2 bulan yang lalu, di saat kelas Komunikasi Pemasaran aku merasa sangat bosan dan jenuh dengan materinya. Entah kenapa, aku merasa materi itu tidak related dengan kehidupanku, hingga aku merasa malas mendengarkan lebih jauh. Maka, aku pun membuka handphone, dan browsing sana-sini. Ide dari mana, mungkin karena lagi pingin barang gratisan, tiba-tiba aku iseng mengetikkan keywords “sample kosmetik gratis” di search engine-ku.
Disitulah awal pertemuanku dengan website satu ini: Home Tester Club. Aku terpesona hingga fokusku 95% teralihkan, hingga sama sekali tak mendengarkan kuliah hari itu. Sampaikan permintaan maaf pada dosenku. Oke, jadi di website itu berisi tentang pemberian sample gratis pada kita, orang biasa, dengan memenuhi beberapa syarat, seperti mengisi identitas dan data diri, lalu bersedia untuk mencoba dan me-review produk itu. Jadi kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan, kita dapat barang-barang gratis (mostly adalah produk rumah tangga, seperti alat mandi, makanan, kosmetik, dll, yang dapat dengan mudah kita jumpai di swalayan terdekat), sementara Home Tester (dan perusahaan yang menyediakan barang) mendapatkan keuntungan berupa opini masyarakat akan kelebihan dan kekurangan produk mereka.