Rabu, 26 Agustus 2015

Diet Tomat (lagi)

Susahnya jadi orang overweight, eh...obesitas. Hampir seluruh dunia berkomplot untuk menjadikan orang dengan berat badan berlebih sebagai kaum marjinal. Tersisih. Berlebihan banget, tapi memang itu faktanya. Tak semua orang mau menerima orang gemuk, bahkan keluarga sekalipun menekan untuk menurunkan berat badan (meski gak semua). Dari lingkungan..apa lagi. Mulut-mulut busuk nan kejam siap menyiksamu. Belum lagi, bayang-bayang penyakit menari-nari dipelupuk mata.
            I’m fat and I admit that it was hard to survive. Masa kecilku sering diejek. Tapi, karena aku bukan tipe orang yang pasif, kubalas ejekan itu dengan berbagai cara. Prestasi..iya, acuh tak acuh..sering, bahkan waktu SD dan SMP aku gak segan-segan buat menghajar (dalam arti sebenarnya) orang-orang yang bermulut soak itu. Sebagian besar laki-laki. Dan setelahnya, mereka tak berani macam-macam denganku.

Dear siapapun....kamu percaya itu aku?

            Berat badanku terus melonjak dari usia tiga tahun. Dibawahnya, aku kurus sekali seperti orang yang tak pernah kalian kenal. Mitosnya, mamaku memberiku vitamin ikan (taulah apa, no spoiler merek) karena gak tahan liat saking kurusnya aku. Well..It works. Dan saking berhasilnya...itu berlanjut hingga tahun-tahun setelahnya. Aku menggemuk!
            Ketika aku SMA hingga sekarang, banyak cara kulakukan agar berat badanku turun. Aku sudah mencoba banyak sekali cara. Mulai dari :
1.      minum obat-obatan diet yang bikin puyeng (gak sehat, berhenti)
2.      nasi diganti dengan daun selada (daun selada gak selalu ada di pasar..ganti)
3.      buah naga (it works!! turun banyak dulu, tapi harganya mahal MasyaAllah-_-)
4.      minum teh hitam (susah BAB, tidak direkomendasikan. turun juga enggak)
5.      mengurangi porsi makan ke satu piring kecil (berhasil, tapi menyiksa)
6.      nasi dijadikan tiga sendok saja, lauk dibanyakin (gak ngaruh)
7.      makan protein aja which is dari lauk (dimarahin emak wkwk)
8.      vegetarian (mana tahannnn)
9.      gak makan malam (anjir susah bener. mana disini warung-warung enak bukanya hanya waktu malam saja.....ini pasti konspirasi)
10.  lari (i know it works, tapi susah sekali bangun pagi-_-)
11.  sit up (yang ada malah kram otot perut)
12.  menghitung kalori masuk-keluar (gak ada waktu)
13.  diet tomat (pernah berhasil tapi gak tahan)
Khusus yang terakhir, aku mau mengulang kembali “masa-masa jaya” itu. Aku membaca dari internet khasiat buah tomat dan mulai membeli di pasar dekat rumah. Harganya fluktuatif, sekitar 5000-9000/kg. Waktu itu September 2014, aku ingat betul ospek jurusan akan segera dimulai. BSK 2014.
Jadi, aku memulai makan tomat. Kesan pertama? Yaiksss! Apa sih ini, berlendir-lendir dengan rasa yang lucu? (can you describe gimana rasa lucu itu?). Eneg, tapi kutahan-tahan untuk memakannya. Sesudah itu, berkat tips dari beberapa orang...isinya yang berlendir dan berbiji itu kubuang. Aku hanya memakan kulit buah dan daging buahnya yang cukup tipis.
Lalu, kelamaan, aku mulai mengganti makanku dengan tomat. Ke kampus bawa tomat yang udah diiris. Dipalakin temen yang doyan juga (colek Angel). Trus diperhatiin senior cewek, “Dek, kamu beneran makan tomat?” (dengan wajah yang mengernyit)
Dalam jangka waktu beberapa minggu, berat badan turun beberapa kilo. Lumayan. Namun, karena jenuh dengan rasanya, ku stop. Manusia memang tidak pernah puas. Baru turun beberapa kilo aja udah di stop. (hanya aku saja, mungkin)
Sesudah itu.. berat badan kembali melonjak. Dan setelah beli timbangan, malah melonjak lagi. Wkwk. Merasa terintimidasi dengan timbangan yang memanggil-manggil dengan raut mengejek di bawah kolong kasur.

Tapi, akhirnya aku kembali lagi ke cara lama itu. Okelah tomat, mari kita berteman. It should be sound easy. Dan aku mulai membeli tomat lagi di seorang bandar sayur didekat rumah, Senin, (24/8/15). Tomat sayur, bukan buah, dengan harga 4000/kg.

Intinya harus disiplin dan tak mudah tergoda. Berdoa saja, semoga timbangan tak lagi mengejekku.

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template