Sabtu, 16 November 2019

Yoforia, Yogurt dengan Live Probiotics yang Membantuku Tetap Sehat Walau Aktivitas Padat

0 komentar
Menjadi pekerja media bukanlah cita-cita yang awalnya saya dambakan saat kecil. Tapi, ini yang saya jalani sekarang dan saya menikmati setiap prosesnya.
Minum Yoforia di tengah teriknya Surabaya~
Nama saya Nena Zakiah, 23 tahun, asal kota pahlawan, Surabaya. Di hari Senin sampai Jum’at, saya bekerja sebagai seorang creative writer sekaligus reporter di IDN Times Surabaya. Sebelum menjadi bagian dari IDN Media, saya dulunya bekerja menjadi reporter di Zetizen Jawa Pos, yang saya jalani menjadi pekerjaan paruh waktu selama dua tahun di sela-sela aktivitas kuliah yang padat.


Saking panasnya, langsung diminum dan habis!

Menjadi seorang pekerja media itu menyenangkan. Setiap harinya, kita belajar sesuatu yang baru lalu menuliskannya menjadi artikel yang dibaca oleh ribuan orang. So, I have to be very careful and inspiring others through writing. Selain itu, kadangkala saya harus terjun ke lapangan untuk melakukan liputan dan bertemu orang-orang baru serta ilmu pengetahuan baru. Beberapa liputan bahkan mengantarkan saya pergi ke kota-kota lain yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. It’s awesome and I'm proud with my job.


Siap berlari dan beraktivitas dengan Yoforia.
Namun, semua hal yang saya jalani datang dengan konsekuensi tersendiri. Seringkali, saya harus lembur hingga malam untuk menyelesaikan artikel yang saya tulis. Bisa dibilang, berangkat pagi pulang petang. Pulang ke rumah dalam keadaan lelah, tidur dan bangun esoknya untuk menjalani rutinitas yang sama. Rasa capek itu terkadang membuat saya terserang sakit ringan, seperti masuk angin, pusing, batuk, pilek dan masalah pencernaan.


Enaknya sampai kebawa mimpi!

Setelah mengenal Yoforia, ada perubahan yang saya rasakan. Yoforia sendiri adalah fresh yogurt yang mengandung live probiotics dan tidak melalui proses apapun seperti pemanasan atau UHT, sehingga bakterinya tetap hidup dan manfaatnya terjaga. Keuntungan lain dari live probiotics adalah rasa yang dihasilkan tidak terlalu asam dan lebih creamy. Itulah kenapa saya lebih suka Yoforia dibanding merk yogurt lain di pasaran. Meminum Yoforia secara rutin membantu menyehatkan sistem pencernaan dan memperkuat sistem imun. Sehingga, saya tidak mudah capek dan jatuh sakit meski memiliki aktivitas yang padat setiap harinya.


Biar semangat lari, dikasih Yoforia di garis finish.
Oh ya, saya termasuk orang yang obesitas dengan tinggi 161 cm dan berat sekitar 115 kg. Dan saya sedang berusaha menurunkan berat badan dengan cara berlari. Saya suka berlari dibanding olahraga yang lain, karena berlari itu mudah, dapat dilakukan kapanpun dan termasuk olahraga yang murah. Saya tetap meminum Yoforia sembari berharap berat badan akan turun. Dan saya baru tahu kalau Yoforia mengandung dietary fiber dari buah jeruk alami sehingga teksturnya lebih lembut dan cocok untuk diet. Whoaaa! Jadi makin cinta deh sama Yoforia!


Kamu suka rasa apa? Aku sih suka yang ini hehe.

Serunya lagi, Yoforia gak bikin bosan karena ada 7 varian rasa yang bisa dicoba. Yaitu rasa Authentique, Peach Delight, Coffee Cream, Soursop Bliss, Blueberry Good, Berry Smooth dan yang paling baru, Lychee Blast. Varian rasanya unik, pilihannya banyak dan menyehatkan. Apalagi dengan rasa baru, Lychee Blast yang eksotis. Di antara semuanya, aku paling suka Blueberry Good, Berry Smooth dan Lychee Blast. Cocok banget di lidah!


