Maret! Sudah bukan saatnya berleha-leha sembari menulis
dan baca novel apapun yang ku suka! Terdengar menyedihkan, tapi namanya juga
sudah masuk kegiatan perkuliahan, jadi fokusku harus ku alihkan ke buku-buku
teks yang penuh dengan teori. Ku akui kegiatan perkuliahan, terutama di
jurusanku, seringkali menyenangkan karena apa yang kami bahas biasanya tak
jauh-jauh dari permasalahan di sekitar kehidupan kita. Tapi, tidak lagi
menyenangkan jika harus membaca beratus-ratus halaman buku teks (yang
kebanyakan in english), kerja
kelompok, tugas individual, ditambah lagi presentasi (hal yang jarang bersahabat denganku karena aku benci berbicara didepan
publik, mempresentasikan sesuatu dengan nada yang manis-manis tapi basi). Dan
terutama, aku tak bisa sering-sering lagi menyentuh novel atau tulisan fiksi
dan fokusku untuk secepatnya menyelesaikan naskah akan menjadi terbengkalai.
Begitulah
kehidupanku kini, dan inilah buku-buku yang ku baca penuh selama bulan Maret
2016 ini. So, let see! Selamat datang
dan semoga kau menemukan apa yang sedang kau cari!
Jill & Jill (terjemahan dari Falling
Out of Fashion)
Penulis: Karen Yampolski
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (versi asli: Kensington
Publishing USA)
Tahun terbit:
2009 (versi asli: 2007)
Jumlah
halaman: 411 halaman
Bagaimana
rasanya menjalani kehidupan sebagai pemimpin redaksi majalah wanita dewasa anti-mainstream, dengan gaya bahasa,
pemilihan topik dan anutan idealisme yang benar-benar berbeda dari majalah
wanita pada umumnya (seperti membahas “resep makanan yang berlemak” alih-alih
“menu makanan untuk diet” atau menayangkan model sampul dengan berbagai macam
ukuran tubuh alih-alih memilih model sampul berbadan ceking)? Apalagi, jika majalah
itu didirikan dengan namamu sendiri dan kau buat dengan susah payah? Yang jelas
benar-benar hectic, serba kreatif-inovatif
dan penuh dengan tekanan akan pekerjaan. Tapi, bagi Jill White, tekanan
sebenarnya bukan berada pada pekerjaannya, melainkan dari dua orang wanita ular
nan licik yang siap sedia untuk mencincangnya setiap saat: Ellen Cutter dan Liz
Alexander.
Ada
saja alasan Ellen dan Liz (dimana keduanya adalah sahabat semenjak berusia
belasan tahun jadi keduanya saling bersekongkol dan bersekutu untuk mendapatkan
apapun yang mereka mau), untuk menjatuhkannya –baik wibawa, emosi dan harga
dirinya. Mulai dari menyuruhnya untuk mencari pengiklan (padahal itu bukan
tugasnya, melainkan tugas dari Liz sendiri), menggonta-ganti artis sampul
majalah seenaknya (di detik-detik terakhir akan naik cetak), bekerja ekstra
hingga mengganggu kehidupan pribadinya, mengganti redaktur pelaksana terbaiknya
dengan orang yang payah, mengubah arah majalahnya menjadi majalah wanita yang mainstream dan kacangan, membuat emosi
dan fisiknya terkuras habis dan banyak lagi. Hingga akhirnya Jill merasa bahwa
sebenarnya bukan target penjualan dan iklan yang Ellen dan Liz sasar, melainkan
dirinya.
Terlempar
dari premis utama, Jill & Jill menceritakan hal lain dibalik premis utama
novel: perjuangan Jill White mati-matian demi mempertahankan eksistensi
majalahnya, perseteruan Jill dengan Ellen dan Liz yang hampir selalu
merencanakan misi liciknya setiap saat, kehidupannya bersama suaminya, Josh,
dan misi keduanya untuk mendapatkan anak selalu gagal. Kisah lain dari Jill
White juga ditampilkan, tentang bagaimana kehidupan awalnya sebagai anak dari
dua orang tua yang nyentrik dan bergaya hidup hippies, yang sangat sederhana dan jauh dari kata mewah.
