Sudah cukup lama aku tak bersentuhan dengan kegiatan
seremonial macam upacara. Terakhir kali...SMA. Itu juga lupa kapan tepatnya,
mengingat SMA-ku sendiri jarang banget ngadain upacara. Remember, lapangan yang sempit dan harus join-an sama SD-SMP-SMK? Sungguh mengenaskan.
Jadi,
ketika teman kuliahku, anak Comms, woro-woro di grup Line tentang upacara, tanpa
pikir panjang aku memutuskan ikut. Selain karena tujuan seremonialnya sendiri
untuk memperingati hari jadi Indonesia yang ke-70 tahun, juga ingin merasakan
atmosfer yang berbeda. I’m a college
student now. Semester 3 pula. Aku harus tahu bagaimana rasanya upacara
pertama sebagai seorang mahasiswa (note:
aku pakai terminologi mahasiswa karena lebih general, kalau mahasiswi kesannya sexist banget ya). Upacaranya sendiri diadakan di depan gedung
Rektorat kampus C Universitas Airlangga (jln. Mulyorejo), 17 Agustus 2015 pukul
07.00.
Tapi,
karena aku sendiri tipe yang berantakan, ditambah lagi kecapekan sehari
sebelumnya main drama di acara 17-an kampung sampe malam, maka paginya berubah
menjadi bencana. Mulai dari insiden sepatu sampai kunci motor. Akhirnya
berangkat juga pukul 06:20-an. Sampai disana 06:35-an. Leganya ketika melihat
upacara belum dimulai.
Sesampainya
di barisan FISIP, terlihat ada Zaka, Mahmudi, Isya dan Izul. Sampai upacara
dimulai, cuma ketambahan Imoy aja. Dan Digna dibarisan belakang. Padahal yang respon mau ikut upacara kemarin banyak
bener. Okelah. Datang-datang langsung absen ke Bapak-bapak orang fakultas dan
masuk barisan. Upacara dimulai jam 7 tepat.
Ada
yang menarik pas upacara. Rata-rata yang jadi petugas anak Menwa (Resimen
Mahasiswa) cuy! Jadi ingat setahun yang lalu mau daftar Menwa tapi gak pernah
dipanggil. Haha. Rupanya mereka lebih tahu bagaimana kondisi fisikku, yang gak
bakal kuat kena gempuran latihan-latihan mereka yang maha-dahsyat hehe. Padahal
aslinya pengen banget join karena di
Menwa diajari pegang senjata! Wiiiih.
Komandan
barisanku anak FIB anggota Menwa yang punya bodi bagus, namanya Dayan Fernando #Eh #Skip. Setelahnya, yah seperti
upacara pada umumnya lah. Tapi, yang berbeda cuma di awal-awal ada pengenalan
petugas upacara dan dari fakultas mana mereka berasal (berlangsung selama 10
menit) dan ada penganugerahan lencana untuk dosen PNS yang mengabdi selama
jangka 10-20-30 tahun. Panjang banget daftarnya yang nerima penghargaan. Ada
dosen Sosio-ku dulu dan dosen di Dept Kom juga. Yang mengagumkan lainnya adalah
pasukan paskibra-nya. Formasinya bagus.
Ada
yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam upacara, aku menangis. Yap. Mungkin
karena campuran rasa haru, bangga dan suasana, terlebih saat itu padus-nya lagi
membawakan lagu Mengheningkan Cipta. Merinding sumpah. Padahal, upacara-upacara
sebelumnya juga sama-sama disuruh “mengingat
jasa para pahlawan” tapi baru kali ini bener-bener kerasa banget perjuangan
mereka. Aku tak akan berdiri disini, hari ini, dengan damai, tanpa mereka.
Mereka yang terlupa. Mereka yang bagi banyak orang, hanya sekedar dipuja dan
diingat selama beberapa menit, lalu hilanglah sudah.
Upacara akhirnya selesai juga. Anak-anak Comms 14
selfie-selfie dulu sebelum menuju ke area makan. Ku piker dikasih nasi kotak,
ternyata prasmanan euy! 4 stan pula: Bakso, Cwie Mie, Soto Madura dan Lontong
Balap. Plus satu meja berisi es manado. Something
that I would never expect.
“Kamu belum tahu pas ulang tahunnya Unair.” Imoy berkata.
“Makanannya lebih beragam.”
Setelah puas makan-makan, beberapa diantara kami balik ke
rumah dan sisanya ke kampus, ngerjain teaser video BSK dan persiapan menyambut
maba Comms 15. Yeheee!
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)