Rabu, 19 Agustus 2015

Upacara Pertama sebagai Mahasiswa



Sudah cukup lama aku tak bersentuhan dengan kegiatan seremonial macam upacara. Terakhir kali...SMA. Itu juga lupa kapan tepatnya, mengingat SMA-ku sendiri jarang banget ngadain upacara. Remember, lapangan yang sempit dan harus join-an sama SD-SMP-SMK? Sungguh mengenaskan.
            Jadi, ketika teman kuliahku, anak Comms, woro-woro di grup Line tentang upacara, tanpa pikir panjang aku memutuskan ikut. Selain karena tujuan seremonialnya sendiri untuk memperingati hari jadi Indonesia yang ke-70 tahun, juga ingin merasakan atmosfer yang berbeda. I’m a college student now. Semester 3 pula. Aku harus tahu bagaimana rasanya upacara pertama sebagai seorang mahasiswa (note: aku pakai terminologi mahasiswa karena lebih general, kalau mahasiswi kesannya sexist banget ya). Upacaranya sendiri diadakan di depan gedung Rektorat kampus C Universitas Airlangga (jln. Mulyorejo), 17 Agustus 2015 pukul 07.00. 

            Tapi, karena aku sendiri tipe yang berantakan, ditambah lagi kecapekan sehari sebelumnya main drama di acara 17-an kampung sampe malam, maka paginya berubah menjadi bencana. Mulai dari insiden sepatu sampai kunci motor. Akhirnya berangkat juga pukul 06:20-an. Sampai disana 06:35-an. Leganya ketika melihat upacara belum dimulai.
            Sesampainya di barisan FISIP, terlihat ada Zaka, Mahmudi, Isya dan Izul. Sampai upacara dimulai, cuma ketambahan Imoy aja. Dan Digna dibarisan belakang. Padahal yang respon mau ikut upacara kemarin banyak bener. Okelah. Datang-datang langsung absen ke Bapak-bapak orang fakultas dan masuk barisan. Upacara dimulai jam 7 tepat.
            Ada yang menarik pas upacara. Rata-rata yang jadi petugas anak Menwa (Resimen Mahasiswa) cuy! Jadi ingat setahun yang lalu mau daftar Menwa tapi gak pernah dipanggil. Haha. Rupanya mereka lebih tahu bagaimana kondisi fisikku, yang gak bakal kuat kena gempuran latihan-latihan mereka yang maha-dahsyat hehe. Padahal aslinya pengen banget join karena di Menwa diajari pegang senjata! Wiiiih.
            Komandan barisanku anak FIB anggota Menwa yang punya bodi bagus, namanya Dayan Fernando #Eh #Skip. Setelahnya, yah seperti upacara pada umumnya lah. Tapi, yang berbeda cuma di awal-awal ada pengenalan petugas upacara dan dari fakultas mana mereka berasal (berlangsung selama 10 menit) dan ada penganugerahan lencana untuk dosen PNS yang mengabdi selama jangka 10-20-30 tahun. Panjang banget daftarnya yang nerima penghargaan. Ada dosen Sosio-ku dulu dan dosen di Dept Kom juga. Yang mengagumkan lainnya adalah pasukan paskibra-nya. Formasinya bagus.
            Ada yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam upacara, aku menangis. Yap. Mungkin karena campuran rasa haru, bangga dan suasana, terlebih saat itu padus-nya lagi membawakan lagu Mengheningkan Cipta. Merinding sumpah. Padahal, upacara-upacara sebelumnya juga sama-sama disuruh “mengingat jasa para pahlawan” tapi baru kali ini bener-bener kerasa banget perjuangan mereka. Aku tak akan berdiri disini, hari ini, dengan damai, tanpa mereka. Mereka yang terlupa. Mereka yang bagi banyak orang, hanya sekedar dipuja dan diingat selama beberapa menit, lalu hilanglah sudah.
            Upacara akhirnya selesai juga. Anak-anak Comms 14 selfie-selfie dulu sebelum menuju ke area makan. Ku piker dikasih nasi kotak, ternyata prasmanan euy! 4 stan pula: Bakso, Cwie Mie, Soto Madura dan Lontong Balap. Plus satu meja berisi es manado. Something that I would never expect.

            “Kamu belum tahu pas ulang tahunnya Unair.” Imoy berkata. “Makanannya lebih beragam.”
            Setelah puas makan-makan, beberapa diantara kami balik ke rumah dan sisanya ke kampus, ngerjain teaser video BSK dan persiapan menyambut maba Comms 15. Yeheee!

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template