Sabtu, 30 Januari 2016

#BukuBulanIni (Januari 2016)

0 komentar
Aku sedang disibukkan dengan penulisan naskah novel pertamaku saat ini. Ditengah-tengah semangatku yang masih menggelora, seorang penulis sepertiku jelas butuh buku-buku penunjang sebagai sumber refrensi tulisannya. Memperkaya diksi, merancang plot atau alur, menggambarkan karakter, dapat dengan mudah dibuat jika kau sudah banyak melahap karya-karya sastra. Karena aku menulis kisah fiksi, maka aku butuh asupan tambahan berupa buku-buku fiksi lain yang telah dicetak oleh penerbit ternama.
Ilustrasi buku
Sebuah buku fiksi (sebut saja dengan novel), telah melalui tahapan-tahapan panjang sebelum ia dipublikasikan dan disebarluaskan ke pasaran. Apalagi jika buku itu diterbitkan oleh penerbit mayor, maka naskah novel itu tidak serta merta diterima dan disetujui untuk dicetak karena mereka punya standar literasi tersendiri mengenai tulisan fiksi. Jika novel itu telah disebarkan di pasaran, maka selamat, setidaknya karya itu sudah memenuhi standar literasi dan sastra, dimana masing-masing penerbit punya definisi berbeda akan standar tersebut.

Senin, 18 Januari 2016

Ada yang Salah dengan Pendakian? Inilah Alasan Mengapa Pikiran itu Harus Jauh-jauh Disingkirkan

0 komentar
Setidaknya, baru ada dua orang dalam hidupku yang mengatakan kepadaku secara langsung, “Untuk apa naik gunung?” “Kenapa harus mendaki atau main jauh-jauh?” dan sejenisnya. Gestur tubuh dan raut muka mereka menunjukkan ketidaksukaan. Bahkan, hampir terang-terangan melarang. Bagiku, pertanyaan itu sama sekali tidak masuk akal, mengingat pendakian adalah suatu aktivitas yang normal, tidak menyangkut kriminalitas dan tidak dilarang oleh hukum. Tapi, lagi-lagi, pertanyaan tolol seperti itu masih terujar dari mulut banyak orang.
Menghujat keindahan seperti ini? Yang benar saja
            Bisa dibilang, pertanyaan seperti tadi bisa membuatku tersinggung berat. Bagaimana tidak? Aku mencintai pendakian, sama seperti aku mencintai setiap jengkal hidupku. Aku mencintai alam, aku mencintai petualangan, bahkan kecenderungan itu sudah muncul ketika aku masih kecil. Aku suka berjalan-jalan, berkeliling tanpa tujuan. Aku suka berada di taman. Aku sering kesasar ke suatu tempat yang asing, tapi aku menikmatinya tanpa merasa gelisah. Aku suka berada di tempat-tempat baru. Bahkan, aku sudah mendaki ketika usiaku masih 12 tahun. Ini pilihanku. Ini caraku untuk lebih menghargai kehidupan yang Tuhan berikan kepadaku. Ini jalan hidupku. Dan terlebih, ini tidak ada urusannya dengan hidupmu. Kecintaanku pada alam sama seperti kecintaanmu pada hidupmu, pada keluargamu, dan segala bentuk cinta yang ada tidak boleh dimusnahkan atau dilarang.

Minggu, 17 Januari 2016

Pendakian Kedua, Ontoboego (Pos 2 Gunung Arjuno), September 2015

0 komentar
Karena kecintaanku pada gunung, 4 bulan berselang setelah pendakian di Gunung Penanggungan, aku memutuskan untuk naik gunung lagi. Kali ini, tawaran naik bareng datang dari komunitas yang berbeda, KOMPAAS (Komunitas Pecinta Alam Arek Suroboyo). Aku dapat infonya dari Facebook, ceritanya ada anniversary komunitas pecinta alam juga, dan mereka merayakannya dengan mengadakan camping rame-rame (istilahnya camcer, atau camping ceria) dan lokasi yang dipilih adalah Gunung Arjuno, tepatnya di Pos 2 Gunung Arjuno, Pos Ontoboego, jalur Purwosari, Pasuruan, pada tanggal 5-6 September 2015.

          Modalku hanya nekat ikutan. Padahal aku belum pernah sekalipun kopdar sama KOMPAAS, eh datang-datang malah minta ikut. Rasanya ga tau diri banget, ahaha. Tapi, karena sifat khas dari komunitas pecinta alam adalah terbuka, ramah, suka menolong dan menerima apa adanya (ini serius, emang bener), maka siapapun yang join akan diterima dengan lapang dada. Begitu pula yang terjadi kepadaku. Maka, aku bersyukur sekali dan berterima kasih karena telah diizinkan ikut seolah sudah lama kenal dan gabung ama mereka.
          Jadi... Inilah kisahku, kawan.

Jumat, 15 Januari 2016

Pendakian Pertama, Penanggungan, Mei 2015

0 komentar
8 bulan berselang setelah pendakian pertamaku, Mei 2015 lalu. Yeah, pengalaman pertama memang selalu mengesankan siapa saja. Kendati dulu, pas turun gunung dan ditanyain temen, “Kapok nggak naik gunung?” aku jawab, “Gak lagi deh”. Dan kini aku tahu, jawaban itu tidak serius. Beberapa hari setelahnya aku sudah merindukan suasana diatas sana. Aku jatuh cinta dengan gunung, panorama dan rasa lelahnya.
Puncak Bayangan
          Aku bergabung dengan tim Jatim Backpacker, salah satu komunitas yang suka jalan-jalan, of course, dan tanggal 2-3 Mei 2015 ini mereka merencanakan akan naik ke Gunung Penanggungan dan camp di areal Puncak Bayangan. Sebenarnya aku belum terlalu kenal dengan komunitas ini karena aku baru sekali datang kopdar, dan sekali kopdar anggotanya berjumlah puluhan. Yang aku kenal cuma Mas Alwi, ketuanya aja huaha. Tapi, gak menyurutkan niatku untuk melakukan pendakian pertama dalam hidupku (in fact, bukan yang pertama sih, dulu pas SMP kelas 1 pernah pendakian juga, tapi karena gak ngerti apa-apa, cuma bawa pakaian dan duit aja sementara sisanya dibawain pamanku, maka itu gak masuk hitungan).
          Well, ga usah lama-lama, yuk mari ikuti kisahku hehe

Rabu, 13 Januari 2016

It's Time to DIKLAT!

