Akhirnya...
Event yang dinanti-nanti datang juga.
Setelah rangkaian kegiatan yang padat berkaitan dengan penerimaan anggota baru
APS (UKM Fotografi Universitas Airlangga), seperti PUKM, Magang dan Wawancara,
kita sampai di tahap final: DIKLAT. Diklat diadakan pada tanggal 16-18 Desember
2016, di Pantai Sowan, Tuban. Iya, kamu nggak salah denger. Emang di Tuban,
provinsi paling barat di Jawa Timur, berbatasan langsung dengan provinsi Jawa
Tengah. Jauh kan? :)
Pas lagi materi, di villa :) |
Selain
karena pengen refreshing (beda ama
diklat-diklat lain yang cenderung memilih kota Malang, Pasuruan, Batu atau
Mojokerto), juga karena pengen nyoba suasana baru (biasanya di dataran tinggi,
sekarang di dataran rendah). Kapan lagi main ke pantai bareng-bareng?
Pemandangannya bagus pula. Tapi, keistimewaan itu memiliki harga yang harus
dibayar: perjalanannya jauh! Kira-kira, ada 4-5 jam yang harus kami tempuh
untuk kesana, belum lagi kalau jalanan macet hehe.
Pada awalnya diklat memang diadakan
di Tuban, lalu lokasi dipindah di Bromo, tapi akhirnya batal karena ada sedikit
kendala. Akhirnya, kita kembali ke lokasi awal kita, yakni di Pantai Sowan,
Tuban. Ada 30-an anak angkatan 2016 yang lolos hingga tahap diklat. Dari
ratusan peserta, beberapa puluh orang tangguh ini yang bisa bertahan. Namun,
yang fix bisa ikut diklat nggak nyampe 30 orang saja. Jumlahnya hampir sama
dengan angkatan 2015, yang cuma berisi 25 orang saja. Sedikit ya.. Personel
yang jumlahnya sedikit ini sebenernya ga menguntungkan, karena bakal kekurangan
tenaga kalau kita lagi ada event.
Oke, langsung aja ya ceritanya ke
hari-H diklat.
Hari
pertama à
Jum’at, 16 Desember 2016.
Menurut rundown, harusnya berangkat tepat jam 3 sore. Tapi pada
kenyataannya kita molor 1,5 jam (beberapa pada telat dateng). Akhirnya kita
resmi berangkat jam 16.30. Peserta diklat dengan beberapa panitia naik jisang.
Kapasitasnya besar, muat hingga 50 orang. Sementara, sisanya sudah di Tuban,
dan beberapa anak naik satu mobil.
Seperti yang bisa ditebak, jalanan
kalau sore-sore itu pasti macet. Biasa, jam pulang kantor. Kita terjebak di
jalanan dalam kota Surabaya cukup lama. Dari kampus C ke perempatan
Kenjeran-Kapasan aja makan waktu 30 menit lebih, hehe. Tapi, setelah masuk tol,
jadi agak lancar. Meskipun perjalanan agak membosankan karena banyak yang tidur
dan ga ada yang diajak ngobrol. Sementara aku hanya bisa mendengarkan musik
untuk membunuh bosan, sesekali buka LINE atau Instagram buat chat sama Tita atau temenku dari Jogja,
Angga. Aku tipe orang yang jarang tidur kalo lagi perjalanan jauh, kecuali
kalau ngantuk berat. Lagian, aku duduk di tengah jisang, nggak ada pemandangan
bagus sama sekali untuk dilihat. Kalau mau tidur juga ga enak karena nggak ada
tempat untuk bersandar(?). Sisanya, pikiranku melayang-layang di luar sana. Thinking of someone else out there,
beserta memori-memori indah yang pernah terjadi, hehe. Setelah kepikiran
beberapa orang lelaki dengan kisah yang berbeda-beda, aku malah jadi kepikiran
dan mulai merancang outline draft novel,
bersumber dari pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi.
Sampai di Lamongan, keadaan menjadi
macet. Imbas dari penonton yang meluber ke jalan setelah pertandingan sepakbola
di stadion. Belum lagi, ada genk motor berisi cowok-cowok labil tengah
trek-trekan di jalan utama kabupaten Lamongan. Laju kendaraan jadi lambat. Selebihnya,
ga ada yang istimewa sih, kecuali kekagetan kami yang (masih) di Lamongan,
melihat dengan mata kepala sendiri kalau ada pengendara motor jatuh (kecelakaan
tunggal). Kayaknya sih karena lajunya kencang di atas aspal yang basah. Lama
banget ga ada yang nolongin, karena waktu itu kondisi jalanan lagi sepi karena
hujan.
