Rabu, 31 Agustus 2016

Sepenggal Kisah dari AMERTA UNAIR 2016

0 komentar
STILL CAN'T BELIEVE AMERTA 2k16 BERAKHIR!!!
Begitu banyak memori indah terukir, yang puncaknya adalah hari ini. Mulai dari awal, aku daftar Amerta buat Sie Pubdekdok sama Shella Norma, temen APS (UKM Fotografi), eh malah Shella yang diterima dan aku enggak :(

Sedih, sedih, sediiiiih banget, ngerasa terbuang, hampa, mungkin karena waktu diwawancarai aku bilangnya "Gak punya kamera, mas."

Rabu, 10 Agustus 2016

Ready for AMERTA 2016?

0 komentar
       Alright, it’s 10th August, eight more days to our big event: AMERTA Unair 2016! It’s been a while since I signed up Amerta as a photographer of the event, but ended up being a PK’s staff (pembimbing kelompok a.k.a tutors). Damn, how can I ended up in here? My skill is in photograph, said me to myself at the time. Being PK’s staff is unpredictable, and annoying at first, because it’s not what I want. I felt like stay in a strange planet on the middle of nowhere. And it’s the very first time I took a job as a PK’s staff and I don’t know what to do.
       But, time passed and now I’m enjoy with my position. It’s a chance to getting out of comfort zone. I spent almost whole of my life to being photographer or videographer, and now I’m out of my comfort zone. I met so many people, including PK’s staff itselves, which has more than one hundred members, the freshmen (a.k.a MABA/mahasiswa baru), another staffs in Amerta PPKMB Unair, a lot of new people. It’s challenging, you know.

Selasa, 09 Agustus 2016

When We Talked About Life

5 komentar
Everyone else knows that it’s kinda hard to find a person who really know who you are completely. But, I really did. I found someone. And when it comes to me, I talked about my bestfriend. Correct, my soulmate. And here she is. Just called her Tita.
       We used to be friend since 8th grade, in junior high school, but in that time, she was just a classmate to me. A year later, we coincidentally became classmate again, and we made a gank named “Trio Sempel”, with four members, I myself, her, Lilik and Novita. We found a chemistry, and we laughed a lot in most of time. When we were together, every single thing became funny because we were like to make fun of everything. And then, we splited up in senior high school, because we choosed different schools. But we still hang out together sometimes, when we had a time, of course. 

Senin, 08 Agustus 2016

Review Novel “Backpacker in Love”

0 komentar
Pernah merasakan gelora meledak-ledak untuk segera bertualang? Ingin berkelana sejauh mungkin dan melepas penat di dada? Merasa jenuh dengan rutinitas kita? Seperti itulah yang sering dirasakan oleh Larasati, atau kerap disapa Laras, gadis kelas 2 SMA Pelita Hati, Solo, Jawa Tengah. Dibesarkan dalam lingkungan yang menjaga tradisi keraton dan nilai-nilai luhur budaya Jawa, tidak serta merta membuatnya tumbuh menjadi gadis yang penurut dan betah di rumah. Justru, sebaliknya, hasratnya untuk berjalan-jalan, backpacking-an keluar kota dengan motor matic Mio-nya lebih besar dari apapun.
            Dibalik hobinya yang tangguh, nyatanya Laras menyimpan kesedihan di hati kecilnya. Ia tinggal di rumah milik mamanya, yang berprofesi sebagai dosen dan jauh dari papanya yang bertempat tinggal di Jakarta, dengan pekerjaan sebagai produser pemberitaan di salah satu TV swasta. Sedari kecil ia jarang sekali memiliki banyak waktu dengan papanya (karena mereka berdua tinggal berjauhan, dan hanya sesekali bertemu), dan itu membuatnya sengsara. Dan, tak jarang, ia melihat eyang putrinya (yang terlalu keras kepala, kolot dan sinis terhadap orang lain yang tidak memiliki darah bangsawan) bertengkar dengan mamanya, soal papanya yang dianggap hanya “rakyat jelata” (karena tidak memiliki darah biru yang ia agung-agungkan). Sampai kemudian datanglah bencana itu: papa dan mamanya bercerai!
 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template