Perjuangannya selama berada di sekolah persiapan Hillander (kalau disini setara
SMA, namun sekolah persiapan dibuat dengan tujuan dan fokus mempersiapkan murid
untuk kuliah), dikucilkan, di-bully, oleh teman-teman sekolahnya karena dianggap nerd dan tak populer, hingga membuatnya
tak memiliki satupun teman, serta menjadikannya orang yang tertutup dan
melampiaskan emosinya dengan menyilet nadinya dengan pisau. Meski masa
sekolahnya di Hillander sangat kesepian, namun ia selalu berhasil memperoleh
nilai terbaik yang mengantarkannya untuk kuliah di Bennington University.
Kehidupan
“terkucil”-nya perlahan berubah di college,
karena disana ia bertemu dengan sahabat sejatinya, Sarah, kekasih pertamanya,
Joe, serta sahabat laki-laki yang baik, peka dan memiliki selera fashion bagus, Gerard Gautier (yang
kemudian dikisahkan menjadi desainer sukses), serta selingkuhannya, Richard
Ruiz, seorang vokalis band indie postpunk yang keren dan misterius
(yang dikemudian hari menjadi kekasihnya, ikut dalam rangkaian tur musiknya
yang panjang dan membuat hubungan asmaranya dengan Joe berakhir dengan
permusuhan). Rangkaian perjalanannya saat di college begitu indah dan jauh dari ketersiksaan dan kesengsaraan,
seperti yang Jill alami waktu di Hillander dahulu.
Selepas kuliah dan
menjalani pekerjaan di majalah finansial yang membosankan, Jill memutuskan
untuk pergi mencari pekerjaan yang sesuai dengan dirinya, dan ia diterima
menjadi pemimpin redaksi majalah remaja Cheeky. Namun, gelombang protes
besar-besaran datang dari para orang tua dan kaum konservatif karena Cheeky
menayangkan artikel-artikel mengenai hubungan-seks-aman
pada remaja, Cheeky gulung tikar setelah tujuh tahun terbit di Amerika.
Hingga pada akhirnya datang suatu surat dari
penggemar lama Cheeky yang sudah dewasa, memberi saran pada Jill White agar
membuat majalah dengan konsep baru untuk segmentasi wanita dewasa. Dan,
dibentuklah Jill, majalah unik,
mendobrak, anti mainstream, dan dari
sanalah perjuangannya kembali dimulai.
Well, satu lagi novel pop culture Amerika, dan ini cukup bagus
(dan cukup tebal juga, hingga baru ku selesaikan lebih dari 3 minggu). Novel
ini menceritakan tentang seluk beluk pekerjaan di majalah, hampir sama dengan
novel Bachelorette #1 dulu yang
pernah ku baca. Bedanya, novel ini lebih memberontak, dan menekankan inti kisah
pada banyak sekali nilai-nilai kehidupan dibalik gaya penulisannya yang penuh
dengan humor cerdas. Seperti betapa besarnya perjuangan gadis nerd dan dipandang weirdo oleh teman sekolahnya, dan berulang kali di-bully oleh gadis-gadis licik dan jahat
di sekolahnya, namun tetap bertahan dan mendapat nilai yang selalu bagus. Atau
perselisihan antara Jill dan Ellen + Liz, yang berulang kali menjegal
langkahnya dalam pekerjaan. Memberi “pesan moral” bahwa gadis baik-baik akan
menang. Jill adalah sang protagonis dan tokoh utama, tentu saja dia menang pada
akhirnya, dan sudah ku tebak bahwa duo Ellen + Liz akan berakhir menjadi
pecundang.
Sejujurnya, ada banyak sekali kisah-kisah menarik dalam
novel ini, tapi inti ceritanya berkutat di masalah Jill White dan majalahnya, Jill, perseteruannya dengan Ellen + Liz,
serta kehidupan asmaranya dengan suaminya, Josh dan usaha mereka berdua untuk
memiliki keturunan. Hanya itu intinya, selebihnya hanya kisah pengantar dan
memperkuat inti ceritanya. Dan, kalau boleh jujur lagi, aku capek baca novel
ini karena tebal, serta kisah-kisahnya berganti-ganti dengan cepat. Flashback, balik lagi, flashback lagi, balik lagi. Capek juga
ya, ternyata ngikutin alur yang kaya gitu hehe.
Skor
8,5/10
Bagus bagi kamu-kamu yang sedang ingin baca
novel pop-culture Amerika serta ingin
mempelajari budaya dan gaya penulisan novel pop-culture.
