Senin, 04 April 2016

Cerita Kita Batch 3 (Surabaya) - Out of Expectation



Siapa sangka ajakan teman untuk mengikuti suatu acara dapat berujung pada hal yang tak terduga? Dan siapa pula yang bisa menduga, apakah hal tersebut berbuah indah, berkesan biasa atau malah malapetaka? 
            Well, biarkan aku memulai dari hari Rabu siang (30/3) lalu. Pagi hari, di perpustakaan kampus, ada kerja kelompok berupa diskusi dan simulasi untuk presentasi mata kuliah Komunikasi Bisnis. Usai kerja kelompok, Bela, teman kelompokku, mengajakku turut serta ke acara yang akan dihadirinya Sabtu nanti (2/4). Dia hanya menjelaskan jika acara itu berkaitan dengan workshop penulisan dari majalah GoGirl. Dan tanpa pikir panjang (karena hari Sabtu juga lagi free), aku mengiyakan tawarannya. Lagipula, menulis kan duniaku, dan bisa jadi ini kesempatan bagus buatku untuk meng-upgrade ilmu.

            Jam 2 siang, orang dari GoGirl meneleponku untuk konfirmasi keikutsertaanku dalam acara mereka. Aku di-briefing soal lokasi, jam, dan detail acara, serta memintaku untuk membawa kemasan kosong/bekas pakai merk Clean and Clear. Rupanya, acara ini merupakan kerjasama antara Go Girl Magazine dengan Clean and Clear. Ia juga bilang bahwa info lebih lanjut ada di email yang telah ia kirim, dan juga bisa bertanya lagi jika ada hal yang dirasa membingungkan. Okedeh.
            Hari Sabtu pun tiba. Aku datang cukup terlambat, pukul 12:10 WIB, 40 menit dari waktu yang telah ditentukan. Nyasar euy!  Lokasinya ada di 1903 Society Complex (kayaknya sih restoran/cafe), yang ada di jalan Sumatera, Surabaya. Tempat yang belum pernah ku injak sebelumnya, hehe. Aku bergegas ke meja registrasi, menuliskan biodata diri, lalu mendapat paket berupa nama peserta, satu booklet dan kupon goodie bag, lalu beranjak ke dalam ruangan.


  Oh ya, nama dari acara ini adalah Cerita Kita Batch 3. Ada tiga lokasi yang didatangi, pertama Bandung, Surabaya lalu berakhir di Jakarta. Acara Cerita Kita ini sudah terselenggara 2 kali sebelumnya, dan ini ketiga kalinya diadakan. Acara ini merupakan kolaborasi antara Go Girl Magazine dan Clean and Clear.


 Kesan pertamaku? FUN banget. Dekorasinya mewakili semua aspek “youth” and “free” gitu. Ada banyak balon-balon, pita berwarna-warni, bunga-bunga dan aksesoris. Ruang tengah sudah dipenuhi oleh cewek-cewek remaja, yang (kayaknya) kebanyakan masih SMA. Mereka membawa piring dan gelas, duduk di kursi masing-masing dan mulai melahap hidangan sembari mengobrol dengan teman mereka. Bau makanan semerbak menusuk hidungku. “Silahkan ke samping dulu, belum dimulai, masih ada lunch session.” kata Mbak yang ada di meja registrasi. 
Eh ada Emma :D
Ikan dori! Looks good!
Bela, Dian dan temannya :)
            Mataku mencari-cari dimana keberadaan kedua temanku, Bela dan Dian. Tak ada dalam pandangan. Ketika aku tengah sibuk memotret suasana dari kursi tempatku duduk, sebuah tepukan mendarat di bahuku. Dian, rupanya. Ia menaruh tasnya, lalu kami berdua sama-sama beranjak menuju tempat hidangan disediakan. Sempat nyesel, kenapa tadi makan dari rumah, ya? Masih ngerasa kenyang dan itu membuatku tak sempat mencicipi hidangan yang beraneka ragam. Aku hanya mengambil mangkuk kecil, lalu mengisinya dengan beberapa potong kecil ikan dori yang dimasak seperti sup/kaldu. Unik juga rasanya, dagingnya berwarna putih dan teksturnya sangat empuk, hanya saja bumbu masakannya tidak terasa familiar di lidahku.
            Tepat jam satu siang, acara dimulai. Dibuka oleh MC yang lucu dan energik (kalau gak salah, namanya Cinta Pohan?), lalu diterangkan akan seperti apa acara ini nanti. Ada sambutan dari CEO GoGirl sama pihak Clean and Clear, lalu langsung disambung dengan intro pra-workshop. Jadi disini, kita yang sudah memilih mau ikut workshop apa (ada Writing, Beauty, Fashion dan Instagram, btw aku milih workshop Writing) bisa dapat sedikit pengantar dari semua workshop yang ada. Karena sifatnya cuma pengantar, maka yang dibahas hanya di permukaan saja, beda dengan workshop/coaching clinic yang kita benar-benar pilih, bakal diterangkan secara mendalam. Dan, di sesi yang dipandu oleh Mbak MC ini, dia menginformasikan bahwa kita harus mem-follow beberapa akun penting (seperti akun GoGirlMagz dan CleanAndClear di Instagram), lalu kita juga boleh banget upload selfie/groufie/suasana acara di Instagram, dengan hashtag #SeeTheRealMe (karena nantinya bakal ada foto terbaik yang dipilih dari peng-upload hashtag ini)



