Sabtu, 09 April 2016

I Don't Want to be Typical Woman

0 komentar
Di dunia ini banyak sekali hal yang dikonstruksikan secara sosial. Dalam arti, sesuatu dibentuk dan dibangun, bukan melihat secara dalam-dalam atau nyata pada realita tersebut. Suatu realita bisa menjadi tipikal yang sejenis dan tak memiliki banyak karakter. Dan kecenderungannya, realita itu menjadi semu dan tak menyentuh urat akar dari realita-realita lain yang ada di luar kriteria dan standar masyarakat pada umumnya. 
     Saya akan berbicara mengenai tipikal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, tipikal (ti-pi-kal) memiliki arti khas. Kekhasan. Apa yang menjadi ciri umum dari sesuatu. Apa yang membuat hal X menjadi pembeda dari Y. Selain diartikan sebagai kekhasan, tipikal juga dapat dimaknai sebagai ciri-ciri, bahkan stereotype. Saking khasnya dan mencoloknya ciri itu, sampai dimaknai mendalam sebagai “ciri tunggal” yang akan menjadi sebuah stereotype. Jika sudah menjadi stereotype, maka akan susah sekali memandang hal tersebut dengan objektif. 

Jumat, 08 April 2016

Bisikan Bintang (MINI-SHORT STORY)

0 komentar
Hadir karena rindu, pergi karena jemu.
     Bak terminal bus antar kota, tanah beraspal yang luas, tak serta merta menjanjikan sekuritas. Lalu-lalang orang, juga bisingnya derapan kendaraan, tidak pula menampakkan kenyamanan. Semua yang berkaki dan beroda, seolah tengah diburu oleh marabahaya.  Tidak satupun yang menyapa ramah atau sekedar bertegur sapa. Sebaliknya, hanya senyum masam dan langkah gusar yang berulang kali diedarkan disana.
     Astaga, itu pula yang terjadi pada kita.

Kamis, 07 April 2016

Ia yang Hadir Merayu Sukma (MINI-SHORT STORY)

0 komentar
“Tak ada cinta muncul mendadak,
karena dia anak kebudayaan, bukan batu dari langit.”

Bumi Manusia – Pramoedya Ananta Toer
Bahkan apa yang kau katakan mengenai cinta pada pandangan pertama yang begitu palsu, basi dan mengada-ada, sebenarnya nyata. “Tidak, tidak ada yang seperti itu.” ucapmu sambil membuang muka. Hanya kau lah yang menutup diri dari rintik asmara yang jatuh menggerimis pada permukaan hati yang selalu kau selimuti dengan tameng baja. Memproteksi diri agar cinta yang kau bilang lemah, tidak hadir tiba-tiba dan mengacaukan segalanya.

Rabu, 06 April 2016

Sepasang Kaki yang (Tak Ingin) Selalu Terkatup

5 komentar


Aku ingin tidur dengan banyak laki-laki.

Sepotong tubuh ranum milik Sessyl terbolak-balik di atas ranjang, berguling-gulingan dengan gusar. Kelopak yang dihiasi bulu mata seperti ekor merak tak jua memejam. Sesekali, sebilah tangannya menyeka bulir-bulir air yang mengucur deras di dahi. Baling-baling kipas angin yang terus berputar seolah tak bisa menghapus titik-titik keringat yang terus berjatuhan. Usai menyeka, tangannya dirapatkan kembali untuk mendekap guling kesayangannya. Mencari sedikit kenyamanan dari sebuah bantal, guling dan kasur kapuk bermodel lama. Menghempaskan beratnya kepala (dan isinya) pada lembut dakron-dakron yang menggeliat di dalamnya.

Senin, 04 April 2016

Cerita Kita Batch 3 (Surabaya) - Out of Expectation

7 komentar


Siapa sangka ajakan teman untuk mengikuti suatu acara dapat berujung pada hal yang tak terduga? Dan siapa pula yang bisa menduga, apakah hal tersebut berbuah indah, berkesan biasa atau malah malapetaka? 
            Well, biarkan aku memulai dari hari Rabu siang (30/3) lalu. Pagi hari, di perpustakaan kampus, ada kerja kelompok berupa diskusi dan simulasi untuk presentasi mata kuliah Komunikasi Bisnis. Usai kerja kelompok, Bela, teman kelompokku, mengajakku turut serta ke acara yang akan dihadirinya Sabtu nanti (2/4). Dia hanya menjelaskan jika acara itu berkaitan dengan workshop penulisan dari majalah GoGirl. Dan tanpa pikir panjang (karena hari Sabtu juga lagi free), aku mengiyakan tawarannya. Lagipula, menulis kan duniaku, dan bisa jadi ini kesempatan bagus buatku untuk meng-upgrade ilmu.

Jumat, 01 April 2016

Pesta UKM : A HAPPY TIME

0 komentar


This is could be the best moment I ever had. Mau tahu kenapa?
            Semua bermula dari ajakan Ketua APS (Airlangga Photography Society) yang baru, mas Adi, buat ikut di acara bernama Pesona Airlangga. Itu nama resmi dari acara yang akan ku datangi Rabu lalu (30/3). Dari poster viral-nya, menyebutkan bahwa acara itu bakal berisi dengan launching buku UKM (yang menceritakan tentang 36 UKM yang ada), pesta UKM (makan-makan bareng) dan diisi dengan banyak bintang tamu, baik dari internal (UKM-UKM itu sendiri yang perform) hingga eksternal (kayak ITS Jazz dan D’Kadoor). Diadakan di Student Center (SC) kesayangan.

            Wah, menarik dong. Apalagi, per UKM hanya diberi kuota 15 orang saja untuk dapat voucher makan, tapi siapapun boleh datang kemari sebenarnya. Selepas kuliah Penulisan Kreatif, aku langsung ke Student Center. Saat aku datang, panitianya lagi sibuk ngurusin ini-itu, penontonnya pun belum banyak, paling hanya di bawah lima puluh orang, yang duduk di tangga kecil lantai satu. Aku langsung naik ke atas, ke sekre kesayanganku (sekre APS) dan menemukan bahwa pintunya dikunci.

Jejak dalam Malam (CERPEN)

0 komentar
Gelap.
            Rem yang diinjak dengan telapak kaki kanan menghentikan gerak motor seketika. Rembulan masih menyenandungkan sinarnya yang merambat pada bilah-bilah batang bambu. Berbaur dengan cahaya lampu neon yang dikerubungi ribuan laron dibawah bangunan kayu. Sayup-sayup, bau mesin yang terpanggang menguar bersamaan dengan rasa mencekam yang seketika menghantui ulu hatiku. 
            Nyatakah ini? Rasa takut yang berpendar pada bulu halus tanganku?
 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template