ membuang sampahnya ke sembarang tempat? Atau
pengelolanya yang terlalu abai, karena tak menyediakan tempat sampah di kawasan
wisata? Harusnya sih ada tempat sampah tiap beberapa meter sekali, dan ada
poster dengan larangan untuk membuang sampah seenaknya. Kalau ketahuan petugas,
bisa kena denda. Gitu mungkin bisa ya....kalau memang niat menjaga kebersihan
pantai ini.
Anak-anak mulai membahas hal
kemarin, yang aku secara insidental jatuh dari pijakan kursi dan membuat kursi
itu rusak. Awalnya sih masih biasa, tapi lama-kelamaan malah jadi bullying dan itu annoying. Seberapa lucu sih melihat temannya dapet musibah (walau
dalam skala kecil) seperti itu? Jokes-nya
lama kelamaan jadi basi dan menyakiti. I’m done with this, aku nggak marah
sih, cuman risih aja, jadi aku berjalan menjauh tanpa menengok lagi ke
belakang. Mencari sendiri tempat yang bagus untuk dipotret, serta menyepi
dengan alam, seperti niat awal datang kesini.
|
Hidden Paradise~ |
|
Bersandar |
|
Jejak kaki manusia |
|
I was there for 30 minutes |
|
Sit here and watch the sea |
|
Lighting bomb! |
|
Another one |
Alright,
aku berjalan dan terus berjalan. Kemudian, aku nemu spot yang lumayan bagus. Jalannya turun dan curam, tapi bisa
kulalui dengan selamat. Tempatnya agak tersembunyi, dan di pasir putihnya masih
banyak sampah. Langkah demi langkah ku lalui, dan aku menemukan secuil tempat
yang lebih bersih dibanding tempat lain. Ada beberapa kapal bersandar di laut,
tak jauh dari bibir pantai. Ada sekumpulan pohon-pohon cemara setinggi 2 meter
dengan tanaman merambat yang ada di bawahnya. Lumayan indah, jadi aku
memutuskan untuk duduk disana, di atas pasir yang steril dari sampah. Di
pasir-pasir itu sering terlihat kepiting kecil dengan warna transparan keluar
masuk.
Aku berada disana selama sekitar 30
menit. Merenung, memandangi kejauhan. Disini sangat sepi orang, kalaupun ada
nelayan itu hanya ada 1-2 orang dan jarak mereka denganku sekitar puluhan meter
jauhnya. Ah, ombak yang menghantam bibir pantai terlihat lebih lembut, ingin
rasanya ku menulis sepenggal puisi atau se-chapter
kisah fiksi, namun aku tak membawa buku atau pulpen. Lalu, aku beranjak, berdiri
di dekat air dan merasakan ombak menghempas kaki. Juga mengejar
kepiting-kepiting, tapi mereka cepat sekali menghilang -_-
|
I wish you were here |
|
Cemara yang sengaja ditanam |
|
Siluuuuul |
|
Gadis di tepi pantai |
Akhirnya, jam 06:20, aku pergi dari sini. Dan aku bertemu Shella
di jalan setapak yang dekat dengan rumah kayu. Ia menuju ke arahku dan minta
difotoin, lalu dia gantian motret aku, walau cuma 3 foto aja. Aku kemudian tersadar,
sedikit banget fotoku disini -_- Padahal tempatnya bagusss banget, ciamik lah
kalau buat hunting. Kok ga kepikiran ya.... Kebodohan mesti -_-
|
Kelompok Shutter |
|
Kelompok Rontgen(?) |
|
Kelompok Tripod |
|
Bagi-bagi kamera buat hunting |
|
Yuk berangkat! |
|
Ikuti arah jalan |
Setelah itu, mandi dan acara dimulai dengan hunting peserta diklat. Siap-siap mulai jam 8.30 dan resmi dimulai
jam 8.50. Ada 3 kelompok, mereka adalah Shutter, beranggotakan 11 orang (pakai
baju warna biru), Rontgen, anggota 7 orang (pakai baju warna putih) dan Tripod,
anggota 9 orang (pake baju warna merah). Tiap kelompok punya PK, ada 3 PK,
yaitu Fafa, Angger dan Shella. Aku sebagai pubdok ikut mendampingi kelompoknya
Shella (kelompok Tripod).
Hunting
ini ada aturannya. Yang pertama dan paling penting adalah jangan mendekati
makam (kuburan) dan jangan memotret makam. Kedua, tiap kelompok dikasih waktu
1,5 jam dan boleh memotret maksimal 36 jepretan. Ketiga, ada 3 genre yang harus
dipotret: landscape, macro, human interest dan still life
(kalo ga salah). Apalagi, ya? Lupa, hehe.
|
Berhenti di sini sebentar |
|
Arah panah untuk hunting |
|
Pada sibuk semua niiih |
|
Silul dan aquh :) |
Oke, jadi aku, Shella dan tim Tripod langsung jalan-jalan. Pas di
dekat padang rumput, mereka berhenti buat motret sekitar. Lalu, ada Zakky dan
Shelby datang pakai motor sembari bawa DSLR dan kamera fish eye. Aku kepo pengen nyoba naik motornya Shelby dan akhirnya
nyoba deh, keliling-keliling bentar. Ternyata NMAX gak seberat yang ku kira,
walau body-nya gede.
