Siapa sangka ajakan teman untuk
mengikuti suatu acara dapat berujung pada hal yang tak terduga? Dan siapa pula
yang bisa menduga, apakah hal tersebut berbuah indah, berkesan biasa atau malah
malapetaka?
Well, biarkan aku memulai dari hari Rabu
siang (30/3) lalu. Pagi hari, di perpustakaan kampus, ada kerja kelompok berupa
diskusi dan simulasi untuk presentasi mata kuliah Komunikasi Bisnis. Usai kerja kelompok, Bela, teman kelompokku, mengajakku turut serta ke
acara yang akan dihadirinya Sabtu nanti (2/4). Dia hanya menjelaskan jika acara
itu berkaitan dengan workshop
penulisan dari majalah GoGirl. Dan tanpa pikir panjang (karena hari Sabtu juga
lagi free), aku mengiyakan tawarannya.
Lagipula, menulis kan duniaku, dan bisa jadi ini kesempatan bagus buatku untuk
meng-upgrade ilmu.
Jam
2 siang, orang dari GoGirl meneleponku untuk konfirmasi keikutsertaanku dalam
acara mereka. Aku di-briefing soal
lokasi, jam, dan detail acara, serta memintaku untuk membawa kemasan
kosong/bekas pakai merk Clean and Clear. Rupanya, acara ini merupakan kerjasama
antara Go Girl Magazine dengan Clean and Clear. Ia juga bilang bahwa info lebih
lanjut ada di email yang telah ia
kirim, dan juga bisa bertanya lagi jika ada hal yang dirasa membingungkan. Okedeh.
Hari
Sabtu pun tiba. Aku datang cukup terlambat, pukul 12:10 WIB, 40 menit dari
waktu yang telah ditentukan. Nyasar euy!
Lokasinya ada di 1903 Society Complex
(kayaknya sih restoran/cafe), yang
ada di jalan Sumatera, Surabaya. Tempat yang belum pernah ku injak sebelumnya,
hehe. Aku bergegas ke meja registrasi, menuliskan biodata diri, lalu mendapat
paket berupa nama peserta, satu booklet
dan kupon goodie bag, lalu beranjak
ke dalam ruangan.
Oh ya, nama dari acara ini adalah Cerita Kita Batch 3. Ada tiga lokasi yang didatangi, pertama Bandung, Surabaya lalu berakhir di Jakarta. Acara Cerita Kita ini sudah terselenggara 2 kali sebelumnya, dan ini ketiga kalinya diadakan. Acara ini merupakan kolaborasi antara Go Girl Magazine dan Clean and Clear.
Kesan pertamaku? FUN banget. Dekorasinya mewakili semua aspek “youth” and “free” gitu. Ada banyak balon-balon, pita berwarna-warni, bunga-bunga dan aksesoris. Ruang tengah sudah dipenuhi oleh cewek-cewek remaja, yang (kayaknya) kebanyakan masih SMA. Mereka membawa piring dan gelas, duduk di kursi masing-masing dan mulai melahap hidangan sembari mengobrol dengan teman mereka. Bau makanan semerbak menusuk hidungku. “Silahkan ke samping dulu, belum dimulai, masih ada lunch session.” kata Mbak yang ada di meja registrasi.
Eh ada Emma :D
Ikan dori! Looks good!
Bela, Dian dan temannya :)
Mataku
mencari-cari dimana keberadaan kedua temanku, Bela dan Dian. Tak ada dalam
pandangan. Ketika aku tengah sibuk memotret suasana dari kursi tempatku duduk,
sebuah tepukan mendarat di bahuku. Dian, rupanya. Ia menaruh tasnya, lalu kami
berdua sama-sama beranjak menuju tempat hidangan disediakan. Sempat nyesel,
kenapa tadi makan dari rumah, ya? Masih ngerasa kenyang dan itu membuatku tak
sempat mencicipi hidangan yang beraneka ragam. Aku hanya mengambil mangkuk
kecil, lalu mengisinya dengan beberapa potong kecil ikan dori yang dimasak
seperti sup/kaldu. Unik juga rasanya, dagingnya berwarna putih dan teksturnya sangat
empuk, hanya saja bumbu masakannya tidak terasa familiar di lidahku.
