Aku dan rekan satu posku, Rizal, yang juga
menjabat sebagai Bendahara IPM, bertugas menjaga dan menghandle pos 5. Terletak
paling ujung dan akhir, membuat kami menunggu satu jam lebih kedatangan para
peserta di pos kami.
Berhari-hari sebelum acara dimulai, kami
menyiapkan game-game edukatif dan hukuman yang mendidik. Pada H-1, kami sepakat
bahwa ada 2 buah game, dan 2 buah hukuman. Dan kami harus pintar-pintar
memanajemen waktu agar game dan hukuman tersebut terselesaikan dalam waktu 10
menit.
Kelompok yang datang wajib memberi salam,
menyanyikan yel-yel dan membawakan kode dari pos sebelumnya, seperti
checksound. Lalu permainan pun dimulai.
Permainan pertama ialah memasukan tubuh ke
holahop secara dengan berbaris kebelakang. Tapi, tidak semudah itu ku buat
permainan ini. Aku akan mengacaukan konsentrasi mereka dengan memberi pertanyaan
yang harus mereka jawab dengan jujur sembari mereka sibuk memasukkan tubuh
mereka kedalam holahop. Pertanyaannya seperti : “apa kejelekan kamu ketika
marah” atau “apa yang paling kamu takuti didunia ini?”. Dan kami beri waktu
untuk permainan ini hanya 1 menit saja. Lewat dari waktu yang ditentukan, akan
mendapat hukuman berupa tebak lagu –kali ini kupilih lagu dangdut– dan mereka
semua secara kompak harus menyanyikan bagian reff lagu tersebut dengan gerakan
pula. Sayangnya, seluruh peserta berhasil lolos dalam game pertama ini, jadi ga
ada hiburan dengerin mereka nyanyi dan joget dangdut deh :D
Permainan kedua ialah mengambil 12 batang
korek api dan menyisakan 5 buah kotak dari 9 kotak yang terdiri dari 48 batang
korek api. Satu kotak itu berbentuk persegi dan tiap sisinya berjumlah 2 batang
korek api. Disini kami beri waktu 1 menit 30 detik harus sudah selesai. Dan,
diantara 5 kelompok, hanya satu kelompok yang mampu menyelesaikannya dengan
baik.
Hukuman untuk kelompok ini ditangani dan
diciptakan oleh Rizal, yaitu memidahkan api secara estafet. Seluruh anggota
kelompok tadi berbaris kesamping dan duduk, masing-masing diberi 1 batang korek
api yang telah dipotong ¼ batangnya. Kami memberi api dari ujung satu dan harus masih menyala
diujung yang lain. Kami hanya memberi 1 kali kesempatan lagi apabila mereka
gagal.
Pak Solikin datang di posku sebelum peserta
datang dan mengusulkan satu buah game lagi yaitu menjatuhkan (lebih tepatnya
menjentik dengan jari, Jawa : nyelentik) bagian atas korek api
yang telah dipasang dengan satu mata ditutup dan berjalan tanpa berhenti. Butuh
kejujuran dan ketelitian untuk menjatuhkan batang korek api tersebut karena
kami telah mencoba melakukan itu tapi yang kami bisa lakukan ialah menjentik
angin. Hanya satu kelompok yang melakukan game ini dan yang lainnya tidak
karena keterbatasan durasi waktu yang dimiliki.
Setelah itu, kami memberi tanda ‘bintang’ pada
ID Card ketua kelompok dan nilai plus (kisaran satu hingga empat) pada
masing-masing peserta. Apabila peserta tersebut aktif dan kreatif serta tak
terlihat malas maka plus yang diberikan bisa sampai tiga ataupun empat. Namun
apabila peserta tersebut pasif, diam atau berpangku tangan maka akan diberikan
plus hanya satu atau dua atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Pemberian
nilai selesai dan kelompok tersebut diminta kembali ke pos 4 untuk beristirahat
dan mengisi perut.
Ternyata, menjadi panitia tak semudah apa yang
pernah ku pikirkan. Mempersiapkan properti, rapat dan diskusi, memandu peserta,
mengawasi tiap peserta dan menjaga image
ialah apa yang ada dibalik layar seorang panitia. Tak kukira mereka lebih lelah
dari peserta sekalipun. Peserta, mungkin hanya mempersiapkan perlengkapan untuk
masing-masing dari mereka. Namun panitia, mempersiapkan perlengkapan untuk
semua peserta.
Hari kami akhiri dengan senyum mengembang dan
bersantai sejenak untuk mengisi perut. Setelah itu kami mampir ke museum
sebentar untuk melihat-lihat peninggalan bersejarah atau hanya sekedar berfoto
saja. Terakhir, kami pulang ke sekolah dengan naik angkutan umum bagi peserta
dan pulang dengan sepeda motor bagi sebagian panitia.
Betapa panjangnya hari sabtu ini. Tapi,
meskipun lelah mendera tubuh, kami merasa puas karena kami bisa melihat kinerja
dan sifat masing-masing anggota IPM. Kami akan melihat siapa diantara mereka
yang pantas memimpin IPM tahun depan. Paling tidak, kami sudah ada bayangan dan
pandangan siapakah Mr. Right tersebut untuk memajukan IPM ditahun selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Think twice before you start typing! ;)