Jumat, 22 Desember 2017

Suatu Hari di Ngembes, Mojokerto

Beberapa dari kalian mungkin tau kalau aku tergabung dalam komunitas Indonesian Eagle. Yup, aku sudah disana sejak Agustus 2016 silam. Tapi lumayan jarang sih ikut kegiatan karena jadwal bener-bener padat antara kuliah dan kerja. Namun, kali ini aku memutuskan untuk terlibat dalam program Nyala Harapan, semacam kegiatan bakti sosial di dusun Ngembes, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Nah, anggota IE minimal harus ikut Nyala Harapan 1 kali dalam 2 bulan. Pengecualian untuk yang sudah menikah, harus ikut minimal 1 kali dalam 3 bulan. Kalau mau ikut tiap minggu juga monggo, asal waktu lagi kosong. Disana nantinya kita menjaga taman bacaan yang telah dibangun sejak April (eh atau Mei?) 2017 silam, mengajak bermain anak-anak kecil, juga mengajari anak-anak kecil belajar dan belajar membuat benda dengan teknik DIY (do-it-yourself). Intinya, gimana caranya anak-anak itu senang berada di taman bacaan dan perlahan-lahan betah untuk membaca buku di taman bacaan itu. Menumbuhkan minat baca adalah misi utamanya, sisanya menjalin keakraban ama anak-anak dan warga disana.

Oke, awalnya aku ikut kegiatan Nyala Harapan di bulan November, tapi berhubung ada tugas syuting mata kuliah Produksi Film, alhasil waktu kuundurkan ke tanggal 17 Desember 2017. Di tanggal tersebut, aku berangkat kesana sama Mas Emon, Mas Agus dan Mas Sam. Cuma berempat, sisanya lagi sibuk hehe.

Karena ga tau jalan ke Ngembes, aku harus koordinasi jauh-jauh hari ama mereka. Diputuskanlah berangkat hari Minggu pagi (17/10) bersama Mas Emon. Aku pun harus memboncengi Mas Sam. Apalagi Mas Sam ini orangnya slowrespon dan nyebelin, wkwk. Sukanya ngilang di saat dibutuhkan, huft. Akhirnya, janjianlah di Alfamart MERR, jam 6 pagi, yang katanya gak jauh dari tempatnya stay. Anyway, aku berangkat pakai motor Honda Beat punya ayahku. Lebih enak kalau di jalan tanjakan, gak perlu effort jalan zigzag dan ngegas gigi 1 kayak Revo 100cc ku. Haha emang usianya sudah tua, sedih.

Oh ya, sebelum ke Ngembes, anak IE harus merencanakan mau ngasih kegiatan apa disana. Aku kepikiran mau ngajarin cara bikin Pop Up Puzzle atau Puzzle 3 Dimensi atau apalah istilahnya itu. Aku juga baru-baru belajar bikin ini, sejak ikut kompetisi dari Gogirl! feat Emina. Eh ternyata gampang. Yaudah aku bikin konsep tentang hutan. Aku nyari gambar-gambar pohon, hewan, rumput dan bunga dalam versi vector, lalu di print di kertas buffalo. Kenapa kertas buffalo? Biar tebel dan gak gampang sobek. Nanti kalau gambarnya sudah dicetak, lalu digunting, dan ditempel di alasnya. Gampang lah. Untuk semua itu, aku cuma keluar uang untuk kertas buffalo 10 lembar dan nge-print gambar. Aku juga bawa gunting dan solasi bening.

Oke, keesokan harinya....

Jadi aku bangun jam 4.30 an. Amat sangat kurang tidur karena hanya istirahat 3 jam saja. Langsung mandi dan siap-siap berangkat. Jalanan masih sepi, aku sudah sampai di Alfamart MERR jam 5.30-an. Aku chat mas Sam dan (tumben) dia fastrespon. Nggak lama, dia langsung muncul dari gang, lalu kami berangkat bareng. Sepanjang jalan, dia melontarkan candaan, baik yang lucu maupun yang super-garing, wkwk. Bawel sumpah orang ini.

