Rabu, 02 Mei 2018

Kunjungan ke Hotel Majapahit Surabaya

12 April 2018 silam Local Guides Surabaya mengadakan event di Hotel Majapahit Surabaya. Iya, siapa sih yang nggak tau Hotel Majapahit yang bersejarah ini? Dulunya hotel ini menjadi saksi bisu peristiwa perobekan bendera merah-putih biru, waktu itu namanya masih Hotel Yamato. Suatu kesempatan langka aku bisa mengunjungi hotel ini, it was such as great opportunity.
Local Guides Surabaya feat Forum Indonesia Muda
Anyway, ini bukan sekedar hotel visit biasa lho, karena ini merupakan kolaborasi event dengan Forum Indonesia Muda (FIM)! Yup, kala itu agendanya tak sekedar hotel tour biasa, tetapi agenda utamanya adalah semacam talkshow bertajuk "Social Media for Change". Talkshow ini mendatangkan beberapa pembicara seperti yang tertera di poster di bawah ini. Dari Local Guides Surabaya, ada Mas Fahmi dan Mas Badai yang akan berbicara mengenai peran sosmed yang begitu besar dan berguna di era sekarang. Kita tahu sendiri betapa sekarang kita sangat bergantung pada internet dan sosial media, tetapi dari sana kita juga harus produktif dan memberi dampak positif bagi masyarakat dengan adanya teknologi tersebut.
Poster acara
Dan khusus edisi Hotel Majapahit ini, dari LGS hanya memperbolehkan 12 anggota untuk ikut (tidak seperti biasanya yang sampai puluhan orang). Kenapa? Karena 12 orang ini punya tanggung jawab besar untuk menjelaskan peran Google Maps dan bagaimana cara kita untuk berkontribusi disana. 12 orang itu adalah Mas Aldhi, Mas Yogi, Amanda, Mas Fahmi, Ismi, Mas Badai, Mas Yudith, Ko Rey, Roro, Mas Yussaq, Orie dan aku tentunya. Nggak hanya itu, setelah acara pun kita punya kewajiban untuk nge-guide anak FIM di salah satu spot wisata (atau yang punya potensi wisata, tetapi belum dikenal luas). Maka dari itu, 12 anak Local Guides Surabaya akan disebar ke tiap-tiap kelompok yang berisi 10-12 anak FIM.

Baiklah, acaranya dimulai jam 4 sore, tapi anak LGS diminta datang jam 15.30. Berhubung aku habis ada acara, jadinya baru sampe lokasi jam 16.30. Itu pun aku ga ngerti parkirnya dimana, alhasil aku parkir di lahan kosong di ruko-ruko depan SOGO. Trus menuju ke Hotel Majapahit dengan jalan kaki. Effort banget gilak, haha. Setelah aku cerita itu, anak-anak pada ketawa. "Ngapain jauh-jauh, kita parkirnya lho di area Hotel Majapahitnya." kata mereka. Wkwk, maafkan, aku kira itu hanya untuk parkir mobil aja. Sampai keringetan gue jalan kaki, ahahaha.
Unik!
Mobil kuno
Dari sisi lain
Foto-foto jaman dulu
Lukisan yang menggambarkan keseharian di Kota Surabaya
Oh ya, untuk area lobby ini sangat luas, lho. Penerangannya cenderung redup dan keemasan gitu, semakin menonjolkan rasa vintage. Interiornya unik, ada lampu kristal gantung, mobil kuno, sampai lukisan yang menggambarkan Surabaya tempoe doeloe, seolah-olah kita kembali ke zaman kolonial gitu. Trus di lobby juga ada sofa, meja, aksesori sampai grand piano. Nyaman banget lah pokoknya.
Duh enaknyaa
Pengen gak?
Kalo yang ini dijual per slice
Yummy~
Cantiknya!
Tinggal pilih~
Ini yang jual roti-rotian
Karena acara belum dimulai, aku, Mas Yussaq dan Ce Amanda berkeliling hotel dulu. Foto-foto, seperti biasa. Awalnya kami menuju ke lantai 2, dekat dengan Indigo Resto. Dari pintu masuk, ikuti aja lorong di sebelah kanan. Lalu, kita foto-foto sebentar di depan resto (ada etalase kecil yang menjajakan bakery, seperti cake (yang dijual per slice maupun whole cake), ada juga pastry. Semua bisa dibeli langsung dan disajikan dalam kondisi yang fresh.