Sebelum minum, toss dulu dong. Cheers!

Oh ya, Yoforia bisa ditemui di minimarket kecil atau supermarket besar. Harganya pun gak mahal, kemarin aku beli cuma Rp. 9.000 per buah. Biasanya, aku selalu stock dan mendinginkannya di kulkas. Emang paling enak diminum saat panas terik, berasa seger di tenggorokan. Dengan Yoforia, saya siap menjalani berbagai aktivitas yang padat dan sibuk. I’m ready to go!


We love Yoforia so much!

Yuk menjaga kesehatan pencernaan dan sistem imun dengan minum Yoforia setiap hari! Buktikan sendiri manfaatnya!

Minggu, 16 Desember 2018

Kedai Kopi dan Sekelumit Obrolan

0 komentar

Dua gelas minuman dan dua kotak makanan di atas meja telah lama tandas. Sayup-sayup, musik mengalunkan lagu yang tengah masuk top-chart Minggu ini. Tidak bisa dibilang cukup tenang untuk mengobrol, tidak juga bising hingga menyulitkan untuk saling berbicara. Hampir semua meja terisi penuh. Aku mengedarkan pandang ke sekeliling, ada yang terbahak-bahak saat bermain uno dengan teman-temannya, ada yang menatap sendu pasangan di depannya, ada pula yang serius mengetikkan sesuatu di atas keyboard laptop miliknya. Sejatinya, kedai kopi ini normal-normal saja untuk ukuran Sabtu malam di Surabaya.

Tiba-tiba, sepenggal pertanyaan membuatku teralih dari kerumunan. Pertanyaan itu datang dari laki-laki di hadapanku. "Kamu kemarin galau kenapa?"

Rabu, 12 Desember 2018

Komitmen: Sebuah Refleksi

0 komentar
"Kita tidak pernah benar-benar memiliki seseorang. Kita semua adalah individu terpisah yang kebetulan dipertemukan bersama."

Kalimat itu, entah kenapa, aku sangat mempercayainya. Aku, kau, dia dan mereka, adalah individu-individu berbeda yang ditakdirkan untuk bertemu dan saling mengenal.

Di hidup ini, kita bertemu dengan ribuan orang setiap harinya. Mengenal beberapa ratus orang dan menjadikan beberapa diantaranya sebagai teman baik. Lalu jatuh hati dan menjalin hubungan dengan salah seorang diantaranya. Namun, benarkah kita benar-benar memilikinya?

Sabtu, 19 Mei 2018

Doa Lintas Agama di GKI Diponegoro

3 komentar
Jum'at (18/5) adalah pengalaman pertamaku memasuki sebuah gereja, tepatnya di GKI Diponegoro, Surabaya. Bukan tanpa alasan, tetapi kedatanganku disana adalah untuk menghadiri acara 'Suroboyo Guyub' yang diinisiasi oleh GKI Diponegoro. Dan hingga kini, bekas kehangatan dari acara tersebut masih terasa di dadaku. Bohong sekali jika aku berkata aku tidak terkesan oleh acara tersebut. Aku sungguh kagum, dan oh, aku menulis ini dengan tetesan air mata yang muncul tiba-tiba.
Aku mengetahui acara ini dari teman jurusanku di Ilmu Komunikasi Unair, Steffi. Dia upload itu di Snapgram-nya dan aku tertarik untuk ikut. Sebenarnya agak sungkan juga datang sendirian, maka aku bertanya pada Detha, temanku yang lain dari Ilkom, tapi dia nggak bisa. Akhirnya, aku nyari barengan di grup komunitas dan ada satu orang temenku, Mas Aldhi, yang berencana hadir dan bersedia menemaniku juga.
 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template