Rabu, 13 Januari 2016

It's Time to DIKLAT!

Hi there, kembali lagi flashback, hehe, moga ga bosen ya!
          Kali ini aku akan bercerita tentang kisah dibalik DIKLAT APS (Airlangga Photography Society) angkatan 2015. Huah, finally kami sampai pada tahap ini, setelah berbulan-bulan berjuang, melewati langkah demi langkah yang panjang. Menanti-nanti dengan cemas. Menyisihkan ratusan orang yang juga ingin jadi anggota. Perjuangan tinggal selangkah lagi, setelah itu kami akan jadi anggota resmi.


‘Pasukan’ kami yang ikut diklat berjumlah 25 orang. Cukup sedikit. Padahal, ada sekitar 32 orang (kurang lebih) yang lolos tahap wawancara kemarin, tetapi yang possible ikut diklat hanya 25 orang saja. Sisanya? Beragam. Mulai dari ada praktikum (yang katanya ga bisa ditinggal), ada acara hingga ada anggota keluarga yang sakit. Sedihnya, kenapa semua itu harus berbenturan dengan waktu diklat. Dengan berat hati, mereka yang ga ikut diklat harus tertinggal :(
Diklat diadakan selama 3 hari 2 malam, 20-22 November 2015, berlokasi di Taman Dayu Pasuruan. Persepsi pertamaku ketika mendengar lokasi itu? Hmm, fancy! Pasti mewah, eksklusif, sangar, batinku *agak sok tau* *padahal belum pernah masuk ke dalam, cuma sering lewat depan Taman Dayu aja*
Oh ya, postingan ini bakal cukup panjang, akan kuceritakan semua mulai dari hari pertama hingga terakhir....jadi tegarkan hatimu kawan :D


HARI PERTAMA

Kami berangkat pada hari Jum’at sore naik truk TNI (atau lebih akrab disapa Jisang hehe), janjian didepan Student Center, jam 14:00 (niat awalnya). Tapi ternyata ada yang terlambat beberapa orang, jadi mundur sampai jam 16:30-an baru berangkat. Oh ya, karena ‘personil’ kami sedikit, ditambah beberapa panitia diklat/senior APS ikutan naik truk, jadi cuma sewa truk TNI satu buah dan apa yang terjadi? Sempit-sempitan bung! Sampai ada yang berdiri sepanjang jalan :) Sungguh tabah sekali hehe.
Perjalanan memakan waktu cukup lama, karena sempat terpotong waktu shalat Maghrib di jalan. Sampai di Taman Dayu, Pasuruan, sekitar jam 20:00 malam. Turun-turun langsung disuruh ngumpulin barang kelompok, handphone, slayer, senter bahkan jam tangan! Disuruh ngabarin orang tua juga kalau anaknya bakal ‘ilang’ selama 3 hari ini. Setelahnya, panitia ngasih tau regulasi/aturan main dalam diklat. Entahlah, rasanya campur aduk. Penasaran. Bakal diapakan ya, kami ber-25 ini? Pulang-pulang jadi apa ya? Apa malah ga dipulangkan? hehe
Materi, bung!
Sampai di Villa, kami menaruh tas dan makan malam dulu. Dilanjut materi tentang fotografi (of course-_-). Aku sama sekali ga nyatet, jadi lupa materinya tentang apa *anak rajin*. Agenda hari ini tak terlalu padat, kami diminta cepat-cepat istirahat setelah materi karena hari esok akan sangat challenging, they said. Pada kenyataannya, kami ga langsung tidur meski tidak ada “dewa” yang selalu ada dalam genggaman kami (baca:HP). Biasalah, mandi-mandi dulu dan ngantrinya luamaaaa banget karena kamar mandi cuma satu dan jumlah anak satu kamar sekitar 15 anak. Beuh, kalau aku sih mending baca buku terus tidur aja bhahaha