Tepat
jam satu siang, acara dimulai. Dibuka oleh MC yang lucu dan energik (kalau gak
salah, namanya Cinta Pohan?), lalu diterangkan akan seperti apa acara ini
nanti. Ada sambutan dari CEO GoGirl sama pihak Clean and Clear, lalu langsung
disambung dengan intro pra-workshop.
Jadi disini, kita yang sudah memilih mau ikut workshop apa (ada Writing, Beauty, Fashion dan Instagram, btw aku milih workshop Writing) bisa dapat sedikit pengantar dari semua workshop yang ada. Karena sifatnya cuma
pengantar, maka yang dibahas hanya di permukaan saja, beda dengan workshop/coaching clinic yang kita benar-benar pilih, bakal diterangkan
secara mendalam. Dan, di sesi yang dipandu oleh Mbak MC ini, dia
menginformasikan bahwa kita harus mem-follow
beberapa akun penting (seperti akun GoGirlMagz dan CleanAndClear di Instagram),
lalu kita juga boleh banget upload selfie/groufie/suasana acara di Instagram,
dengan hashtag #SeeTheRealMe (karena
nantinya bakal ada foto terbaik yang dipilih dari peng-upload hashtag ini)
Kak Nina
Pengantar
workshop pertama adalah writing. Dibawakan oleh CEO GoGirl
Magazine, Nina Moran. Aku cukup panik, karena upload dan follow
Instagram penyelenggara acara adalah hal yang wajib disini, sementara aku tak
punya pulsa dan kuota internet sama sekali. Maka, aku titipkan tasku ke Dian,
lalu langsung ngacir keluar pake motor, buat nyari pulsa. Ketemu, beli di salah
satu toko bunga di jalan Kayoon. Untunglah, meski 10 menit waktuku terbuang,
cuma dapat sepenggal materi pengantar workshop
writing....
Kak Agnes
Selanjutnya
ada materi pengantar dari fashion, beauty (oleh Agnes Oryza) dan Instagram
(oleh Nella Estantina). Fashion hanya
memberikan tips-tips kecil dalam memadu-padankan pakaian dan jenis-jenis/style pakaian (seperti casual, feminin atau edgy). Beauty, ada sedikit demo make
up dari Kak Agnes soal memakaikan make
up ke wajah salah seorang peserta. Dan Instagram, materinya membuatku
merasa menemukan sesuatu yang baru, walaupun cuma disajikan sedikit-sedikit,
seperti pada jam-jam seperti apa harus upload
foto, apakah foto di galeri Instagram kita harus punya tema spesifik atau tidak
(punya Kak Nella ciri khas fotonya adalah minimalis gitu, clean, high class dan modern,
asik dilihatnya), apa tipe dan karakter editing
foto kita (apakah gelap, terang, berwarna maupun black white), bagaimana gaining
followers kita (dengan banyak cara, seperti menampilkan foto-foto yang
berkarakter khusus), hingga bagaimana portofolio foto kita di galeri Instagram
dapat membuat kita di-endorse oleh
produk-produk. Menarik juga, bisa membuat kita dapat duit hanya dari update-an foto kita (tapi harus yang
konsisten ya).