 Kak Nina
 Pengantar workshop pertama adalah writing. Dibawakan oleh CEO GoGirl Magazine, Nina Moran. Aku cukup panik, karena upload dan follow Instagram penyelenggara acara adalah hal yang wajib disini, sementara aku tak punya pulsa dan kuota internet sama sekali. Maka, aku titipkan tasku ke Dian, lalu langsung ngacir keluar pake motor, buat nyari pulsa. Ketemu, beli di salah satu toko bunga di jalan Kayoon. Untunglah, meski 10 menit waktuku terbuang, cuma dapat sepenggal materi pengantar workshop writing....
 Kak Agnes
            Selanjutnya ada materi pengantar dari fashion, beauty (oleh Agnes Oryza) dan Instagram (oleh Nella Estantina). Fashion hanya memberikan tips-tips kecil dalam memadu-padankan pakaian dan jenis-jenis/style pakaian (seperti casual, feminin atau edgy). Beauty, ada sedikit demo make up dari Kak Agnes soal memakaikan make up ke wajah salah seorang peserta. Dan Instagram, materinya membuatku merasa menemukan sesuatu yang baru, walaupun cuma disajikan sedikit-sedikit, seperti pada jam-jam seperti apa harus upload foto, apakah foto di galeri Instagram kita harus punya tema spesifik atau tidak (punya Kak Nella ciri khas fotonya adalah minimalis gitu, clean, high class dan modern, asik dilihatnya), apa tipe dan karakter editing foto kita (apakah gelap, terang, berwarna maupun black white), bagaimana gaining followers kita (dengan banyak cara, seperti menampilkan foto-foto yang berkarakter khusus), hingga bagaimana portofolio foto kita di galeri Instagram dapat membuat kita di-endorse oleh produk-produk. Menarik juga, bisa membuat kita dapat duit hanya dari update-an foto kita (tapi harus yang konsisten ya).
            Jam tiga sore, semua pengantar workshop itu selesai. Langsung lanjut ke sesi berikutnya: workshop yang mendalam dan spesifik materinya. Aku sedikit tergoda buat ikutan yang Instagram, tapi aku meneguhkan hatiku buat tetap di writing. Kelas writing diasuh oleh Kak Nina Moran (lagi) dan kita dijelasin dikit-dikit soal penulisan artikel. Lalu, ada challenge buat kita, yaitu menuliskan ulang (re-write) dengan gaya bahasa kita sendiri. Materinya ada di booklet yang dikasih pada awal registrasi tadi. Judulnya: THE GREAT EXPECTATION. Tentang betapa besar ekspetasi masyarakat/lingkungan sosial pada perempuan, yang kadang-kadang tidak masuk akal, berlebihan dan mendiskriminasi.
            Isi booklet-nya berupa artikel, yang memaparkan beberapa aspek eskpetasi masyarakat/lingkungan sosial pada perempuan, mulai dari hal yang ringan: ekspetasi untuk menjadi cantik, dari memakai high heels dan make up. Dimana keduanya sendiri adalah bentuk pengorbanan/struggling kaum cewek buat tampil “lebih cantik” (menurut standar sosial/konstruksi sosial masyarakat mainstream). Kedua hal itu terlihat ringan dan tak menampakkan pengorbanan, namun sebenarnya ada ketidakadilan dan makna mendalam didalamnya. Perempuan dituntut untuk mengutamakan “the looks” atau penampilan fisik terlebih dahulu, dibanding dengan what’s in the inside. Akibatnya banyak, perempuan jadi sering diremehkan/didiskriminasi apabila tidak punya atau tidak memenuhi standar dan kriteria dari penampilan fisik yang “cantik” (sekali lagi, cantik menurut standar konstruksi sosial dan media). Dan ini terjadi pada banyak sekali perempuan di muka bumi ini. Padahal, aku sangat percaya bahwa semua perempuan itu cantik dan memukau, dengan caranya masing-masing. Tiap-tiap wajah itu unik dan tidak identik. Tidak ada istilah cantik yang tunggal, karena kecantikan itu sendiri melebur dalam banyak sekali aspek dari diri kita.
            Lalu, ada pula yang lebih berat, seperti diskriminasi pada perempuan dalam aspek sosial, seperti “dilarangnya” kita untuk berbicara banyak/mengeluarkan opini dan pendapat kita. Well, tidak mutlak dilarang sih, namun seperti ada tembok tak kasat mata dari lingkungan sekitar yang me-warning kita untuk, “hey don’t talk too much, sassy girl. just be calm like the other good girl.” Seperti ada batasan dimana kita harus mengurangi bicara atau mengeluarkan pendapat. Seperti kita cuma objek yang bisa diam bak patung, penurut dan tak banyak protes, yang hanya bisa menuruti kemauan laki-laki.
            HELLO, perempuan bukan budak.
Dan ada pula dari segi lain, seperti perempuan diharapkan untuk sering bantu-bantu, apalagi bantu-bantu PEKERJAAN RUMAH TANGGA. Seolah perempuan dan pekerjaan rumah tangga adalah satu paket yang tak terpisahkan. Apa tanggapan masyarakat soal dapur? Perempuan. Soal cuci baju? Perempuan. Soal beres-beres rumah? Perempuan. Soal mengasuh anak? Perempuan. LAH.
