Beberapa
dari kalian mungkin tau kalau aku tergabung dalam komunitas
Indonesian Eagle. Yup,
aku sudah disana sejak Agustus 2016 silam. Tapi lumayan jarang sih
ikut kegiatan karena jadwal bener-bener padat antara kuliah dan
kerja. Namun, kali ini aku memutuskan untuk terlibat dalam program
Nyala Harapan, semacam kegiatan bakti sosial di dusun Ngembes,
Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Nah,
anggota IE minimal harus ikut Nyala Harapan 1 kali dalam 2 bulan.
Pengecualian untuk yang sudah menikah, harus ikut minimal 1 kali
dalam 3 bulan. Kalau mau ikut tiap minggu juga monggo,
asal waktu lagi kosong. Disana nantinya kita menjaga taman bacaan
yang telah dibangun sejak April (eh atau Mei?) 2017 silam, mengajak
bermain anak-anak kecil, juga mengajari anak-anak kecil belajar dan
belajar membuat benda dengan teknik DIY (do-it-yourself).
Intinya, gimana caranya anak-anak itu senang berada di taman bacaan
dan perlahan-lahan betah untuk membaca buku di taman bacaan itu.
Menumbuhkan minat baca adalah misi utamanya, sisanya menjalin
keakraban ama anak-anak dan warga disana.
Oke,
awalnya aku ikut kegiatan Nyala Harapan di bulan November, tapi
berhubung ada tugas syuting mata kuliah Produksi Film, alhasil waktu
kuundurkan ke tanggal 17 Desember 2017. Di tanggal tersebut, aku
berangkat kesana sama Mas Emon, Mas Agus dan Mas Sam. Cuma berempat,
sisanya lagi sibuk hehe.
Karena
ga tau jalan ke Ngembes, aku harus koordinasi jauh-jauh hari ama
mereka. Diputuskanlah berangkat hari Minggu pagi (17/10) bersama Mas
Emon. Aku pun harus memboncengi Mas Sam. Apalagi Mas Sam ini orangnya
slowrespon dan nyebelin, wkwk. Sukanya ngilang di saat
dibutuhkan, huft. Akhirnya, janjianlah di Alfamart MERR, jam 6 pagi,
yang katanya gak jauh dari tempatnya stay. Anyway, aku
berangkat pakai motor Honda Beat punya ayahku. Lebih enak kalau di
jalan tanjakan, gak perlu effort jalan zigzag dan
ngegas gigi 1 kayak Revo 100cc ku. Haha emang usianya sudah tua,
sedih.
Oh
ya, sebelum ke Ngembes, anak IE harus merencanakan mau ngasih
kegiatan apa disana. Aku kepikiran mau ngajarin cara bikin Pop Up
Puzzle atau Puzzle 3 Dimensi atau apalah istilahnya itu. Aku juga
baru-baru belajar bikin ini, sejak ikut kompetisi dari Gogirl! feat
Emina. Eh ternyata gampang. Yaudah aku bikin konsep tentang hutan.
Aku nyari gambar-gambar pohon, hewan, rumput dan bunga dalam versi
vector, lalu di print di kertas buffalo. Kenapa kertas
buffalo? Biar tebel dan gak gampang sobek. Nanti kalau
gambarnya sudah dicetak, lalu digunting, dan ditempel di alasnya.
Gampang lah. Untuk semua itu, aku cuma keluar uang untuk kertas
buffalo 10 lembar dan nge-print gambar. Aku juga bawa
gunting dan solasi bening.
Oke,
keesokan harinya....
Jadi
aku bangun jam 4.30 an. Amat sangat kurang tidur karena hanya
istirahat 3 jam saja. Langsung mandi dan siap-siap berangkat. Jalanan
masih sepi, aku sudah sampai di Alfamart MERR jam 5.30-an. Aku chat
mas Sam dan (tumben) dia fastrespon. Nggak lama, dia langsung
muncul dari gang, lalu kami berangkat bareng. Sepanjang jalan, dia
melontarkan candaan, baik yang lucu maupun yang super-garing, wkwk.
Bawel sumpah orang ini.
Setelahnya,
kami berhenti di RSAL buat ketemu ama Mas Emon. Kondisiku sangat
kelaparan, huaa. Setengah jam kemudian, dia baru muncul. Trus
tiba-tiba mas Sam bilang, "Ah aku nebeng Mas Emon aja. Gengsi
dibonceng ama cewek," ucapnya sembari nyengir kepadaku. Sialan.