HARI KEDUA
 
Selamat pagi Pasuruaaaaaaaan!
          Kurang adem apa hati ini, bangun-bangun disambut oleh cecuitan burung-burung dan serangga, sementara matahari mulai beranjak bangun dan terlihat dari jendela? Ugh, asli, jadi betah ada disini, hehe. Meskipun udaranya ga terlalu dingin seperti didaerah Trawas dan gak hujan (justru itu yang kunanti, dasar mellow), tapi yaudahlah ya. Tapi kayaknya cuma aku yang menikmati pagi dengan menatap ke luar jendela sepuas-puasnya, sementara temen sekamarku yang lain sibuk mandi, grooming atau malah masih tidur!
          “Jam 6 harus sudah beres ya dek!” Gitu kata mbak-mbak panitia yang dengan setia nongol dari pintu tiap beberapa menit sekali. Sungguh mbak-mbak yang tegar, menghadapi kami yang merespon dengan “iya” yang malas, anggukan, atau malah cuma menoleh saja, hehe. Terima kasih untuk tidak bosan mengingatkan kami yang lelet XD
 
Villa kami
          Aku yang mandi terakhir, dan rasanya aku harus menarik kembali ucapanku yang “betah berada disini”. Ya Tuhan, bayangno talah, mandi sambil dikerubungi sekompi pasukan lebah madu! Prasamu a? Agak parno gimana kalau disengat? Suaranya juga berisik, ngung-ngung gak jelas gitu wkwk. Mandi di kamar mandi semewah ini jadi terasa penuh kekhawatiran, hehe.
          Nah, setelah makan, kita ngambil kamera yang udah dititipin ke panitia. Voila, ajaib! Kameranya udah berubah, LCD-nya ditutupin pake kertas hitam yang tebal dan setting-an kamera yang semalam, ga boleh diubah-ubah. Wah, kebiasaan ngecek display LCD ga bisa dilakukan nih. Mana tau foto kita bagus apa ngga ntar? Lalu, foto kita gak boleh lebih dari 32 jepretan. Hanya 32 jepretan pertama yang dikumpulkan ke panitia nanti. Sungguh mendebarkan. Tapi itu tantangannya.
          Belum hilang keterkejutan kami, panitia menyodorkan selembar kertas kecil yang berisi keywords yang akan memandu kami untuk memotret objek. Keywords-nya lumayan mind-blowing dan multi-interpretasi. Aku sudah lupa, tapi ada yang tentang “high place” “pattern” “on focus” “rainbow” etc, kan bisa diterjemahkan jadi apa saja sesuai interpretasi kita. Sangat menarik.
          Maka, jam 06:30, kami dibawa “naik” ke atas pakai Jisang (setelah sebelumnya ada suara-suara ghaib yang bilang, “jalan aja loh rek, sehat!”). Menurut LLLLLL....dari Villa ke The Pines jalan? Apa gak dhuhur nyampenya? Balik ke Villa betismu jadi seberapa ntar? Haha.

Instruksi dulu bosQ
          Nyampai di The Pines jam 06:50-an. Dikasih waktu sekitar 2 jam untuk hunting. Setelah briefing singkat, kami berpencar untuk mencari objek sesuai yang tertera di kertas keywords tadi. Aku sama Yoman, temen sekelompokku juga, sama-sama mencari objek. Tempat ini bagus, cuma sepi sekali. Serasa hanya ada pinus, pinus, pinus, beberapa rumah pohon, kita dan petugasnya aja.

Suasana The Pines pas hunting
          Oh ya, ternyata kita tidak datang dengan hampa. Panitia memberi beberapa akses untuk memenuhi keywords tadi. Maka, munculah panitia yang jadi model, lengkap dengan pakaian dan aksesori, ada juga yang bawa bendera, ada yang lari-larian bawa asap (?) dan lain-lain. Asyik sih, jadi banyak objek. Tapi ingat, foto kita ada batasnya, cuma sampai 32 jepretan aja :’)

Semuanya sibuuuuk motret :)))
 