Setelahnya, kami berhenti di RSAL buat ketemu ama Mas Emon. Kondisiku sangat kelaparan, huaa. Setengah jam kemudian, dia baru muncul. Trus tiba-tiba mas Sam bilang, "Ah aku nebeng Mas Emon aja. Gengsi dibonceng ama cewek," ucapnya sembari nyengir kepadaku. Sialan. Tapi gapapa, enak bisa enteng dan nyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan tanpa ada yang protes wkwk
Janjian ketemu disini
Kami terus berkendara sampai meeting point selanjutnya, Alfamart Trawas. Di sana, janjian sama Mas Agus. "Lho, kok gak ada," ucap Mas Emon. Padahal, katanya Mas Agus berangkat jam 5 pagi. "Jangan-jangan ketiduran," tebakku. 10 menitan menunggu dan ditelpon gak diangkat, akhirnya kami bergegas. Nyari sarapan dulu. Eh tiba-tiba di tengah jalan, Mas Agus nelpon Mas Emon. Dia bilang udah sampai di Alfamart tadi. Waah, sisipan 5 menit udah terpisah jauh. Yaudah, akhirnya janji ketemuan di warung makan di dekat basecamp pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng.
Sedapnyaaaa!
Sampai di warung makan, kami langsung pesen. Ada nasi campur, nasi pecel hingga nasi goreng. Makan dengan porsi yang lumayan banyak dan lauk yang beragam, plus minum hanya 13 ribu aja! Wah, bisa dijadiin langganan nih kalau suatu saat mau pendakian ke Penanggungan. Rasanya pun enak. Oh ya, Mas Agus akhirnya datang di warung dan sarapan bareng. Lalu kami menuju ke toko buat beli snack untuk anak-anak nanti, Setelahnya, langsung deh menuju ke Ngembes! Penasaran juga, Ngembes itu seperti apa sih tempatnya.
Selamat datang!
Melewati jalanan yang sempit dan medan yang turun-naik, tak sampai 5 menit dari warung makan tadi, akhirnya sampai juga di Balai Desa Ngembes. Pas kami datang, kondisinya cukup memprihatinkan. Lantainya kotor dan mengerak karena terkena kotoran kelelawar. Trus ruangan taman bacanya juga banjir, entah airnya ini datang dari mana. Padahal gak bocor juga, atap dalam kondisi baik-baik saja. Aku heran. "Maka dari itu dinamakan desa Ngembes," ucap Mas Agus dengan random-nya. Yeee, itu mah ngerembes! Beda huruf! Haha.
Rajin banget masnyaaa
Kotor kan? Huhu
Papan nama Indonesian Eagle
Membereskan kekacauan
Syukurlah, walau karpet dan terpal dalam kondisi basah kuyup, tapi buku-bukunya aman dan tak tersentuh oleh air sama sekali. Akhirnya, Mas Emon mengeluarkan karpet dan menjemurnya, lalu Mas Agus dan Mas Sam bergantian mengepel lantai yang dipenuhi kotoran kelelawar itu. Sementara aku? Aku bagian bolak-balik ambil air bersih di musholla sebelah buat ngepel, hehe. 
 
Sembari kami bersih-bersih, anak-anak yang tinggal di depan Balai Desa mulai curi-curi pandang kepada kami. Malu-malu, mereka menyunggingkan senyum. Akhirnya, ada beberapa anak yang mulai berani mendekati kami. Yaitu Adi dan Zainudin (Zain). Mereka masih kelas 4 SD, tapi gak pemalu seperti temen-temennya yang cewek. Lalu, lama kelamaan anak-anak berdatangan. Mulai dari Icha, sampai Lydia. Sebenernya ada kurang-lebih 8 orang, tapi aku hanya hapal beberapa nama aja, haha.

"Nanti kamu diajarin bikin sesuatu sama Mbaknya," ucap Mas Agus pada Adi.

"Apa itu, Mbak?" tanyanya dengan penasaran.

"Rahasiaaa. Hehe. Nunggu bersih-bersihnya selesai ya!" ucapku dengan nada jahil.
Contoh yang kubikin