Jam
tiga sore, semua pengantar workshop
itu selesai. Langsung lanjut ke sesi berikutnya: workshop yang mendalam dan spesifik materinya. Aku sedikit tergoda
buat ikutan yang Instagram, tapi aku meneguhkan hatiku buat tetap di writing. Kelas writing diasuh oleh Kak Nina Moran (lagi) dan kita dijelasin
dikit-dikit soal penulisan artikel. Lalu, ada challenge buat kita, yaitu menuliskan ulang (re-write) dengan gaya bahasa kita sendiri. Materinya ada di booklet yang dikasih pada awal
registrasi tadi. Judulnya: THE GREAT EXPECTATION. Tentang betapa besar
ekspetasi masyarakat/lingkungan sosial pada perempuan, yang kadang-kadang tidak
masuk akal, berlebihan dan mendiskriminasi.
Isi
booklet-nya berupa artikel, yang
memaparkan beberapa aspek eskpetasi masyarakat/lingkungan sosial pada
perempuan, mulai dari hal yang ringan: ekspetasi untuk menjadi cantik, dari
memakai high heels dan make up. Dimana keduanya sendiri adalah
bentuk pengorbanan/struggling kaum
cewek buat tampil “lebih cantik” (menurut standar sosial/konstruksi sosial
masyarakat mainstream). Kedua hal itu
terlihat ringan dan tak menampakkan pengorbanan, namun sebenarnya ada
ketidakadilan dan makna mendalam didalamnya. Perempuan dituntut untuk
mengutamakan “the looks” atau
penampilan fisik terlebih dahulu, dibanding dengan what’s in the inside. Akibatnya banyak, perempuan jadi sering
diremehkan/didiskriminasi apabila tidak
punya atau tidak memenuhi standar
dan kriteria dari penampilan fisik yang “cantik” (sekali lagi, cantik menurut
standar konstruksi sosial dan media). Dan ini terjadi pada banyak sekali
perempuan di muka bumi ini. Padahal, aku sangat percaya bahwa semua perempuan itu cantik dan memukau,
dengan caranya masing-masing. Tiap-tiap wajah itu unik dan tidak identik. Tidak
ada istilah cantik yang tunggal, karena kecantikan itu sendiri melebur dalam
banyak sekali aspek dari diri kita.
Lalu,
ada pula yang lebih berat, seperti diskriminasi pada perempuan dalam aspek
sosial, seperti “dilarangnya” kita untuk berbicara banyak/mengeluarkan opini
dan pendapat kita. Well, tidak mutlak
dilarang sih, namun seperti ada tembok tak kasat mata dari lingkungan sekitar
yang me-warning kita untuk, “hey don’t talk too much, sassy girl. just be
calm like the other good girl.” Seperti ada batasan dimana kita harus
mengurangi bicara atau mengeluarkan pendapat. Seperti kita cuma objek yang bisa
diam bak patung, penurut dan tak banyak protes, yang hanya bisa menuruti
kemauan laki-laki.
HELLO,
perempuan bukan budak.
Dan ada pula dari segi lain,
seperti perempuan diharapkan untuk sering bantu-bantu, apalagi bantu-bantu
PEKERJAAN RUMAH TANGGA. Seolah perempuan dan pekerjaan rumah tangga adalah satu
paket yang tak terpisahkan. Apa tanggapan masyarakat soal dapur? Perempuan.
Soal cuci baju? Perempuan. Soal beres-beres rumah? Perempuan. Soal mengasuh
anak? Perempuan. LAH.
Dibilangnya KODRAT atau sudah
takdirnya. Padahal, apa yang dipahami secara hakiki dari terminologi kodrat
adalah “sesuatu yang tidak bisa diubah, dari aspek biological/fisik.” Kalau dibilang kodrat perempuan untuk menstuasi,
hamil dan melahirkan, aku setuju, karena itu tidak bisa digantikan oleh gender
lain (re: laki-laki). Tapi, pekerjaan rumah tangga, dibilang KODRAT? Oke,
sejujurnya itu cuma sekedar role/peran,
dimana peran itu bisa digantikan oleh
siapa saja tanpa memandang gender yang spesifik. Siapapun bisa masak, cuci
piring atau mengasuh anak, tanpa melihat dia punya vagina atau penis. SIAPAPUN.