Salah satu objek foto paling mainstream :))
Hmm, itu hunting apa tawuran pelajar? :))
Sampe Irul bela-belain manjat :))
This flower membuatku guling-gulingan di rumput hehe
Akhirnya lelah juga, makan duluuu
Mas Wawan sampe manjat-manjat rek :D
Jam 9 pagi, kami berkumpul di depan jaring-jaring outbond yang tadi dipanjat Irul, untuk foto bareng. Tuh, sampe dibelain manjat jaring-jaring yang tingginya entah berapa meter, demi kita semua *ceilah*. Tapi aku ga punya hasil fotonya nih, kirimin dong kakak-kakak senior, nanti kupajang disini :D
Yey, balik ke Villa!
Sampai di Jisang, mau balik ke Villa, beberap pada tepar, meski banyak juga yang masih punya tenaga buat ngobrol dan bercanda, padahal hari masih panjang. Lihat kelakuan dua orang ini, wkwk
Ketika yang ganteng lebih memilih sama yang ganteng
Tau adik-adiknya mau “tumbang”, panitia akhirnya ngasih games ke kita-kita. Yeeey *nada lemah* *lagi mager*. Games-nya kaya tebak kata gitu, yang cukup sulit memeragakan dan menebaknya. Tapi tetap dimainkan, sampai akhirnya, diganti ke tebak film.

Lagi games nih :)))
Setelah games, taulah bakal ngapain. Yep, foto hunting kami masing-masing dikumpulin, lalu dikurasi ama panitia. Abis itu dipajang mana yang bagus, bagi yang fotonya nampang, bersyukurlah. Karena ada anak yang seluruh hunting tadi fail, ada yang terlalu gelap atau terlalu terang. Hiks sedihnya lagi, ada wacana buat anak tadi ngulang hunting!
Agenda hari ini, selain hunting dan nampilin foto, adalah presentasi simulasi, jika kita akan ngadakan pameran foto. Kita dibagi dalam 5 tim, masing-masing berisi 5 orang. Diskusi tentang konsep pameran “bayangan” kita, apa temanya, apa yang menarik dari pameran kami nanti, bagaimana cara kami menarik perhatian orang untuk datang dan sebagainya. Dari sana juga ada voting buat nentuin ketua pameran kami nantinya, dan dari suara rakyat, dipilihlah Derryl sebagai ketua dan Tabitha sebagai wakil ketua. Dan dipilihnya mereka berdua adalah for real, bukan simulasi seperti tadi yang didiskusikan.
Malam keakraban....for REAL
Dan.. Malam ini (21/11) adalah representasi sesungguhnya dari kata malam keakraban. Kita benar-benar jadi dekat ke senior dan alumni. Mereka memperkenalkan diri pada kami, dari angkatan berapa, jurusan dan fakultas apa. Terjawablah sudah pertanyaan kami tentang “who is she/he?” dan dari mana asal makhluk-makhluk ajaib itu, hehe.
Bukan hanya senior, alumni pun turut muncul untuk meramaikan suasana. Mereka membeberkan kesan mereka jadi anak APS, mulai dari APS masih kere-kere-nya, basecamp masih numpang dan pindah-pindah, fasilitas juga gak se-WOW sekarang, masih belum punya sekre yang nyaman seperti saat ini, dsb. Mereka juga sharing kehidupan pribadi mereka sebagai alumni dan fotografer yang sukses, yang memicu kami untuk melakukan hal yang serupa. Setelahnya, ganti kami yang memperkenalkan diri. Seru, ada aja yang bikin ketawa. Udara malam yang dingin jadi ngga kerasa karena kita semua duduk dempet-dempetan dan ketawa terus ^^
Malam ini juga disuruh cepat-cepat tidur, karena kita tahu. Ya, kita sama-sama tahu, apa yang akan terjadi besok!