Dibilangnya KODRAT atau sudah takdirnya. Padahal, apa yang dipahami secara hakiki dari terminologi kodrat adalah “sesuatu yang tidak bisa diubah, dari aspek biological/fisik.” Kalau dibilang kodrat perempuan untuk menstuasi, hamil dan melahirkan, aku setuju, karena itu tidak bisa digantikan oleh gender lain (re: laki-laki). Tapi, pekerjaan rumah tangga, dibilang KODRAT? Oke, sejujurnya itu cuma sekedar role/peran, dimana peran itu bisa digantikan oleh siapa saja tanpa memandang gender yang spesifik. Siapapun bisa masak, cuci piring atau mengasuh anak, tanpa melihat dia punya vagina atau penis. SIAPAPUN. Apa yang masyarakat (yang menganut paham patriarki) percaya soal kodrat, adalah menempatkan perempuan pada ranah domestik/rumah tangga, dan membatasi perannya di ranah publik. Pembatasan itu pula yang akan melahap habis hak kita, dan membuat kita didiskriminasi secara nyata.
Sekali lagi, perempuan bukan objek yang hanya bisa ditempatkan/dipasung dalam rumah tanpa boleh menggapai mimpi-mimpi mereka. We can choose to be anything we want, to be bold, strong and chase our dreams in life.
Berangkat dari situlah, aku memulai tulisanku. Judulnya: FREEDOM TO BE ANYTHING. Aku sama sekali tidak memikirkan untuk menang atau tidak, karena saat aku menulis, aku dilanda kemarahan yang luar biasa akan kondisi masyarakat yang (hingga sekarang) masih membatasi peran perempuan di beberapa sektor. Seolah kita diciptakan untuk KEMBALI ke pekerjaan rumah tangga. Lak yo males se, batinku. Kamu kira kita PEMBANTU? Kita punya posisi yang setara untuk menggapai apapun dalam hidup kita. TANPA DIBATASI OLEH SIAPAPUN ATAU APAPUN.
Nah, output dari tulisan yang kubuat saat tempramenku sedang meledak-ledak adalah tulisan yang cukup emosional. Penuh dengan rasa “tak terima” diperlakukan dibawah kedudukan laki-laki dalam banyak sektor. Penuh dengan jeritan dan teriakan akan keadilan. Dan, sudah, cukup. Gak peduli. Akhirnya ku kumpulkan, lalu menuju ke ruang makan untuk mengambil sate, cocktail buah dan puding cokelat. Btw agak gimana gitu melihat peserta yang gak kebagian makanan, gak di-refill pula ama petugas catering-nya :( Kasihan, wajah-wajah kelaparan.
 Asli ini enak!
Jam 16:30, acara dimulai lagi. Ada promosi dan bagi-bagi tips kecantikan kulit dan wajah dari Clean and Clear. Peserta-peserta antusias bertanya soal masalah kulit dan wajah, selain penasaran, juga karena disediakan hadiah bagi yang bertanya, hehe. Makanya bersemangat gitu.
Jam 17:00, mulai diumumkan pemenangnya. Wuih, deg-degan dong. Tapi, setenang apapun gerak-gerikku, sebenarnya aku sedang gusar. Menang, gak ya? Pertama, yang diumumkan adalah 5 pemenang dari photo challenge dengan hashtag #SeeTheRealMe. Congratz, Bela! Fotonya masuk jadi salah satu juara, dan dia beserta 4 anak lain berhak mendapatkan voucher senilai Rp. 500.000.
Dilanjut dengan pemenang dari genre Fashion, Beauty dan Instagram. Oh ya, btw Mbak Grace dari Komunikasi UA 2013 juga menang lho, entah di genre fashion atau beauty? Ada 3 pemenang dari masing-masing genre, dan totalnya ada 12 pemenang. Ternyata janjinya benar: dapat hadiah mini iPad cuy! Wajah-wajah pemenang dari genre-genre itu langsung sumringah. Siapa yang gak sumringah dapat mini iPad? Dapet tablet Evercross pun ku rasa sudah berlebihan, apalagi mini iPad, hehe. Gak tanggung-tanggung ya kalau bikin event :)
Nah, nah. Kini saatnya pemenang dari genre Writing disebut. Aku sudah teramat pasrah, dan bilang ke Dian: “Gak berharap deh, tulisanku berantakan dan emosional banget tadi. Lagian, aku juga udah lama gak baca-baca majalah, dan tulisanku lebih ke arah opini dibandingkan dengan artikel majalah remaja cewek.” Dian pun sama, dia bilang kalau tulisannya mirip jurnal ilmiah, dan dia mengutip teori pula, katanya.
Dua pemenang pertama dari genre Writing adalah Claudia dan Emma. Tinggal satu orang pemenang, siapakah itu? Deg, deg, deg. Semua peserta (terutama dari kelas Writing) memasang tampang tegang, dengan posisi duduk yang kaku dan mata yang nanar. Mbak MC-nya langsung mengumumkan: “Daaaan... Pemenang terakhir adalah... Nena Zakiah, dengan judul tulisan, FREEDOM TO BE ANYTHING.”
W...WHATTT??
Barusan itu namaku, kah? (langsung nge-cek KTP dan SIM)
 (kiri-kanan) : Claudia, Emma, Aku, Kak Nina Moran
Respon pertamaku adalah menutup mulutku dengan sebelah tangan, lalu memandang ke arah Dian dengan tampang gak percaya. Serius? Aku? Tulisan yang berantakan itu? Tapi, karena ditunggu oleh ribuan pasang mata, akhirnya aku maju juga, berdiri di sebelah Emma. Aku meminta Dian memotretku dengan kamera hape-ku, lalu bergegas kembali berdiri di sebelah Emma. Lalu, Kak Nina Moran memberikan papan penghargaan (?) dan satu box Mini iPad padaku, juga pada Emma dan Kak Claudia. Setelahnya, kami dipotret, lalu semua pemenang dikumpulkan untuk berfoto bersama.
Acara selesai setelah itu, Dian dan Bela bergegas pulang, sementara aku ditahan di ruangan untuk mengisi data diri, lalu masing-masing dari kami direkam dalam video untuk dimintai semacam pendapat atas event ini. Dekorasi di restoran/cafe ini mulai dicopot, lalu seusai testimoni video, langsung balik ke rumah.
Sungguh event yang luar biasa.
Dan mengejutkan.
Well, I’m so grateful to be part of “Cerita Kita Batch 3” by Go Girl Magazine and Clean & Clear. Really awesome event held for teenage girls (eventough not all of the participant are teenager actually). Really inspiring.

