Hi
there,
kembali lagi flashback, hehe, moga ga
bosen ya!
Kali
ini aku akan bercerita tentang kisah dibalik DIKLAT APS (Airlangga Photography
Society) angkatan 2015. Huah, finally
kami sampai pada tahap ini, setelah berbulan-bulan berjuang, melewati langkah
demi langkah yang panjang. Menanti-nanti dengan cemas. Menyisihkan ratusan
orang yang juga ingin jadi anggota. Perjuangan tinggal selangkah lagi, setelah
itu kami akan jadi anggota resmi.
‘Pasukan’ kami yang
ikut diklat berjumlah 25 orang. Cukup sedikit. Padahal, ada sekitar 32 orang (kurang
lebih) yang lolos tahap wawancara kemarin, tetapi yang possible ikut diklat hanya 25 orang saja. Sisanya? Beragam. Mulai
dari ada praktikum (yang katanya ga bisa ditinggal), ada acara hingga ada
anggota keluarga yang sakit. Sedihnya, kenapa semua itu harus berbenturan
dengan waktu diklat. Dengan berat hati, mereka yang ga ikut diklat harus
tertinggal :(
Diklat diadakan selama
3 hari 2 malam, 20-22 November 2015, berlokasi di Taman Dayu Pasuruan. Persepsi
pertamaku ketika mendengar lokasi itu? Hmm, fancy!
Pasti mewah, eksklusif, sangar, batinku *agak
sok tau* *padahal belum pernah masuk ke dalam, cuma sering lewat depan Taman
Dayu aja*
Oh ya, postingan ini
bakal cukup panjang, akan kuceritakan semua mulai dari hari pertama hingga
terakhir....jadi tegarkan hatimu kawan :D
HARI PERTAMA
Kami berangkat pada
hari Jum’at sore naik truk TNI (atau lebih akrab disapa Jisang hehe), janjian
didepan Student Center, jam 14:00 (niat awalnya). Tapi ternyata ada yang
terlambat beberapa orang, jadi mundur sampai jam 16:30-an baru berangkat. Oh
ya, karena ‘personil’ kami sedikit, ditambah beberapa panitia diklat/senior APS
ikutan naik truk, jadi cuma sewa truk TNI satu buah dan apa yang terjadi?
Sempit-sempitan bung! Sampai ada yang berdiri sepanjang jalan :) Sungguh tabah sekali hehe.
Perjalanan memakan
waktu cukup lama, karena sempat terpotong waktu shalat Maghrib di jalan. Sampai di Taman Dayu, Pasuruan, sekitar
jam 20:00 malam. Turun-turun langsung disuruh ngumpulin barang kelompok, handphone, slayer, senter bahkan jam tangan! Disuruh ngabarin orang tua juga
kalau anaknya bakal ‘ilang’ selama 3 hari ini. Setelahnya, panitia ngasih tau
regulasi/aturan main dalam diklat. Entahlah, rasanya campur aduk. Penasaran.
Bakal diapakan ya, kami ber-25 ini? Pulang-pulang jadi apa ya? Apa malah ga
dipulangkan? hehe
Materi, bung!
Sampai di Villa, kami
menaruh tas dan makan malam dulu. Dilanjut materi tentang fotografi (of course-_-). Aku sama sekali ga
nyatet, jadi lupa materinya tentang apa *anak rajin*. Agenda hari ini tak
terlalu padat, kami diminta cepat-cepat istirahat setelah materi karena hari
esok akan sangat challenging, they said.
Pada kenyataannya, kami ga langsung tidur meski tidak ada “dewa” yang selalu
ada dalam genggaman kami (baca:HP). Biasalah, mandi-mandi dulu dan ngantrinya
luamaaaa banget karena kamar mandi cuma satu dan jumlah anak satu kamar sekitar
15 anak. Beuh, kalau aku sih mending baca
buku terus tidur aja bhahaha
HARI
KEDUA
Selamat pagi Pasuruaaaaaaaan!