HARI KETIGA
          Hari masih gelap ketika aku mendengar suara bisikan dari balik pintu. Lampu kamar dalam kondisi mati, hampir tak terlihat siapa-siapa, kecuali pintu kamar yang dalam keadaan separuh terbuka.
          “Dek, ayo bangun.” bisik suara itu, pada satu orang temanku. “Jangan lupa pipis dulu.” lanjutnya lagi. Temanku menggeliat, bangun dan menuju kamar mandi.
          Kita dibangunkan secara personal dan satu-persatu, bukan langsung seisi kamar dibangunkan. Wah, asyik nih, pikirku. Diapakan ya? Ada kejutan apa yang telah disiapkan panitia ya? Dan kayaknya...masih jam 2 pagi deh. Atau mungkin jam 1? jam 3? Entahlah. Berada disini tanpa penunjuk waktu membuat kami menjadi disorientasi medan.
          Satu persatu teman-teman sekamarku pergi, hingga setengah kamar menjadi kosong barulah aku dipanggil. Sesegera mungkin aku ke kamar mandi, ganti pakaian sebentar lalu ikut ke mbak panitianya. Dia menyodorkan selembar slayer padaku, meminta untuk memakai dan menutup mataku. Lalu dia menuntunku berjalan, turun ke ruang tengah Villa. Disuruh duduk dulu untuk sementara.
          Rasanya lamaaaa banget, dan dari kanan-kiriku tidak ada pancaran kehangatan sama sekali seperti yang kita rasakan kalau ada orang disebelah kita. Wah, sendirian ini berarti, gumamku. Sampai pada akhirnya, aku disuruh berdiri dan mengikuti dia lagi. Di depan Villa, aku menemukan suara yang familiar. Pemilik suara itu adalah makhluk yang bawelnya ampun-ampunan, masih sempet bercandaan pula. Siapa lagi kalau bukan Aulia atau lebih akrab disapa Masalembu :D
Kami berjalan berbaris, bersamaan jalan mengikuti instruksi panitia. Lurus...Lurus...Kiri, agak ke kiri...Kanan..Agak naik... Ya stop... Rasanya kaya mobil yang mau diparkirin ama Jukir Indomart. Sampai akhirnya kami sampai di pos 1 (sebut saja begitu) dan ditanya-tanyain soal sejarah keorganisasian APS. Aulia lebih handal dan hapal sejarahnya (apa karena dia anak sejarah ya? kebetulan sekali). Setelah itu, mbaknya cerita-cerita tentang sejarah APS, yang dulu-dulu ngenes dan penuh perjuangan :)) Suasananya cukup syahdu, karena malam gelap, penuh bintang dan hanya ada temaram nyala api dari botol-botol kecil yang diisi sumbu kompor dan minyak gas.
Ilustrasi, kurang lebih kaya gini
          Setelahnya, kami kembali berjalan berbaris dan tetap menutup mata. Naikkkk sampai ke pos kedua. Disana ditanyain apa ya? Lupa, hiks. Yang kuingat malah di pos ini, Aulia diinterogasi tentang tempat asalnya yang berada di pulau kecil di Madura.
Setelah itu, kami dipisahkan. Aku menuju ke posnya Mas Yanu, yang kebetulan adalah seniorku di Komunikasi (dan rupa-rupanya dia cukup hepi kedatangan adik kelasnya, meski selisih tahun diantara kami cukup banyak, buahahah). Disana, aku ditanyain soal keseriusanku masuk APS, karena dia tahu tahun lalu aku sempat ikut PUKM, Magang, tapi gak lolos. Dear Mas Yan, kalo ga serius, I would never be here sama anak-anak 2015 haha
Suasana malam  inagurasi
“Menunggu, sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku, saat ku harus trus bersabar dan bersabar...” *backsound lagu Aishiteru*
          Dari pos Mas Yan, aku digiring ke suatu tempat yang luas, masih sendiri dan didudukkan di tempat yang memiliki alas yang tajam-tajam dan menusuk. Rumput, tapi rumputnya berduri. Seseorang menyampirkan selembar kain ke leherku, tapi aku tidak terlalu peduli. Dan dari arah depan, rasanya ada hawa-hawa hangat menuju ke panas. Glekk.. Apa.. Apa kami akan dikorbankan dalam ritual? Pengorbanan darah manusia? Apa mereka tahu kalau kami adalah penyihir, jadi perlu dipanggang kedalam api?? *kebanyakan nonton film*