Apa yang masyarakat (yang menganut paham patriarki) percaya soal kodrat, adalah
menempatkan perempuan pada ranah domestik/rumah tangga, dan membatasi perannya
di ranah publik. Pembatasan itu pula yang akan melahap habis hak kita, dan
membuat kita didiskriminasi secara nyata.
Sekali lagi, perempuan bukan objek yang hanya bisa
ditempatkan/dipasung dalam rumah tanpa boleh menggapai mimpi-mimpi mereka. We can choose to be anything we want, to be
bold, strong and chase our dreams in life.
Berangkat dari situlah, aku
memulai tulisanku. Judulnya: FREEDOM TO
BE ANYTHING. Aku sama sekali tidak memikirkan untuk menang atau tidak, karena
saat aku menulis, aku dilanda kemarahan yang luar biasa akan kondisi masyarakat
yang (hingga sekarang) masih membatasi peran perempuan di beberapa sektor. Seolah
kita diciptakan untuk KEMBALI ke pekerjaan rumah tangga. Lak yo males se, batinku. Kamu kira kita PEMBANTU? Kita punya
posisi yang setara untuk menggapai apapun dalam hidup kita. TANPA DIBATASI OLEH
SIAPAPUN ATAU APAPUN.
Nah, output dari tulisan yang kubuat saat tempramenku sedang
meledak-ledak adalah tulisan yang cukup emosional. Penuh dengan rasa “tak
terima” diperlakukan dibawah kedudukan laki-laki dalam banyak sektor. Penuh
dengan jeritan dan teriakan akan keadilan. Dan, sudah, cukup. Gak peduli.
Akhirnya ku kumpulkan, lalu menuju ke ruang makan untuk mengambil sate, cocktail buah dan puding cokelat. Btw agak gimana gitu melihat peserta
yang gak kebagian makanan, gak di-refill
pula ama petugas catering-nya :( Kasihan,
wajah-wajah kelaparan.
Asli ini enak!
Jam 16:30, acara dimulai
lagi. Ada promosi dan bagi-bagi tips kecantikan kulit dan wajah dari Clean and
Clear. Peserta-peserta antusias bertanya soal masalah kulit dan wajah, selain
penasaran, juga karena disediakan hadiah bagi yang bertanya, hehe. Makanya
bersemangat gitu.
Jam 17:00, mulai diumumkan
pemenangnya. Wuih, deg-degan dong. Tapi, setenang apapun gerak-gerikku,
sebenarnya aku sedang gusar. Menang, gak ya? Pertama, yang diumumkan adalah 5
pemenang dari photo challenge dengan hashtag #SeeTheRealMe. Congratz, Bela!
Fotonya masuk jadi salah satu juara, dan dia beserta 4 anak lain berhak
mendapatkan voucher senilai Rp.
500.000.
Dilanjut dengan pemenang
dari genre Fashion, Beauty dan
Instagram. Oh ya, btw Mbak Grace dari
Komunikasi UA 2013 juga menang lho, entah di genre fashion atau beauty? Ada 3 pemenang dari
masing-masing genre, dan totalnya ada 12 pemenang. Ternyata janjinya benar:
dapat hadiah mini iPad cuy! Wajah-wajah
pemenang dari genre-genre itu langsung
sumringah. Siapa yang gak sumringah dapat mini iPad? Dapet tablet Evercross pun ku rasa sudah berlebihan, apalagi mini iPad,
hehe. Gak tanggung-tanggung ya kalau bikin event
:)
Nah, nah. Kini saatnya
pemenang dari genre Writing disebut.
Aku sudah teramat pasrah, dan bilang ke Dian: “Gak berharap deh, tulisanku berantakan dan emosional banget tadi.
Lagian, aku juga udah lama gak baca-baca majalah, dan tulisanku lebih ke arah
opini dibandingkan dengan artikel majalah remaja cewek.” Dian pun sama, dia
bilang kalau tulisannya mirip jurnal ilmiah, dan dia mengutip teori pula,
katanya.