7 komentar:

  1. Hai aku jg ikutan workshop yg dijakarta nanti, mau tanya dong produk clean and clearnya wajib dibawa ya? Trus untuk apa ya kira2? Makasih sebelumnya soalnya aku ngga pake clean and clear sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hei :)
      Aku juga ga pake clean and clear, dan waktu itu aku beli baru. Ternyata gak diminta kok kalau kondisi produk masih baru. Kalau udh bekas pakai/udah kosong, baru diminta lalu ditukar ama clean and clear yg baru :)

      Hapus
  2. AH kangen banget sama workshop ini! aku juga ikut yang di jakarta tapi gak menang hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai haiii. Iya kangen ya rasanya? Seru banget acaranya, so youth and fun hehe.
      Kalau mau daftar lagi gak papa kok. Apalagi belom pernah menang. Infonya ada Instagram-nya Gogirl! yaaa ^^

      Hapus
  3. Wah, seru banget pengalaman ikut casting cerita-kitanya, kak! Aku tertarik untuk ikut casting call batch 4 nya nih, kakak waktu itu ga ikut registrasi lewat websitenya ya?

    BalasHapus
  4. Wah seru ya, kak! Aku jadi tertarik ikut casting call batch 4nya di Jakarta, btw kakak ngga daftar registrasi lewat websitenya yah? Thank U!

    BalasHapus
  5. Halo Elisha!
    Iya, seru banget! Kamu bisa punya banyak pengalaman baru, seperti aku misal yang setelah Cerita Kita Batch 3 punya kesempatan jadi content writer di website Cerita Kita dan Gogirl!
    Iya dulu aku didaftarin temenku lewat website, trus sama pihak Cerita Kita dikonfirmasi lagi lewat telepon.

    Segera daftar dan ikutan ya!
    Nggak bakal nyesel kok! ^^

    BalasHapus

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template