          Cukup lama aku duduk disini, makin lama rasanya makin gerah. Mungkin, nungguin anak lain yang masih diinterogasi. Sampai akhirnya, aku disuruh berdiri dan seorang anak manusia, entah siapa, menggenggam tanganku (hastag: #JanganBaper hwaha)
          Dan ketika slayer itu dibuka, munculah pemandangan seperti ini. Wajah-wajah kusut semi ngantuk dari anak angkatanku, kemudian matanya berbinar-binar melihat kami dikumpulkan di lapangan untuk inagurasi. Sebagian malah tersenyum-senyum sendiri, sebagian matanya jelalatan mencari teman dekat atau mungkin gebetannya, huehe.
Together, we are family
Aulia dan Derryl
          Setelahnya, dibacakan semacam deklarasi yang diikuti bersama-sama, lalu diambilah dua orang dari angkatanku, Derryl dan Aulia, sebagai representatif (wakil) dan dilakukan penerimaan kami sebagai anggota resmi secara simbolis. Denggg! Here it is. Resmi sudah status kami, yeayyy
          Sesudahnya? Pasti foto bareng se-angkatan dong ya. Sambil memegang kain yang tadi disampirkan di leher kami, yang ternyata adalah kain berlogo APS. Wuih, ini kan kain legendaris yang dibentangkan anak-anak angkatan sebelumnya, yang fotonya ada di sekre.
We’re team of 2015!
          Belasan jepretan, kini giliran senior-senior mengeroyok kami untuk foto seluruh angkatan. Agak kemriyek dan ga beraturan, tapi yaudahlah haha.
Heboooooh sendiri
Udah muka bantal, burem pula, haha
          Pagi yang menyenangkan di akhir November. Lebih menyenangkannya, setelah mandi, makan, “dewa” kami (baca:HP) balik. Wuis, pasti sibuk ngecek notif di sosmed atau kabar dari emak/bapak atau pacar. Lihat nih wajah-wajah serius mereka
Berapa pemberitahuan ya?
Jisang telah menanti
          Jam 10, kami sudah siap untuk go home. Tas udah di-packing (walau amburadul), lalu dimasukkan ke dalam Jisang. Tinggal fun-nya aja, foto bareng di lahan dekat Villa.
Sok-sokan, wajah sangar
Hepi? Iyalah
Satu angkatan nih...hunting sampai sinting!
          Another surprise adalah saat pulang, mampir makan dulu di rumah makan legendaris: Ayam goreng Pak Sholeh. Happy tummy brings happy mood, ahaha.

Nagih pek :) Di Surabaya ada gak?
Tapi, seketika ke-happy-an buyar ketika senior bilang: “Abis ini kalian pameran ya. Langsung rapat besok, kalau bisa.” Duarrr. Langsung deh kubilang Derryl dan diumumkan besok senin malam ada rapat untuk membahas pameran dan menyusun kepanitiaan. Ya, mumpung anak-anak ber-25 masih lengkap, mending diumumkan sekarang. Dan setelah semuanya beres, kami pulang dengan gembira (dan lelah)

*Thanks for everything, thanks panitia/senior APS, thanks alumni yang mau sempet datang menengok kami, thanks teman seangkatan, juara deh pokoknya!

*Pasukan APS 2015:
Abiyyu, Aditya, Ajib, Angga, Ariani, Aulia, Dayu, Derryl, Devi, Dipa, Esti, Ida, Irul, Maul, Nena, Pras, Risca, Rully, Selvi, Shella, Tabitha, Tanti, Yoman, Yuka, Zakky

PHOTO CREDITS:
-      Canon EOS M (?)
-      Canon 600D (?)
-      Canon EOS 1100D (punya mb Ajeng, kupinjam buat hunting)
-      Canon 60D (?)
-      Nikon S3500 (my own camera)

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template