Setelah lantai bersih dan tikar digelar, akhirnya dimulailah sesi workshop (halah) yang kuadakan. Aku mulai mengeluarkan alat dan bahan yang kusediakan. Anak-anak pun berebutan kertas yang telah di-print dan diatasnya ada gambarnya, lalu mulai berebutan gunting. Karena gunting yang disediakan hanya 3, maka ada dari mereka yang mengambil gunting dari rumahnya sendiri. Kebanyakan sih mereka heboh gunting sana-sini, bercanda atau berantem kecil sama temennya. Tapi Zain sendiri gak ikut bikin, ia malah sibuk main kentrung (ukulele) dan nyanyi-nyanyi gak jelas, haha. Setelah bosan, ia malah mengambil kameraku dan iseng motret sana-sini. Bahkan, dengan pedenya dia juga foto-foto selfie! Wkwkw
Narsis banget kamu naaak :D
Walaupun rata-rata mereka meniru template contoh yang aku bikin, tapi gak papa. At least mereka seneng. Entah kenapa, meski mereka baru pertama kali ketemu aku, tapi mereka bisa sedemikian nempel dan bawel tanya ini-itu. Awalnya, justru ekspektasiku mereka adalah anak-anak yang pemalu dan sulit didekati, tapi ternyata tidak. Syukurlah, hehe. Aku gak pinter nge-handle anak kecil soalnya, jadi kalau mereka gak menyusahkan gini, aku sangat senang sekali.
Yang lain sibuk bikin prakarya, dia malah kentrungan haha
Di sela-sela bikin karya, mereka juga cerita banyak hal. Mulai dari sekolahannya yang lagi libur, mbahas kegiatan di desa (kayak ngundang penari ular, misalnya) atau apapun itu. Tipe anaknya pun beda-beda, ada yang telaten, ada yang gampang teralihkan fokusnya, sampai ada yang gak sabaran. Macem-macem lah, hehe.
Cieee

Eh Mas Gondrong ikut foto wkwk

Yeyy udah jadi
Setelah selesai, mereka dengan bangga menunjukkan hasil foto itu di depan kamera. Lalu mereka juga request agar sering-sering datang, apalagi momentumnya mereka sedang libur semester sekarang. Namun, karena rata-rata anak IE justru sangat sibuk menjelang tutup tahun, akhirnya kami terpaksa bilang, "Maaf ya adek-adek, kita libur dulu 2 minggu. Nanti setelah tahun baru kita maen kesini lagi kok," ucap kami. Jelas, ada kekecewaan membayang di mata mereka. Tapi mau gimana lagi?
Lirikan matamu menarik hati~
Oh ya, jam 11.30 kami selesai acara. Mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan kami juga langsung balik ke Surabaya. Sebelum itu, foto dulu dooong.
Tergembel 2017!~
Cewek dan nyetir sendiri? Gak masalah!~
Kami langsung melaju pulang. Di sepanjang jalanan Trawas, ada banyak sekali bis pariwisata dan mobil-mobil. Sepertinya bakal banyak yang menghabiskan akhir pekan dengan liburan disini. Kami terus menyetir tanpa banyak bicara, sampai akhirnya di dekat Royal Plaza yang sedang sangat macet, Mas Emon berhenti.

"Mbak Nen, nitip anterin Sam pulang," ucap Mas Emon. Kebetulan, Mas Emon rumahnya di deket SUTOS, sementara Mas Sam di MERR dan aku di Kenjeran. Paling masuk akal emang ya orang ini nebeng padaku, wkwk. Kasihan kalo ditelantarkan.

Di sepanjang perjalanan, dia nyerocos mulu. Melihat awan yang gelap, tiba-tiba dia ngomong, "Kenapa ya kok awan itu warnanya abu-abu? Padahal air hujan warnanya bening," ucapnya dengan random.

"Ehmm.. Kenapa ya?" ucapku balik tanya.

"Duh, katanya anak kuliahan. Gitu aja kok gak bisa jawab," balasnya. Sialan wkwk

Trus pas di daerah MERR, hujan mulai rintik-rintik, tapi aku malas masang jas hujan. Hujan turun semakin deras deh. Dan kebetulan lampu merah. "Udah, terabas aja! Toh lampu merah kan bikinan manusia!" ucapnya. Dasar sesat! Wkwkw

Eh, kualat deh dia. Pas nerabas lampu, sepedaku agak kesandung jalanan naik. Trus dia bilang, "Santai, santai. Gak papa walau kakiku berdarah," ucapnya.

Trus yang paling bikin ngakak, pas di perempatan lampu merah dia bilang, "Udah gak usah puterbalik. Turunin aku disini aja kayak cabe-cabean," wkwkwkwk sumpah sampai sekarang kalo inget ini aku ketawa. Dia kemudian nyebrang dan aku nyetir lurus ke arah rumah.
Numpang berteduh
Hujan semakin deras. Karena malas memakai jas hujan, aku lebih milih menepi ke ruko-ruko dan Instagram-an sampai sejam. Padahal, waktu itu dikejar tanggungan tugas bikin analisis dari mata kuliah Kreatif Periklanan. Dadakan banget, sungguh menyebalkan. 
 
Tapi seenggaknya hari ini menyenangkan sekali!

Gak sabar pengen ketemu anak-anak itu lagi. Huhu.

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template