2 The Year My Life Went Down the Loo
Penulis: Katie Maxwell
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (versi asli:
Marthe Arends)
Tahun terbit:
2010 (versi asli: 2003)
Jumlah
halaman: 248 halaman
(keseluruhan)
Kehidupan remaja
Emily Williams berubah total ketika ayahnya yang nyentrik, Brother (ia memang
ingin dipanggil seperti itu), memutuskan untuk pindah ke Inggris. Normal bagi
Brother, karena ia sangat menyukai hal-hal yang kuno dan bersejarah, tapi tidak
bagi Emily, yang merasa masa-masa terindahnya berakhir saat itu juga. Pindah ke
negara asing? Tanpa satupun teman? Dengan kebudayaan berbeda? Mengerikan! Ditambah
lagi dengan nama kota tempat tinggalnya yang bagi Emily terdengar sangat
menggelikan: Piddlington-on-the-Weld, yang ia artikan sebagai: pipis di
sambungan besi.
Semakin kacau
karena Emily, yang berusia 16 tahun, dipindahkan ke kelas dimana murid-muridnya
berusia satu tahun lebih muda darinya. Dan tak ada yang menyambutnya dengan
ramah di hari pertamanya bersekolah, justru caci maki yang ia dapatkan karena
Emily mengenakan make up dan aksesori
yang terlihat “berlebihan” di mata murid-murid sekolahnya. Di-bully, lalu diseret ke ruang kepala
sekolah, mendapat guru-guru yang mengerikan dan diincar oleh beberapa gadis
jahat tipikal pem-bully, bagaimana
bisa lebih buruk lagi?
Tapi, setidaknya
ada yang bisa membuatnya senang: cowok. Emily mulai dekat dengan Aidan dan
teman-teman Aidan: Devon dan Fang. Mulanya, Emily menganggap Aidan adalah “the one” baginya, namun berubah ketika
Aidan hanya menganggapnya sebagai “gadis seksi yang bisa dimanfaatkan”. Tidak
untuk menjalin hubungan asmara, Emily justru kerap mendapat perlakuan kasar,
penghinaan dan tak menyenangkan dari Aidan. Anehnya, Emily tetap bertahan
dengan Aidan, dan tak menyadari bahwa Fang yang selalu baik dengannya, mulai
jatuh cinta dengannya.
Selain kehidupan
asmara, Emily juga mulai memiliki teman baik, seperti Holly, cewek yang mudah
gugup dan cukup penakut (tapi sangat setia pada Emily), Peg yang lesbian dan
Lalla. Tapi Emily lebih dekat ke Holly dan sering melakukan kegiatan berdua
dengannya, seperti berbelanja, jalan-jalan atau memburu artis kesayangan mereka
berdua, Oded Fehr, yang kebetulan syuting film tak jauh dari kota tempat mereka
tinggal.
Jatuh bangun
kehidupan Emily di Inggris ia tuturkan pada Dru, sobatnya yang tinggal di
Seattle, Amerika. Dru, yang tengah menjalani tahap pemulihan pasca patah
tulang, juga memiliki masalah seperti pacarnya mulai menjauh dan berselingkuh
darinya. Sementara Bess, kakak perempuannya, yang hanya lebih tua 2 tahun
darinya, kerap mendapat perlakuan istimewa dari orang tuanya, yang membuatnya
iri setengah mati. Bess yang pemberontak dan berjiwa feminis pun turut
menyeretnya pada acara-acara aneh dan menggelikan, seperti memeriksa organ
intim perempuan dengan kaca (dengan dalih: “kenali dirimu sendiri lebih baik”)
yang membuat Emily mengutuk takdir memiliki kakak seperti Bess.
Kisah-kisah dalam
novel ini berkutat antara beberapa hal inti: 1) kehidupan Emily yang “sengsara”
di tempat barunya 2) orang tua yang nyentrik dan kolot 3) teman-teman sekolah dan
beberapa guru yang rata-rata memusuhinya 4) kisah asmara dengan Aidan yang
berakhir menyedihkan 5) kisah pertemanan dengan Holly dan Dru, serta Peg dan
Lalla (hanya mereka yang menerimanya dengan baik) 6) kisahnya dengan Fang, yang
diam-diam menyukainya. Well, terlepas
dari plot-nya, aku menyukai gaya tulisannya yang segar, anak muda banget yang
heboh dan meledak-ledak, humor yang bagus dan bahkan ada nilai-nilai yang bisa
dipelajari, seperti, jangan melakukan sesuatu yang tidak kau inginkan (seperti
saat adegan Aidan menciumi Emily, tapi Emily merasa tidak nyaman).