Jalan sebentar lagi, trus ada
turunan ke bawah. Tim Shutter mulai turun ke bawah, dan aku duduk-duduk di
gubuk. Ditanya-tanyain sama bapak-bapak, kayak kita dari mana, jumlahnya
berapa, semester berapa, dan sejenisnya. Trus, kita semua berjalan menuju
pantai. Berpencar semua deh di lokasi itu, karena pada sibuk motret
sendiri-sendiri. Aku berjalan menuju pantai dan menjauh dari keramaian. Ada
misi rahasia, yakni menulis pesan di kertas untuk beberapa orang hehe. Dan ada
satu pesan yang ku tulis untuk seseorang, tapi jelas gak bakal ku upload kesini (malah masih mikir-mikir,
apa bakal ku kirim ke dia).
|
For my gurl :3 |
|
Untuk Julistra Banyu Anggara,
seseorang yang pengen banget ku culik dan ku bawa pulang |
Dengan background laut, ombak, pasir dan langit, pesan-pesan di kertas
yang ku potret ini jadi terlihat ciamik. Dan setiap kali jalan-jalan, gak
pernah lupa ngirim buat Tita, sobatku yang paling cocok buat ngobrol soal
apapun. Walaupun nyebelin sih karena dia selalu sibuk ama tugas-tugasnya. Ah,
dasar anak akuntansi!
Setelah selesai, aku kembali ke
daratan berumput. Disana panitia sudah mulai banyak. Bahkan, mereka bikin video
boomerang (khasnya Instagram), tapi
aku telat datang, jadi nggak ikutan. Setelah itu, kami duduk-duduk sembari
memandang laut. Ngobrol-ngobrol sembari guyonan gitu, malah kita bikin video
klip ala-ala Meteor Garden wkwk geblek. Mau bikin Mannequinn Challenge tapi
nggak jadi, katanya nanti aja pas di rumah kayu, soalnya disini keliatan kalau
ada ombak yang gerak-gerak dan angin yang menghempas dedaunan.
Tiba-tiba, ada bakul pentol lewat.
Langsung deh, wajah-wajah kelaparan mulai mengerubungi. Gak lama, ludes
pentolnya, soalnya hampir semua pada beli, wkwk. Setelah makan itu, pada nyari
air karena kehausan. Lalu, sekitar jam 12 kita kembali buat ishoma dan beristirahat. Sebagian ada
yang memanfaatkan waktu ini buat tidur. Lalu, jam 1 sampai jam 2 makan siang di
rumah sebelah kantin. Disediakan nasi, telur dadar, tahu goreng dan sup (tapi
gak ada sambal...hiks!) sementara untuk air bisa ambil dari panitia atau beli
sendiri di kantin.
|
Kebun binatang mini |
|
Suara mereka merdu lho |
|
Pelihara ular juga |
Waktu itu, aku baru bangun dan Risca
menyuruhku buat makan. Akhirnya, aku kesana sendirian. Sudah ada Ariani dan
Auliya yang sedang makan, juga beberapa peserta diklat. Setelah itu, aku pergi
ke kandang-kandang hewan yang ada di depan kantin. Ada kandang burung, kandang
monyet (berisi 3 ekor monyet) dan kandang ular phyton. Karena wajah-wajah monyetnya yang melas, akhirnya aku menuju ke rumah sebelah kantin (tempat dimana
makan siang peserta + panitia diklat disediakan) buat ambil sepotong tahu.
Lalu, aku bagi jadi tiga dan ku kasih ke monyet-monyetnya. Untungnya, mereka
nggak beringas dan tahunya secara
langsung ku beri dari tanganku ke tangan monyet (bukan dilempar). Tiba-tiba,
ada Inas dan Adel (peserta diklat) dan penasaran ingin ikutan ngasih makan
monyet. Ambil tahu lagi sepotong dan dilemparkan ke monyetnya.
Lalu, ada Fafa muncul dan ngasih tau
kalau di diklat tadi dia ngeliat ular yang sama dengan ular yang ada di
kandang, katanya lagi bergelantungan di pohon. Di sebelah mana ya, kok aku
nggak liat? Lagi asyik-asyik ngobrol dan mau balik, tiba-tiba salah satu monyet
menerjang dan hampir menyerang Ariani. Dia njerit, dan aku yang gak ikut
diserang pun ikut njerit (LOL). Untungnya, mereka dibekali rantai, jadi nggak
sampai melakukan tindak kekerasan wkwk.