Dua pemenang pertama dari genre Writing adalah Claudia dan Emma.
Tinggal satu orang pemenang, siapakah itu? Deg, deg, deg. Semua peserta
(terutama dari kelas Writing) memasang tampang tegang, dengan posisi duduk yang
kaku dan mata yang nanar. Mbak MC-nya langsung mengumumkan: “Daaaan... Pemenang terakhir adalah... Nena
Zakiah, dengan judul tulisan, FREEDOM TO BE ANYTHING.”
W...WHATTT??
(kiri-kanan) : Claudia, Emma, Aku, Kak Nina Moran
Respon pertamaku adalah
menutup mulutku dengan sebelah tangan, lalu memandang ke arah Dian dengan tampang
gak percaya. Serius? Aku? Tulisan yang berantakan itu? Tapi, karena ditunggu
oleh ribuan pasang mata, akhirnya aku maju juga, berdiri di sebelah Emma. Aku
meminta Dian memotretku dengan kamera hape-ku,
lalu bergegas kembali berdiri di sebelah Emma. Lalu, Kak Nina Moran memberikan papan
penghargaan (?) dan satu box Mini iPad padaku, juga pada Emma dan Kak Claudia. Setelahnya,
kami dipotret, lalu semua pemenang dikumpulkan untuk berfoto bersama.
Acara selesai setelah itu,
Dian dan Bela bergegas pulang, sementara aku ditahan di ruangan untuk mengisi
data diri, lalu masing-masing dari kami direkam dalam video untuk dimintai
semacam pendapat atas event ini. Dekorasi
di restoran/cafe ini mulai dicopot,
lalu seusai testimoni video, langsung balik ke rumah.
Sungguh event yang luar biasa.
Dan mengejutkan.
Well,
I’m so grateful to be part of “Cerita Kita Batch 3” by Go Girl Magazine and
Clean & Clear. Really awesome event held for teenage girls (eventough not
all of the participant are teenager actually). Really inspiring.
Hai aku jg ikutan workshop yg dijakarta nanti, mau tanya dong produk clean and clearnya wajib dibawa ya? Trus untuk apa ya kira2? Makasih sebelumnya soalnya aku ngga pake clean and clear sih
BalasHapusHei :)
HapusAku juga ga pake clean and clear, dan waktu itu aku beli baru. Ternyata gak diminta kok kalau kondisi produk masih baru. Kalau udh bekas pakai/udah kosong, baru diminta lalu ditukar ama clean and clear yg baru :)
AH kangen banget sama workshop ini! aku juga ikut yang di jakarta tapi gak menang hehe
BalasHapusHai haiii. Iya kangen ya rasanya? Seru banget acaranya, so youth and fun hehe.
HapusKalau mau daftar lagi gak papa kok. Apalagi belom pernah menang. Infonya ada Instagram-nya Gogirl! yaaa ^^
Wah, seru banget pengalaman ikut casting cerita-kitanya, kak! Aku tertarik untuk ikut casting call batch 4 nya nih, kakak waktu itu ga ikut registrasi lewat websitenya ya?
BalasHapusWah seru ya, kak! Aku jadi tertarik ikut casting call batch 4nya di Jakarta, btw kakak ngga daftar registrasi lewat websitenya yah? Thank U!
BalasHapusHalo Elisha!
BalasHapusIya, seru banget! Kamu bisa punya banyak pengalaman baru, seperti aku misal yang setelah Cerita Kita Batch 3 punya kesempatan jadi content writer di website Cerita Kita dan Gogirl!
Iya dulu aku didaftarin temenku lewat website, trus sama pihak Cerita Kita dikonfirmasi lagi lewat telepon.
Segera daftar dan ikutan ya!
Nggak bakal nyesel kok! ^^