Sepiiiii |
Kemudian, kita berhenti sebentar di
SPBU jam 20.17, break sebentar untuk
mereka yang ingin buang air. Dan ada kejadian bodoh yang terjadi padaku (diluar
ekspetasi), yang membuatku jadi bahan bully-an
sesama panitia. Huft. Siapa lagi yang ngebahas-bahas kalau bukan Fafa dan
Angger, wkwk. Dua orang ini selalu kompak dalam hal bullying. Jangan deket-deket sama mereka! Nanti kamu jadi korban
selanjutnya! (menghasut) (haha)
Di parkiran Alfamart |
Lalu, kita kembali berhenti di Alfamart tengah kota Tuban, jam
21.22. Hampir semua turun untuk sekedar membeli air, roti atau snack. Maklum, kelaparan di tengah jalan
selama berjam-jam, jadi langsung kalap buat beli makanan dan air, haha. Kita
melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit kemudian. Melintasi kota Tuban, masuk
ke pelosok-pelosok. Suasana semakin sepi dan gelap, walau masih banyak bis-bis
dan truk yang bersaing untuk cepat sampai tujuan. Akhirnya, jam 22.43 kami
sampai di lokasi diklat! Senengnya! ^_^
Ambil barang~ |
Update di Instagram Story~ |
Setelah kita turun, barang-barang
yang ‘dilarang’ dibawa calon anggota seperti handphone, rokok, korek, dll dititipkan di panitia. Tidak boleh ada
alat komunikasi sama sekali untuk 3 hari ini (sama seperti aku dulu). Tujuannya,
biar kegiatan diklat ini efektif dan kondusif. Biar tetep fokus dan memori
indah yang akan mereka ukir disini nggak terganggu dengan gadget. Nggak gupuh sama
hape atau notifikasi di sosmed masing-masing, haha. Beberapa barang yang
dianggap berharga, seperti powerbank,
dompet dan kawan-kawan juga dititipkan di panitia, agar aman. Barang-barang
kelompok juga dititipkan, beserta barang lain yang disuruh bawa oleh panitia.
Rumah tempat tinggal 3 hari |
Beberapa puluh menit kemudian, calon
anggota disuruh jalan ke villa buat
naruh barang dan istirahat. Dikasih waktu sebentar untuk bersih-bersih dan shalat, lalu dilanjut dengan makan malam
yang terlalu larut. Ada nasi, oseng kangkung dan ayam goreng, beserta sambal,
yang ditaruh di kertas minyak dan dimakan bersama-sama. Agar mereka saling
akrab sama temen seangkatan dan nggak jaim-jaiman lagi seperti di atas jisang,
hehe. Lumayan efektif buat mempererat hubungan dan mengakrabkan mereka. Porsi
nasinya mayan banyak, jadi mereka nggak kuat menghabiskan. Setelah itu,
dilanjut dengan materi singkat mengenai dasar-dasar fotografi. Walau materinya
sangat basic, tapi lumayan biar
mereka mengingat kembali dan bisa diaplikasikan buat hunting besok pagi. Mereka mendengarkan materi selama 30 menit
dengan wajah ½ serius dan ½ menahan kantuk, wkkw.
Jam 1.30, peserta diklat resmi
tidur. Sementara panitia beberapa sudah tidur, namun masih banyak yang
mengobrol dan bercanda. Dan sekarang, di saat aku mengetik ini (jam 02.32),
sudah banyak panitia yang bergelimpangan di tikar dan tidur. Have a nice dream, everyone!
Kisah
Dibalik Layar:
- · Bullying terhadapku masih berlanjut, tentunya siapa lagi yang cerita, kalau bukan Fafa dan Angger? wkwk. Akhirnya, pada nyebar ke semua panitia yang tidak sempat menyaksikan langsung kejadian itu. Damn. Tapi ga bisa mengelak karena barang bukti ada di depan mata :D
- · Disini banyak kumbang, belalang dan serangga lainnya. Dan pasti pada heboh kalau serangga-serangga itu terbang. Entah teriak-teriak atau pada lari-larian, lol.
- · Ternyata!!! Villa kita deket banget sama pantai sampai kedengaran suara ombaknya yang menghantam karang! Keren buwangettttt. Gak sabar deh buat menyaksikan ombak itu besok pagi! Aku otomatis menceletuk, “Hee.... So sweet ya.. Tapi kurang so sweet karena nggak ada doi,”. Fafa mulai menebak-nebak soal siapa cowok yang kusukai di APS, dan aku membiarkan mereka menebak-nebak sendiri tanpa ada konfirmasi resmi dariku, wkwk.
- · Diklat selalu jadi ajang curhat soal kisah cinta yang terpendam. Dan paling menyenangkan adalah saat-saat bercanda, karena semua bisa menyatu dengan lelucon yang sama. Walau pada akhirnya selalu ada yang di-bully sih, haha.
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)