Kemudian, Shella muncul dan kita
duduk-duduk di bangku kantin. Mulai deh sesi cerita-cerita soal doi. Lebih
spesifik: doinya Shella, dan dia berada di ambang kegalauan harus memilih salah
satu diantara dua cowok yang lagi deket dengannya, wkwk. Mana saat cerita ini,
hujan lagi turun rintik-rintik pula.
|
Genk malam tahun baru |
Lalu, acara dilanjut dengan diskusi
foto dan perencanaan pameran buat angkatan baru APS 2016. Dimulai jam 2.30 atau
jam 3 sore, aku lupa. Ternyata, hasil fotonya anak-anak bagus juga ya. Semua
foto yang dipilih adalah hasil kurasi dari beberapa panitia yang memang sudah expert di fotografi, juga dari alumni
seperti Mas Yanu. Beberapa yang mengagumkan adalah foto kepiting yang hampir
jatuh dari tali, foto still life
mainan atau landscape yang terlihat
natural. Kita juga membahas soal pameran yang akan diselenggarakan oleh calon
anggota baru APS 2016, beserta kapan tanggal pameran, bakal diadakan dimana,
serta apa judul dan tema utama pameran itu.
|
Yang pake baju item adalah ketua pameran angkatan 2016 |
|
Gaya bebas |
|
Memaparkan konsep pameran |
|
Diliatin banyak orang~ |
|
Panitia yang melihat |
|
Diskusi soal pameran |
Jam 17.30, semuanya selesai. Ada
jeda waktu untuk mandi dan shalat maghrib. Lanjut makan malam peserta, lalu
giliran panitia. Jam 20.30, kita mulai lagi acaranya, yakni pemilihan ketua
panitia pameran angkatan 2016. Ada 4 calon yang diajukan, yaitu Jo, Ulul, Dewa
dan satunya lagi aku lupa namanya. Dan, berdasarkan keputusan rakyat, yang
diberi amanah untuk jadi ketua panitia pameran adalah.... Dewa! Selamat buat
Dewa! Keliatannya anak ini emang dewasa dan bisa diandalkan, gak heran
temen-temennya banyak yang milih dia. Lanjut, ada pemilihan sekretaris dan
bendahara sebagai pihak yang juga penting. Dibahas juga kesepakatan mengenai
kapan rapat perdana buat pameran angkatan 2016. Kalau nggak salah, dipilih
waktu Rabu malam (mulai jam 18.30-selesai).
Kalau nggak salah, selepas Isya ada
rombongan anak 2013, 2012 dan 2010. Mereka kesini naik mobil pribadi. Untungnya
mereka datang sebelum sesi perkenalan dimulai, jadi ada kesempatan mereka buat
memperkenalkan diri.
Jam 21.00, semua panitia masuk ke
ruangan. Dari angkatan 2015, 2014, 2013, 2012 sampai alumni-alumni. Sekarang
adalah ajang perkenalan, dari kedua pihak yaitu pihak peserta dan pihak
panitia. Dimulai dari peserta dulu. Perkenalannya mulai dari nama, asal
jurusan, hobi dan status. Hobi dan status nggak boleh sama, disini kita harus
betul-betul kreatif buat memilih kata. Ada yang bilang, hobinya tidur, makan,
baca, olahraga (agak mainstream) dan
ada yang bilang kalau statusnya, “Hidup” “Sedang bernafas” “Ada” (kayak BBM aja
nih wkwk), dan lain-lain. Kadang,
celetukan mereka bisa bikin ngakak seluruh ruangan. Berikut ini foto dari
peserta diklat APS 2016:
|
Ini anak yang baru nyusul hari kedua |
|
Pak ketu 2016 |
|
Lumayan ;)))) |
|
Yang paling berizik di 2016 :) |
|
Ulul, dipanggil Ucul juga :D |
|
Adik kelasku di Komunikasi |
|
Yang sering dipanggil Jessica :) |
|
Adeeeel |
|
Inas, adiknya mz Hanif |
|
Nabila, yang ku kenal di PUKM |
Lalu, giliran panitia yang
memperkenalkan diri. Dimulai dari angkatan 2015, dan karena aku yang paling
pojok, aku yang pertama memperkenalkan diri. Aku bilang kalau hobiku adalah “Keluar
masuk hutan” (lalu seantero ruangan ngakak dan Fafa memberi body gesture sebagai monyet atau
semacamnya....sialan), dan statusnya “Masih terkenang” (anjirrr...jijay). Lalu
dilanjut oleh Ida, Auliya, dan lain-lain secara urut. Beberapa ada yang kocak
dan sengaja dibikin agar orang-orang ketawa, sebagian lagi yang secara fisik keliatan
cakep, langsung peserta pada tepuk tangan dan memandangi lekat-lekat, wkwk.
Sesi perkenalan ini dimulai dari jam 21.40 sampai 22.30. Memang
lama, karena semua memperkenalkan diri tanpa kecuali. Tapi justru malam seperti
inilah yang berkesan, karena dari sini kita bisa kenal semua orang, dan membuat
suasana menjadi lebih hangat, erat dan akrab. Esensinya memang disitu.
Jam 11 itu semua peserta harus langsung tidur, beberapa panitia
juga memilih buat langsung tidur, tapi sebenarnya itu adalah waktu khusus untuk membahas sesuatu. Apa itu? Tunggu kelanjutannya ya!
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)