Pertamanya aku kira dia ga ikut, trus dia telpon minta ikut, okelah, ada temannya, daripada seperti tanggal 15 januari lalu, sendirian kaya orang bego :P
Gapapa namanya juga untuk pengalaman.
Di Stasiun Gubeng, keretanya berangkat jam 07.36, tapi terlambat hampir 10 menit. It's okay karena aku udah dapet tempat duduk, ga kaya tgl 15 januari lalu *yaiyalah, dulu minggu, sekarang senin (pergi ke Malangnya) dimana mana lebih sepi saat hari senin-jum'at*
Then, sepanjang perjalanan aku habiskan untuk dengerin lagu-lagu Green Day, ada 2 lagu yang pola drum nya aku hapalin, yaitu 21 Guns dan Know Your Enemy. Yang 21 Guns tanpa drum tab aku udah hapal, aku jg udah latihan, tapi yang Know Your Enemy belum meyakinkan. Maklum kawan, aku ENGGAK SEKOLAH DRUM RESMI. Jadi, pengetahuanku terbatas :'(
Trus sampai disana jam 10.30 an. Pamanku njemput dari Pasar Singosari. Jarak Pasar-Stasiun hanya beberapa ratus meter, dan dia merelakan sepeda motornya untuk kami tumpangi sementara pamanku jalan kaki. Wkwk, keponakan kurang ajar :D
Trus, sesampai dirumahnya, ada tanteku dan 2 saudaraku yang lain, yang memang tinggal disini. Yaiyalah, orang mereka anaknya tante ama omku -____-
Santai-santai dulu, ke Studio Musiknya jam 4 sore-an.
Pas jam 4 Sore, semangatku sedikit mengendor, masi mualesssssssssss banget, maklum bangun tidur, ahahah.
Trus disana aku nunjukin skill drumku yang sedikit bertambah dari tanggal 15 januari lalu. 21 Guns yang kumainkan dalam drum berjalan mulus, oh God this is The Time of My Life! Aku merasakan histeria krn bisa meski cuma 1 lagu, haha, (tapi sekarang pola drumnya Last Night on Earth juga udah apal dan bisa, yaiyalah, slow :D)
Namun sampai Know Your Enemy, permainanku mulai kocar kacir dan gak stabil, hahaha, maklumin dong, seumur hidupku, antara tgl 26 Maret ini dan 15 Januari lalu aku hanya main drum selama 3,5 jam aja, jadi wajar kalo belum stabil dan perlu banyak belajar. Lain lagi kalo aku punya studio musik sendiri dirumahku *Amin Ya Allah* atau ada studio murah dg kualitas bagus disekitar rumahku :D
Di studio Electon ini kalo ga salah, cuma 10 ribu per jam. Entah karena pamanku kenal baik dg orangnya atau faktor lain. Disini Ride Cymbalnya jebol dan pecah, jadi suaranya sember. Tom Floornya juga fals. Wajarlah dg harganya, hehe, tapi yang punya baik hati kok :D
Then, aku diajari dasar dasarnya dulu, ada 3-4 pola yang harus aku pelajari dan pahami dirumah, untuk PR.
Sedikit info, pamanku, dulu punya band aliran underground, dia jagonya gitar klasik, pada zaman dia masih smp-sma, tapi sekarang pamanku bekerja di Cafe dan menyanyikan lagu beraliran MELAYU.
Aih, miris sekali bukan? Perubahan yang sangat besar. Haha. Kata pamanku, beliau mengikuti selera pasar, karena kalo ga gitu dia ga laku dan ga dibayar. Tuntutan hidup, tapi sebenarnya dalam hati pamanku ingin musik beraliran keras berjaya di Indonesia (dan muncul di TV) *kutambahi sendiri, wkwk*
Tapi, itu memang dari hati kami yang paling dalam. Kami tak mau genre keras seperti underground, punk atau alternative rock tersingkir dan disepelekan dan dianggap minoritas yang tak berarti daripada musik -norak- yang dinamakan Dangdut -___-
Lalu besoknya kami belanja di Pasar untuk oleh oleh dan berkunjung ke Pusat Study Kendedes. Aku masuk izin ama satpamnya, dibolehin, wkwk, kukira bakal diusir ngeliat wajah gembelku dan bawaanku (buah pepino dan roti ) wkwk, namanya juga abis belanja :D
Oh ya, lain kali kutunjukan video pola drumnya om ku dan permainan gitarnya.
Just wanna share! :)
fotonya kece-kece :D
BalasHapus