Kurang
adem apa hati ini, bangun-bangun disambut oleh cecuitan burung-burung dan
serangga, sementara matahari mulai beranjak bangun dan terlihat dari jendela? Ugh, asli, jadi betah ada disini, hehe.
Meskipun udaranya ga terlalu dingin seperti didaerah Trawas dan gak hujan
(justru itu yang kunanti, dasar mellow),
tapi yaudahlah ya. Tapi kayaknya cuma aku yang menikmati pagi dengan menatap ke
luar jendela sepuas-puasnya, sementara temen sekamarku yang lain sibuk mandi, grooming atau malah masih tidur!
“Jam
6 harus sudah beres ya dek!” Gitu kata mbak-mbak panitia yang dengan setia
nongol dari pintu tiap beberapa menit sekali. Sungguh mbak-mbak yang tegar,
menghadapi kami yang merespon dengan “iya” yang malas, anggukan, atau malah
cuma menoleh saja, hehe. Terima kasih untuk tidak bosan mengingatkan kami yang
lelet XD
Villa kami
Aku
yang mandi terakhir, dan rasanya aku harus menarik kembali ucapanku yang “betah
berada disini”. Ya Tuhan, bayangno talah,
mandi sambil dikerubungi sekompi pasukan lebah madu! Prasamu a? Agak parno gimana kalau disengat? Suaranya juga berisik,
ngung-ngung gak jelas gitu wkwk. Mandi
di kamar mandi semewah ini jadi terasa penuh kekhawatiran, hehe.
Nah,
setelah makan, kita ngambil kamera yang udah dititipin ke panitia. Voila,
ajaib! Kameranya udah berubah, LCD-nya ditutupin pake kertas hitam yang tebal
dan setting-an kamera yang semalam,
ga boleh diubah-ubah. Wah, kebiasaan ngecek display
LCD ga bisa dilakukan nih. Mana tau foto kita bagus apa ngga ntar? Lalu, foto
kita gak boleh lebih dari 32 jepretan. Hanya 32 jepretan pertama yang
dikumpulkan ke panitia nanti. Sungguh mendebarkan. Tapi itu tantangannya.
Belum
hilang keterkejutan kami, panitia menyodorkan selembar kertas kecil yang berisi
keywords yang akan memandu kami untuk
memotret objek. Keywords-nya lumayan mind-blowing dan multi-interpretasi. Aku
sudah lupa, tapi ada yang tentang “high place” “pattern” “on focus” “rainbow”
etc, kan bisa diterjemahkan jadi apa saja sesuai interpretasi kita. Sangat
menarik.
Maka,
jam 06:30, kami dibawa “naik” ke atas pakai Jisang (setelah sebelumnya ada
suara-suara ghaib yang bilang, “jalan
aja loh rek, sehat!”). Menurut LLLLLL....dari Villa ke The Pines jalan? Apa gak
dhuhur nyampenya? Balik ke Villa betismu jadi seberapa ntar? Haha.
Instruksi dulu bosQ
Nyampai
di The Pines jam 06:50-an. Dikasih waktu sekitar 2 jam untuk hunting. Setelah briefing singkat, kami berpencar untuk mencari objek sesuai yang
tertera di kertas keywords tadi. Aku
sama Yoman, temen sekelompokku juga, sama-sama mencari objek. Tempat ini bagus,
cuma sepi sekali. Serasa hanya ada pinus, pinus, pinus, beberapa rumah pohon,
kita dan petugasnya aja.
Suasana The Pines pas hunting
Oh
ya, ternyata kita tidak datang dengan hampa. Panitia memberi beberapa akses
untuk memenuhi keywords tadi. Maka,
munculah panitia yang jadi model, lengkap dengan pakaian dan aksesori, ada juga
yang bawa bendera, ada yang lari-larian bawa asap (?) dan lain-lain. Asyik sih,
jadi banyak objek. Tapi ingat, foto kita ada batasnya, cuma sampai 32 jepretan
aja :’)
Semuanya sibuuuuk motret :)))
Salah satu objek foto paling mainstream
:))
Hmm, itu hunting apa tawuran pelajar? :))
Sampe Irul bela-belain manjat :))
This flower membuatku guling-gulingan
di rumput hehe
Akhirnya lelah juga, makan duluuu
Mas Wawan sampe manjat-manjat rek :D
Jam 9 pagi, kami
berkumpul di depan jaring-jaring outbond
yang tadi dipanjat Irul, untuk foto bareng. Tuh, sampe dibelain manjat
jaring-jaring yang tingginya entah berapa meter, demi kita semua *ceilah*. Tapi
aku ga punya hasil fotonya nih, kirimin dong kakak-kakak senior, nanti kupajang
disini :D
Yey, balik
ke Villa!
