Kemarin siang, (9/6) baru saja aku pulang dari training di tempat kerjaku. Ya, mulai hari ini aku akan resmi bekerja
dan menyandang status sebagai operator warnet yang terletak di kawasan Ampel,
Surabaya.
“Carikan aku
pekerjaan dong, rek.”
Tak kusangka, omongan ngasalku dengan temanku, Nisa
dan Dilla, ditanggapi serius. Padahal kala itu aku hanya bercanda, meski
sebenarya aku juga ingin bekerja sih saat itu. Ruang kelas 12 IPA menjadi saksi
bisu atas ucapanku beberapa hari yang lalu.
Mereka bilang, ada beberapa pekerjaan yang bisa
kulakukan sepulang sekolah. Diantaranya ialah menjadi operator warnet dan
penjaga rental PS. “Tapi Nen,” ucap
Dilla, “Kebanyakan rental PS tak mau
memperkerjakan wanita berkerudung. Kau tau sendirilah kalau rata-rata
pelangggan PS itu anak laki-laki. Dengan adanya wanita berkerudung, mereka
berpikir kalau kau tak bisa digoda.” Oh, mungkin sekarang aku sudah mulai
melongo. Ampunn.
Ya sudah. Aku biarkan ucapan Dilla, dan aku mulai
beraktivitas seperti biasa. Tapi, di suatu siang sepulang UAS, Annisah
mengatakan kalau ia sudah menawarkan aku ke bosnya sebagai operator warnet
miliknya. Aku excited di satu sisi,
tapi disisi lain aku mulai was-was. Bayangkan saja, aku belum punya pengalaman!
Tapi Annisah menenangkanku. Katanya, kalau aku
memiliki skill dalam penguasaan Word, Billing dan sedikit desain grafis, aku
sudah pasti bakal diterima. Oke, aku mulai optimis saat itu.
Soal gaji….Ia bilang dalam satu bulan dibayar Rp.
450.000, yang berarti dalam sehari hanya Rp. 15.000! Padahal ia bekerja selama
9 jam sehari. Dan bisa diartikan, sekitar Rp. 1500 saja per jamnya.
“Apa? 450 ribu
satu bulan? Dikit amat, Nen!”
sahut Icha saat aku bercerita kepadanya. Aku hanya tersenyum, “Gapapa lah, buat pengalaman.” Sambil ku
berpikir, nanti kalau sudah bekerja beberapa bulan, aku akan keluar. Mencari
honor yang lebih tinggi, tentu saja. Hehe, manusiawi sih. Atau aku malah study
hard untuk UNAS-ku nanti, dengan
keluarnya aku sebagai operator.
Uang yang terkumpul akan aku gunakan untuk membeli
sebuah laptop, yang sudah bertahun-tahun ku impikan tersimpan di kamarku. Dan
kalau ada sisanya, buat membeli sebuah bass
guitar Fender/Ibanez beserta
ampli-nya. Membayangkannya saja aku sudah berada di kondisi extacy, melayang-layang. Sungguh indah :D
Tapi, itu berarti aku harus berhati-hati mengatur
waktuku, antara sekolah, organisasi, band dan bekerja. Glek. Awan mendung hitam tiba-tiba berada diatas kepalaku. Tidak,
tidak. Aku pasti bisa mengatasinya. Fiuhhh.
Ku tiup jauh-jauh awan itu dari atas kepalaku dan berganti dengan lengkung
indah pelangi.
Selain itu, kendala lain yang kuhadapi ialah tingkat
keamanan, yang katanya sering terjadi kasus kehilangan uang. Harus menahan
keinginan untuk buang air, karena letaknya agak jauh dari tempatku bekerja,
jadi siapa yang menjaga nantinya? Lalu sholat harus dijama’ karena ketidak
tersediaan ruang khusus. Banyak lah. Tapi aku bisa, Insya Allah.
Paling tidak, ada sisi menyenangkannya juga dari
pekerjaan ini. Aku bisa nyambi cari tugas sekolah di internet, karena gratis
tentunya untuk operator. Bisa update berita-berita terbaru. Juga nambah ilmu
berkomunikasi terhadap pelanggan dan atasan. Ini untuk bekalku menghadapi dunia
kerja yang lebih besar di masa depan nantinya.
So, 5000/3 Jam? Siapa takut? Faced it!
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)