0 komentar
Hi there, kembali lagi flashback, hehe, moga ga bosen ya!
          Kali ini aku akan bercerita tentang kisah dibalik DIKLAT APS (Airlangga Photography Society) angkatan 2015. Huah, finally kami sampai pada tahap ini, setelah berbulan-bulan berjuang, melewati langkah demi langkah yang panjang. Menanti-nanti dengan cemas. Menyisihkan ratusan orang yang juga ingin jadi anggota. Perjuangan tinggal selangkah lagi, setelah itu kami akan jadi anggota resmi.


‘Pasukan’ kami yang ikut diklat berjumlah 25 orang. Cukup sedikit. Padahal, ada sekitar 32 orang (kurang lebih) yang lolos tahap wawancara kemarin, tetapi yang possible ikut diklat hanya 25 orang saja. Sisanya? Beragam. Mulai dari ada praktikum (yang katanya ga bisa ditinggal), ada acara hingga ada anggota keluarga yang sakit. Sedihnya, kenapa semua itu harus berbenturan dengan waktu diklat. Dengan berat hati, mereka yang ga ikut diklat harus tertinggal :(
Diklat diadakan selama 3 hari 2 malam, 20-22 November 2015, berlokasi di Taman Dayu Pasuruan. Persepsi pertamaku ketika mendengar lokasi itu? Hmm, fancy! Pasti mewah, eksklusif, sangar, batinku *agak sok tau* *padahal belum pernah masuk ke dalam, cuma sering lewat depan Taman Dayu aja*
Oh ya, postingan ini bakal cukup panjang, akan kuceritakan semua mulai dari hari pertama hingga terakhir....jadi tegarkan hatimu kawan :D

Senin, 11 Januari 2016

THESE PEOPLE KNOWS ME BEST

0 komentar
Kalian pasti punya seseorang, atau beberapa orang, yang benar-benar ada di samping kalian saat susah. You might called it as a bestfriend. Orang-orang seperti ini, yang ada disaat kalian sedih, down, susah, kecewa, dan bakal menemani kalian apapun yang terjadi. Orang-orang seperti ini, adalah mereka yang bertahan, dikala yang lain hanya datang dan pergi di hidup kalian. Kadang, keberadaannya jauh dari kita, tak benar-benar ada disamping kita untuk menenangkan, tapi rasanya mereka ada disini. Mereka menghangatkan jiwa kita.

            Yeah, I have an inner-circle too. Entah apa yang membuat mereka datang ke hidupku, berteman denganku lalu menjadi sangat dekat denganku. Seperti diantara kami ada semacam medan magnet yang tak nampak, gaya tarik misterius yang membuat mereka bertahan menjadi temanku. Padahal, untuk menjadi “temanku” mereka harus melalui beberapa tahapan yang “sulit” seperti menghadapi naik-turunnya kondisi emosionalku, labilitas dalam diriku, bahkan tak jarang, mereka terkena efek sistemik atas tempramenku, kena amuk! Ya, aku harus mengakui bahwa aku tipe orang yang mudah tersulut emosi, dan kadang, orang lain juga kena efek dari kemarahanku. Meski setelah itu aku bakal merasa bersalah atas kelakuanku, dan aku berjanji ga akan melakukan the same thing to them, those people I loved the most.

Minggu, 03 Januari 2016

Magang APS (2) - Dari Hunting Sampai Bikin Pameran Sendiri

0 komentar
Hi luv.
Akan ku tuliskan ini sebelum aku lupa.
            Jauh sebelum aku dan 24 orang kawanku lolos dan resmi menjadi anggota Airlangga Photography Society (APS), kami harus melewati tahapan-tahapan dan medan yang cukup panjang dan melelahkan. Tahapan paling awal adalah mendaftarkan diri, PUKM (Pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa), magang, wawancara, baru diklat dan resmi menjadi anggota APS. Dan total semua rangkaian kegiatan itu....menghabiskan waktu sekitar 3 bulan, mulai dari September hingga November.
            Setelah kegiatan PUKM, kami, seratus orang lebih yang lolos dari PUKM melanjutkan ke tahap magang. Apa sih magang ini? Apa kita kerja trus dapat duit dari APS? Wah enak bener, tuh! *kemudian dikeroyok seluruh penghuni sekre* Ehm, konteks magang disini sih beda dengan yang kita pahami di luar.  Yang jelas, esensi dari magang adalah untuk mendekatkan diri pada calon anggota satu ke calon anggota lainnya. Kita semua datang dari seluruh penjuru UNAIR, dari berbagai macam jurusan dan berbagai semester *eh* *anak semester tiga curhat*. Jelas, kita belum kenal satu sama lain dengan baik, apalagi PUKM cuma kenal sama anggota kelompoknya doang, itu pun hanya dua hari saja kegiatannya. Waktu magang adalah dua minggu (30 September-14 Oktober 2015), dengan serangkaian kegiatan-kegiatan yang cukup padat, dirasa cukup untuk menumbuhkan kedekatan ke sesama anggota.

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template