Sampai di Jisang, mau
balik ke Villa, beberap pada tepar, meski banyak juga yang masih punya tenaga
buat ngobrol dan bercanda, padahal hari masih panjang. Lihat kelakuan dua orang
ini, wkwk
Ketika yang
ganteng lebih memilih sama yang ganteng
Tau adik-adiknya mau
“tumbang”, panitia akhirnya ngasih games
ke kita-kita. Yeeey *nada lemah* *lagi
mager*. Games-nya kaya tebak kata
gitu, yang cukup sulit memeragakan dan menebaknya. Tapi tetap dimainkan, sampai
akhirnya, diganti ke tebak film.
Lagi games
nih :)))
Setelah games, taulah bakal ngapain. Yep, foto hunting kami masing-masing dikumpulin,
lalu dikurasi ama panitia. Abis itu dipajang mana yang bagus, bagi yang fotonya
nampang, bersyukurlah. Karena ada anak yang seluruh hunting tadi fail, ada
yang terlalu gelap atau terlalu terang. Hiks sedihnya lagi, ada wacana buat
anak tadi ngulang hunting!
Agenda hari ini, selain
hunting dan nampilin foto, adalah presentasi simulasi, jika kita akan ngadakan
pameran foto. Kita dibagi dalam 5 tim, masing-masing berisi 5 orang. Diskusi
tentang konsep pameran “bayangan” kita, apa temanya, apa yang menarik dari
pameran kami nanti, bagaimana cara kami menarik perhatian orang untuk datang
dan sebagainya. Dari sana juga ada voting
buat nentuin ketua pameran kami nantinya, dan dari suara rakyat, dipilihlah
Derryl sebagai ketua dan Tabitha sebagai wakil ketua. Dan dipilihnya mereka
berdua adalah for real, bukan
simulasi seperti tadi yang didiskusikan.
Malam
keakraban....for REAL
Dan.. Malam ini (21/11)
adalah representasi sesungguhnya dari kata malam keakraban. Kita benar-benar
jadi dekat ke senior dan alumni. Mereka memperkenalkan diri pada kami, dari
angkatan berapa, jurusan dan fakultas apa. Terjawablah sudah pertanyaan kami tentang
“who is she/he?” dan dari mana asal makhluk-makhluk ajaib itu, hehe.
Bukan hanya senior,
alumni pun turut muncul untuk meramaikan suasana. Mereka membeberkan kesan
mereka jadi anak APS, mulai dari APS masih kere-kere-nya, basecamp masih numpang dan pindah-pindah, fasilitas juga gak se-WOW
sekarang, masih belum punya sekre yang nyaman seperti saat ini, dsb. Mereka
juga sharing kehidupan pribadi mereka
sebagai alumni dan fotografer yang sukses, yang memicu kami untuk melakukan hal
yang serupa. Setelahnya, ganti kami yang memperkenalkan diri. Seru, ada aja
yang bikin ketawa. Udara malam yang dingin jadi ngga kerasa karena kita semua
duduk dempet-dempetan dan ketawa terus ^^
Malam ini juga disuruh
cepat-cepat tidur, karena kita tahu. Ya, kita sama-sama tahu, apa yang akan
terjadi besok!
HARI
KETIGA
Hari
masih gelap ketika aku mendengar suara bisikan dari balik pintu. Lampu kamar
dalam kondisi mati, hampir tak terlihat siapa-siapa, kecuali pintu kamar yang
dalam keadaan separuh terbuka.