Tapi gapapa, enak bisa enteng dan nyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan
tanpa ada yang protes wkwk
Kami
terus berkendara sampai meeting
point selanjutnya,
Alfamart Trawas. Di sana, janjian sama Mas Agus. "Lho, kok gak
ada," ucap Mas Emon. Padahal, katanya Mas Agus berangkat jam 5
pagi. "Jangan-jangan ketiduran," tebakku. 10 menitan
menunggu dan ditelpon gak diangkat, akhirnya kami bergegas. Nyari
sarapan dulu. Eh tiba-tiba di tengah jalan, Mas Agus nelpon Mas Emon.
Dia bilang udah sampai di Alfamart tadi. Waah, sisipan 5 menit udah
terpisah jauh. Yaudah, akhirnya janji ketemuan di warung makan di
dekat basecamp
pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng.
Sampai
di warung makan, kami langsung pesen. Ada nasi campur, nasi pecel
hingga nasi goreng. Makan dengan porsi yang lumayan banyak dan lauk
yang beragam, plus minum hanya 13 ribu aja! Wah, bisa dijadiin
langganan nih kalau suatu saat mau pendakian ke Penanggungan. Rasanya
pun enak. Oh ya, Mas Agus akhirnya datang di warung dan sarapan
bareng. Lalu kami menuju ke toko buat beli snack
untuk anak-anak nanti, Setelahnya, langsung deh menuju ke Ngembes!
Penasaran juga, Ngembes itu seperti apa sih tempatnya.
Melewati
jalanan yang sempit dan medan yang turun-naik, tak sampai 5 menit
dari warung makan tadi, akhirnya sampai juga di Balai Desa Ngembes.
Pas kami datang, kondisinya cukup memprihatinkan. Lantainya kotor dan
mengerak karena terkena kotoran kelelawar. Trus ruangan taman bacanya
juga banjir, entah airnya ini datang dari mana. Padahal gak bocor
juga, atap dalam kondisi baik-baik saja. Aku heran. "Maka dari
itu dinamakan desa Ngembes," ucap Mas Agus dengan random-nya.
Yeee, itu mah ngerembes!
Beda huruf! Haha.
Rajin banget masnyaaa |
Kotor kan? Huhu |
Papan nama Indonesian Eagle |
Membereskan kekacauan |
Syukurlah,
walau karpet dan terpal dalam kondisi basah kuyup, tapi buku-bukunya
aman dan tak tersentuh oleh air sama sekali. Akhirnya, Mas Emon
mengeluarkan karpet dan menjemurnya, lalu Mas Agus dan Mas Sam
bergantian mengepel lantai yang dipenuhi kotoran kelelawar itu.
Sementara aku? Aku bagian bolak-balik ambil air bersih di musholla
sebelah buat ngepel, hehe.
Sembari
kami bersih-bersih, anak-anak yang tinggal di depan Balai Desa mulai
curi-curi pandang kepada kami. Malu-malu, mereka menyunggingkan
senyum. Akhirnya, ada beberapa anak yang mulai berani mendekati kami.
Yaitu Adi dan Zainudin (Zain). Mereka masih kelas 4 SD, tapi gak
pemalu seperti temen-temennya yang cewek. Lalu, lama kelamaan
anak-anak berdatangan. Mulai dari Icha, sampai Lydia. Sebenernya ada
kurang-lebih 8 orang, tapi aku hanya hapal beberapa nama aja, haha.
"Nanti
kamu diajarin bikin sesuatu sama Mbaknya," ucap Mas Agus pada
Adi.
"Apa
itu, Mbak?" tanyanya dengan penasaran.
"Rahasiaaa.
Hehe. Nunggu bersih-bersihnya selesai ya!" ucapku dengan nada
jahil.
Contoh yang kubikin |
Setelah
lantai bersih dan tikar digelar, akhirnya dimulailah sesi workshop
(halah) yang kuadakan. Aku mulai mengeluarkan alat dan bahan yang
kusediakan. Anak-anak pun berebutan kertas yang telah di-print
dan diatasnya ada gambarnya, lalu mulai berebutan gunting. Karena
gunting yang disediakan hanya 3, maka ada dari mereka yang mengambil
gunting dari rumahnya sendiri. Kebanyakan sih mereka heboh gunting
sana-sini, bercanda atau berantem kecil sama temennya. Tapi Zain
sendiri gak ikut bikin, ia malah sibuk main kentrung
(ukulele) dan nyanyi-nyanyi gak jelas, haha. Setelah bosan, ia malah
mengambil kameraku dan iseng motret sana-sini. Bahkan, dengan pedenya
dia juga foto-foto selfie!
