Senin, 18 Januari 2016

Ada yang Salah dengan Pendakian? Inilah Alasan Mengapa Pikiran itu Harus Jauh-jauh Disingkirkan

Setidaknya, baru ada dua orang dalam hidupku yang mengatakan kepadaku secara langsung, “Untuk apa naik gunung?” “Kenapa harus mendaki atau main jauh-jauh?” dan sejenisnya. Gestur tubuh dan raut muka mereka menunjukkan ketidaksukaan. Bahkan, hampir terang-terangan melarang. Bagiku, pertanyaan itu sama sekali tidak masuk akal, mengingat pendakian adalah suatu aktivitas yang normal, tidak menyangkut kriminalitas dan tidak dilarang oleh hukum. Tapi, lagi-lagi, pertanyaan tolol seperti itu masih terujar dari mulut banyak orang.
Menghujat keindahan seperti ini? Yang benar saja
            Bisa dibilang, pertanyaan seperti tadi bisa membuatku tersinggung berat. Bagaimana tidak? Aku mencintai pendakian, sama seperti aku mencintai setiap jengkal hidupku. Aku mencintai alam, aku mencintai petualangan, bahkan kecenderungan itu sudah muncul ketika aku masih kecil. Aku suka berjalan-jalan, berkeliling tanpa tujuan. Aku suka berada di taman. Aku sering kesasar ke suatu tempat yang asing, tapi aku menikmatinya tanpa merasa gelisah. Aku suka berada di tempat-tempat baru. Bahkan, aku sudah mendaki ketika usiaku masih 12 tahun. Ini pilihanku. Ini caraku untuk lebih menghargai kehidupan yang Tuhan berikan kepadaku. Ini jalan hidupku. Dan terlebih, ini tidak ada urusannya dengan hidupmu. Kecintaanku pada alam sama seperti kecintaanmu pada hidupmu, pada keluargamu, dan segala bentuk cinta yang ada tidak boleh dimusnahkan atau dilarang.

            Aku ingin tahu apa yang ada dipikiran orang-orang itu sebenarnya. Sepertinya kata pendakian masih melekat dibenak mereka sebagai sesuatu yang negatif. Dari mana dasar pemikirannya? Apa ada frame of reference yang menggiring pada konklusi bahwa itu kegiatan yang “tidak seharusnya dilakukan” ? Apa karena mereka masih konservatif dan kolot? Apa jangan-jangan...hanya karena aku perempuan? Betapa seksis dan terbelakangnya jika begitu! Atau sederhananya...karena itu “berbahaya”?
            Here is the deal why I loved hiking and another kinds of outdoor activity and why you should stop bother my life and my choice:

1.      Pendakian membawamu pada tempat-tempat indah, yang tak akan pernah kau jumpai jika kau hanya menghabiskan waktu di tempat yang itu-itu saja. Setiap hari aku berada di kota besar seperti Surabaya. Penuh kebisingan, polusi dan rasa gerah akan cuacanya. Hidup di tengah-tengah makhluk individualis yang seringnya bertikai satu sama lain. Lelah rasanya. Aku butuh tempat untuk memulihkan diriku dari semua kegilaan itu. Maka, apa yang salah jika aku memutuskan untuk ‘melarikan diri’ ke tempat yang lebih tinggi, untuk sekedar menikmati ketenangan alam?
2.      Pendakian adalah jalan hidup yang ku pilih untuk menikmati dan menghargai kehidupan yang Tuhan berikan. Sama seperti kau mengabdikan dirimu pada hal yang kau suka. Membuat detik demi detik dalam hidupmu lebih berharga.
3.      Pendakian tidak ada urusannya dengan gender. Semua orang bisa melakukannya tanpa ada diskriminasi pada gender tertentu. Enough saying, jika kau berpikiran terbuka dan tidak picik, kau akan memahami ini dengan mudah.
4.      Pendakian adalah cara dirimu mengeksplorasi diri sendiri. Kau akan terkejut bahwa ada sifat-sifat tertentu dalam dirimu yang baru muncul jika kau sudah merasa lelah dan putus asa di tempat yang berada jauh dari zona nyaman seperti di alam bebas. Sebaliknya, kau juga akan merasa bangga bila mendapati kau mampu menaklukan dirimu sendiri, karena sejatinya, esensi dari kegiatan alam adalah untuk mengenal dirimu sendiri lebih baik dari sebelumnya.
5.      Pendakian mengajarkanmu cara untuk berbagi dan menolong tanpa pamrih, tanpa memandang siapa kau atau apa status sosialmu. Kemanusiaan adalah yang paling utama, dan ego adalah hal yang harus jauh-jauh disingkirkan. Tidak ada perbedaan, semua menyatu dan berbaur layaknya keluarga. Di alam, semua orang memiliki status sama: manusia.
6.      Pendakian adalah caraku untuk mencintai alam yang telah Tuhan ciptakan dengan sedemikian sempurna. Tidak ada yang lebih indah dibanding menikmati alam secara langsung ketimbang dari wallpaper, gambar-gambar di internet atau kalender. Apa yang bisa dinikmati dari tampilan 2 dimensi seperti itu? Ayolah!
7.      Pendakian mengajarkanku untuk menahan ego dan sifat individualis, serta belajar bersabar, tidak seenaknya dan menahan diri, karena tidak ada puncak yang bisa didaki tanpa berlelah-lelah terlebih dahulu.
8.      Pendakian membuat fisik, jiwa dan mentalmu lebih kuat, sensitif, pantang menyerah dan peka. Kuat? Berjalan membawa tas yang sangat berat, melewati jalanan terjal dan curam akan membuatmu kuat dan pantang menyerah. Keindahan alam akan menyentuh jiwamu dan membuatmu lebih peka dan sensitif. Melihat teman satu tim-mu berada dalam kesulitan atau seseorang dalam bahaya akan membuatmu lebih sadar bahwa ada hal yang lebih diutamakan ketimbang keinginan dan ego pribadi kita.

Tapi, mungkin alam tidak diciptakan untuk semua orang.
Tidak untuk orang-orang picik, berpikiran sempit, tak peduli atau serakah.
Jelas tidak.     

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template