“Dek,
ayo bangun.” bisik suara itu, pada satu orang temanku. “Jangan lupa pipis
dulu.” lanjutnya lagi. Temanku menggeliat, bangun dan menuju kamar mandi.
Kita
dibangunkan secara personal dan satu-persatu, bukan langsung seisi kamar
dibangunkan. Wah, asyik nih, pikirku.
Diapakan ya? Ada kejutan apa yang telah disiapkan panitia ya? Dan
kayaknya...masih jam 2 pagi deh. Atau mungkin jam 1? jam 3? Entahlah. Berada
disini tanpa penunjuk waktu membuat kami menjadi disorientasi medan.
Satu
persatu teman-teman sekamarku pergi, hingga setengah kamar menjadi kosong
barulah aku dipanggil. Sesegera mungkin aku ke kamar mandi, ganti pakaian
sebentar lalu ikut ke mbak panitianya. Dia menyodorkan selembar slayer padaku, meminta untuk memakai dan
menutup mataku. Lalu dia menuntunku berjalan, turun ke ruang tengah Villa.
Disuruh duduk dulu untuk sementara.
Rasanya
lamaaaa banget, dan dari kanan-kiriku tidak ada pancaran kehangatan sama sekali
seperti yang kita rasakan kalau ada orang disebelah kita. Wah, sendirian ini berarti, gumamku. Sampai pada akhirnya, aku
disuruh berdiri dan mengikuti dia lagi. Di depan Villa, aku menemukan suara
yang familiar. Pemilik suara itu adalah makhluk yang bawelnya ampun-ampunan,
masih sempet bercandaan pula. Siapa lagi kalau bukan Aulia atau lebih akrab disapa
Masalembu :D
Kami berjalan berbaris,
bersamaan jalan mengikuti instruksi panitia. Lurus...Lurus...Kiri, agak ke
kiri...Kanan..Agak naik... Ya stop... Rasanya kaya mobil yang mau diparkirin
ama Jukir Indomart. Sampai akhirnya kami sampai di pos 1 (sebut saja begitu)
dan ditanya-tanyain soal sejarah keorganisasian APS. Aulia lebih handal dan
hapal sejarahnya (apa karena dia anak sejarah ya? kebetulan sekali). Setelah
itu, mbaknya cerita-cerita tentang sejarah APS, yang dulu-dulu ngenes dan penuh
perjuangan :)) Suasananya cukup syahdu, karena malam gelap, penuh bintang dan
hanya ada temaram nyala api dari botol-botol kecil yang diisi sumbu kompor dan
minyak gas.
Ilustrasi, kurang lebih kaya gini
Setelahnya,
kami kembali berjalan berbaris dan tetap menutup mata. Naikkkk sampai ke pos
kedua. Disana ditanyain apa ya? Lupa, hiks. Yang kuingat malah di pos ini,
Aulia diinterogasi tentang tempat asalnya yang berada di pulau kecil di Madura.
Setelah itu, kami
dipisahkan. Aku menuju ke posnya Mas Yanu, yang kebetulan adalah seniorku di
Komunikasi (dan rupa-rupanya dia cukup hepi kedatangan adik kelasnya, meski
selisih tahun diantara kami cukup banyak, buahahah). Disana, aku ditanyain soal
keseriusanku masuk APS, karena dia tahu tahun lalu aku sempat ikut PUKM, Magang,
tapi gak lolos. Dear Mas Yan, kalo ga
serius, I would never be here sama
anak-anak 2015 haha
Suasana malam inagurasi
“Menunggu, sesuatu yang sangat
menyebalkan bagiku, saat ku harus trus bersabar dan bersabar...” *backsound
lagu Aishiteru*
Dari
pos Mas Yan, aku digiring ke suatu tempat yang luas, masih sendiri dan
didudukkan di tempat yang memiliki alas yang tajam-tajam dan menusuk. Rumput,
tapi rumputnya berduri. Seseorang menyampirkan selembar kain ke leherku, tapi
aku tidak terlalu peduli. Dan dari arah depan, rasanya ada hawa-hawa hangat
menuju ke panas. Glekk.. Apa.. Apa kami akan dikorbankan dalam ritual?