Wkwkw
Narsis banget kamu naaak :D |
Walaupun
rata-rata mereka meniru template
contoh yang aku bikin, tapi gak papa. At
least mereka
seneng. Entah kenapa, meski mereka baru pertama kali ketemu aku, tapi
mereka bisa sedemikian nempel dan bawel tanya ini-itu. Awalnya,
justru ekspektasiku mereka adalah anak-anak yang pemalu dan sulit
didekati, tapi ternyata tidak. Syukurlah, hehe. Aku gak pinter
nge-handle
anak kecil soalnya, jadi kalau mereka gak menyusahkan gini, aku
sangat senang sekali.
Di
sela-sela bikin karya, mereka juga cerita banyak hal. Mulai dari
sekolahannya yang lagi libur, mbahas kegiatan di desa (kayak ngundang
penari ular, misalnya) atau apapun itu. Tipe anaknya pun beda-beda,
ada yang telaten, ada yang gampang teralihkan fokusnya, sampai ada
yang gak sabaran. Macem-macem lah, hehe.
Eh Mas Gondrong ikut foto wkwk |
Setelah
selesai, mereka dengan bangga menunjukkan hasil foto itu di depan
kamera. Lalu mereka juga request
agar sering-sering datang, apalagi momentumnya mereka sedang libur
semester sekarang. Namun, karena rata-rata anak IE justru sangat
sibuk menjelang tutup tahun, akhirnya kami terpaksa bilang, "Maaf
ya adek-adek, kita libur dulu 2 minggu. Nanti setelah tahun baru kita
maen kesini lagi kok," ucap kami. Jelas, ada kekecewaan
membayang di mata mereka. Tapi mau gimana lagi?
Oh
ya, jam 11.30 kami selesai acara. Mereka semua pulang ke rumah
masing-masing dan kami juga langsung balik ke Surabaya. Sebelum itu,
foto dulu dooong.
Tergembel 2017!~ |
Cewek dan nyetir sendiri? Gak masalah!~ |
Kami
langsung melaju pulang. Di sepanjang jalanan Trawas, ada banyak
sekali bis pariwisata dan mobil-mobil. Sepertinya bakal banyak yang
menghabiskan akhir pekan dengan liburan disini. Kami terus menyetir
tanpa banyak bicara, sampai akhirnya di dekat Royal Plaza yang sedang
sangat macet, Mas Emon berhenti.
"Mbak
Nen, nitip anterin Sam pulang," ucap Mas Emon. Kebetulan, Mas
Emon rumahnya di deket SUTOS, sementara Mas Sam di MERR dan aku di
Kenjeran. Paling masuk akal emang ya orang ini nebeng padaku, wkwk.
Kasihan kalo ditelantarkan.
Di
sepanjang perjalanan, dia nyerocos mulu. Melihat awan yang gelap,
tiba-tiba dia ngomong, "Kenapa ya kok awan itu warnanya abu-abu?
Padahal air hujan warnanya bening," ucapnya dengan random.
"Ehmm..
Kenapa ya?" ucapku balik tanya.
"Duh,
katanya anak kuliahan. Gitu aja kok gak bisa jawab," balasnya.
Sialan wkwk
Trus
pas di daerah MERR, hujan mulai rintik-rintik, tapi aku malas masang
jas hujan. Hujan turun semakin deras deh. Dan kebetulan lampu merah.
"Udah, terabas aja! Toh lampu merah kan bikinan manusia!"
ucapnya. Dasar sesat! Wkwkw
Eh,
kualat deh dia. Pas nerabas lampu, sepedaku agak kesandung jalanan
naik. Trus dia bilang, "Santai, santai. Gak papa walau kakiku
berdarah," ucapnya.
Trus
yang paling bikin ngakak, pas di perempatan lampu merah dia bilang,
"Udah gak usah puterbalik. Turunin aku disini aja kayak
cabe-cabean," wkwkwkwk sumpah sampai sekarang kalo inget ini aku
ketawa. Dia kemudian nyebrang dan aku nyetir lurus ke arah rumah.
Hujan
semakin deras. Karena malas memakai jas hujan, aku lebih milih menepi
ke ruko-ruko dan Instagram-an sampai sejam. Padahal, waktu itu
dikejar tanggungan tugas bikin analisis dari mata kuliah Kreatif
Periklanan. Dadakan banget, sungguh menyebalkan.
Tapi
seenggaknya hari ini menyenangkan sekali!
Gak
sabar pengen ketemu anak-anak itu lagi. Huhu.
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)