Meski begitu, ending-nya cukup mengejutkan. Ku kira
Emily bakal berpacaran dengan Fang, tapi ternyata tidak. Ending-nya hanya menceritakan sepenggal kisah yang menggantung,
yang intinya berkutat pada: Emily bakal baik-baik saja di Inggris, dan tempat
yang terlihat buruk di matanya, ternyata tidak seburuk yang ia bayangkan.
Skor? 7,5/10
Bagi
yang suka dengan kisah-kisah kehidupan remaja cewek di highschool ala Amerika fusion
dengan Inggris, hehe
Bienvenue Amor
Penulis:Ida Ernawati
Penerbit: ANDI
Tahun
terbit: 2012
Jumlah
halaman: 204 halaman
Memiliki karir yang
sukses dan paras yang cantik, tidak serta merta membuat Maureen, yang akrab
dipanggil Orin, memiliki kehidupan asmara yang mulus-mulus saja. Sebaliknya,
Orin lebih sering ditinggalkan oleh laki-laki secara sepihak karena hal yang
sama: Orin “terlalu sukses” dalam karir sehingga membuat laki-laki itu minder
dan merasa terintimidasi. Arki, adalah laki-laki terakhir yang lagi-lagi
memutuskannya dengan alasan yang sama, hingga membuat Orin bertekad untuk tidak
menjalin hubungan asmara dengan siapapun, dan mencoba fokus pada karirnya
sebagai bussiness manager di PT West
Star.
Namun, obrolan
kecil di klinik kecantikan berhasil membawanya berkenalan dengan Bima, lalu tak
butuh waktu lama bagi keduanya untuk menjalin hubungan asmara. Bima, bagi Orin,
adalah laki-laki berparas tampan dengan tatapan dan suara yang meneduhkan,
hingga membuat akal sehatnya mati seketika. Orin, yang terlanjur kepincut,
menyembunyikan identitasnya sebagai career
woman yang sukses, dan memasang topeng sebagai karyawati rendahan di suatu
CV kecil di kota Surabaya. Orin semata-mata tak ingin kisahnya berakhir sama
dengan sebelumnya, yakni laki-laki terus meninggalkannya karena merasa
terintimidasi melihat perempuan yang terlalu sukses.
Dan, dimulai-lah
kebohongan Orin, satu demi satu. Lyra, sahabatnya, pun turut membantu dalam
merangkai kebohongan itu. Mulai dari memakai pakaian yang “terlalu sederhana”
untuk standar Orin, meninggalkan high
heels kesayangannya, berpura-pura kerja di CV. Gandini, dan lain
sebagainya. Namun, keberangkatannya ke Singapura (yang disamarkannya menjadi ke
Samarinda), akhirnya menguak kebohongan yang Orin buat. Bima pun tak terima dan
mulai melancarkan kemarahannya akan kebohongan Orin dengan segala cara, mulai
dari mendatangi tempat tinggal dan “kantor” Orin, melakukan kekerasan fisik
pada Lyra, hingga membuat keributan di bandara.
Lantas, bagaimana
kelanjutan kisah Orin-Bima? Dan bagaimana pula kelanjutan hubungan Orin dengan
Rangga, finance manager di PT. West
Star yang kelewat ramah dan akrab padanya? Dan bagaimana pandangan Orin akan
cinta, setelah kejadian buruk yang bertubi-tubi menghantamnya?
Premis yang cukup
bagus: career woman yang ditinggalkan
laki-laki karena terlalu sukses. Ku kira, novel ini bakal menjadi sebuah novel
pembangun semangat feminisme pada pembaca, yang akan membawa Orin pada karakter
cewek sukses yang “bodo amat” dengan kehidupan asmara, yang penting gue hepi.
Nyatanya, semakin ku baca, semakin menguap pula ekspetasiku. Novel ini masih
bermain-main di ranah mainstream:
kegalauan, kebimbangan akan cinta. Ujung-ujungnya, seperti yang bisa ditebak,
Orin berakhir bersama Rangga.
Ya, aku tahu,
karena memang disana-lah ceruk pasar yang paling besar peminatnya.....
Skor? 7/10
Well, semakin kusadari bahwa novel galau-galau
akan asmara seperti ini sama sekali bukan tipeku. Sungguh.
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)