Pengorbanan darah manusia? Apa mereka tahu kalau kami adalah penyihir, jadi
perlu dipanggang kedalam api?? *kebanyakan nonton film*
Cukup
lama aku duduk disini, makin lama rasanya makin gerah. Mungkin, nungguin anak
lain yang masih diinterogasi. Sampai akhirnya, aku disuruh berdiri dan seorang
anak manusia, entah siapa, menggenggam tanganku (hastag: #JanganBaper hwaha)
Dan
ketika slayer itu dibuka, munculah
pemandangan seperti ini. Wajah-wajah kusut semi ngantuk dari anak angkatanku, kemudian
matanya berbinar-binar melihat kami dikumpulkan di lapangan untuk inagurasi. Sebagian
malah tersenyum-senyum sendiri, sebagian matanya jelalatan mencari teman dekat
atau mungkin gebetannya, huehe.
Together, we are family
Aulia dan Derryl
Setelahnya,
dibacakan semacam deklarasi yang diikuti bersama-sama, lalu diambilah dua orang
dari angkatanku, Derryl dan Aulia, sebagai representatif (wakil) dan dilakukan
penerimaan kami sebagai anggota resmi secara simbolis. Denggg! Here it is. Resmi sudah status kami,
yeayyy
Sesudahnya?
Pasti foto bareng se-angkatan dong ya. Sambil memegang kain yang tadi
disampirkan di leher kami, yang ternyata adalah kain berlogo APS. Wuih, ini kan
kain legendaris yang dibentangkan anak-anak angkatan sebelumnya, yang fotonya
ada di sekre.
We’re team of 2015!
Belasan
jepretan, kini giliran senior-senior mengeroyok kami untuk foto seluruh
angkatan. Agak kemriyek dan ga beraturan, tapi yaudahlah haha.
Heboooooh sendiri
Udah muka bantal, burem pula, haha
Pagi
yang menyenangkan di akhir November. Lebih menyenangkannya, setelah mandi,
makan, “dewa” kami (baca:HP) balik. Wuis, pasti sibuk ngecek notif di sosmed
atau kabar dari emak/bapak atau pacar. Lihat nih wajah-wajah serius mereka
Berapa pemberitahuan ya?
Jisang telah menanti
Jam
10, kami sudah siap untuk go home. Tas udah di-packing (walau amburadul), lalu dimasukkan ke dalam Jisang. Tinggal
fun-nya aja, foto bareng di lahan
dekat Villa.
Sok-sokan, wajah sangar
Hepi? Iyalah
Satu angkatan nih...hunting sampai
sinting!
Another surprise adalah saat pulang,
mampir makan dulu di rumah makan legendaris: Ayam goreng Pak Sholeh. Happy tummy brings happy mood, ahaha.
Nagih pek :) Di Surabaya ada gak?
Tapi, seketika ke-happy-an buyar ketika senior bilang:
“Abis ini kalian pameran ya. Langsung rapat besok, kalau bisa.” Duarrr.
Langsung deh kubilang Derryl dan diumumkan besok senin malam ada rapat untuk
membahas pameran dan menyusun kepanitiaan. Ya, mumpung anak-anak ber-25 masih
lengkap, mending diumumkan sekarang. Dan setelah semuanya beres, kami pulang
dengan gembira (dan lelah)
*Thanks
for everything, thanks panitia/senior APS, thanks alumni yang mau sempet datang
menengok kami, thanks teman seangkatan, juara deh pokoknya!
*Pasukan APS 2015:
Abiyyu,
Aditya, Ajib, Angga, Ariani, Aulia, Dayu, Derryl, Devi, Dipa, Esti, Ida, Irul, Maul,
Nena, Pras, Risca, Rully, Selvi, Shella, Tabitha, Tanti, Yoman, Yuka, Zakky
PHOTO CREDITS:
-
Canon EOS M (?)
-
Canon 600D (?)
-
Canon EOS 1100D (punya mb Ajeng,
kupinjam buat hunting)
-
Canon 60D (?)
-
Nikon S3500 (my own camera)
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)