Di lantai dua, kita naik lewat tangga kayu yang unik banget. FYI, Hotel Majapahit hanya 2 lantai saja, that's why itulah kenapa nggak ada lift. Ada cermin tua yang antik juga di tengahnya. Aku ngomong ke Mas Yussaq, "Eh mas, itu cerminnya kayak di film horor ya?" tanyaku. Aku mendadak teringat film Oculus yang pernah kutonton.
Ini tangga dan cermin yang kumaksud
"Iya ya, kayak film Kuntilanak nggak sih?" ucapnya balik.
Gajah tersenyum~
Ruangan gelap yang kumaksud
"Agak mistis ya auranya," ujarku. Tapi toh, kami tetap menaiki tangga menuju lantai dua dengan santai. Di lantai dua, nggak banyak yang bisa dijelajahi. Hanya ada toilet (yang nuansanya tetep sangat vintage) dan ada ruangan yang gelap gitu. Nggak ada orang disana. Aku dan Ce Amanda hanya sebentar disana karena nggak tahan, merinding euy! Haha. Setelah foto-foto bentar, kami langsung turun ke bawah. Trus aku ngajak Mas Yussaq buat foto di depan cermin. "Foto alay yuk mas!" tawarku, dengan tawa cekikikan.

Ia balas ketawa dan berujar, "Aku ga pernah foto kayak gini lho sebelumnya,"
But we did it anyway.

Selepas itu, kami mengintip-intip di depan Indigo Restaurant. Pengen masuk dan foto-foto, apa boleh ya? Tapi kemudian mbak restonya bilang boleh, alhasil kami menghabiskan waktu sekitar 5 menit untuk memotret bagian dalamnya. Kondisi resto cukup sepi, mungkin karena belum masuk jam makan malam. Restonya cukup luas, modelnya kayak fine dining gitu deh. Terlihat mahal, mewah dan berkelas.
Selamat datang!
Disambut sama ornamen unik~
Suasana resto sore itu
Lengang
Luas juga ya
Bisa nih kalo mau dinner romantis
Elegan
Pojok baca(?)
Majalah SCG nih!
Ada koran lokal juga
Ketemu gajah tersenyum lagi
Fokus banget, Mas?
Lalu, aku berkeliling sendiri ke bagian belakang lobby. Ada taman kecil dengan kanopi gitu, lucu. Juga ada pilar-pilar bergaya eropa. Semuanya sangat otentik dan enak dilihat. Lalu, aku juga berkeliling untuk memfoto bagian dalam toiletnya bersama Ce Amanda.
Woaaah
Kalo mau bersantai~
In detail
Kamar-kamar yang tenang
Asri dan hijau
Mari menghabiskan sore berdua denganku~
Sisi lain
Mau duduk disini juga gapapa
Gue narsis gapapa ya?
Ketika waktu semakin gelap
Kapanpun, dimanapun, mirror selfie~
Antik gan
Sisi lain kamar mandi
Kinda creepy
Mau ditunjukin toiletnya?
Jam 17:20, barulah sesi hotel tour dimulai. Ada mas-mas dari pihak hotel yang meng-guide kita berkeliling. Ia menjelaskan bahwa hotel ini merupakan cagar budaya, oleh karena itu mayoritas bagian hotel tidak dirubah dan tetap dijaga seperti dahulu. Sejarahnya cukup panjang hotel ini, bahkan dulunya sempat memiliki nama Oranje Hotel. Ini berhubungan dengan Belanda, karena Oranje sendiri memiliki relasi dengan kerajaan Belanda. Setelahnya, kami diajak ke bagian ballroom. Di bagian luar ballroom, ada benda-benda unik, seperti kaca warna-warni seperti katedral, gramaphone kuno, grand piano, sampai keramik yang unik dan so vintage. Setelahnya, kami diajak ke lantai 2, naik ke tangga di samping kanan ballroom. Disini kita diajak ke balkon yang menghadap ke cityscape dan terlihat gedung-gedung besar (skycrappers) di Surabaya. Kita juga ditunjukkan lokasi perobekan bendera yang sangat legendaris itu.
Resepsionis standar internasional
Kameraku emang jelek kalo indoor, maafkan yaak
Menjelaskan sejarah Hotel Majapahit
Ada yang bisa mengartikan?
Area depan ballroom
Ramenya qaqaaa
Sisi lain tempat ini
Padahal ga bisa main
Gramaphone antik
Kondisi semakin gelap. Di saat langit semakin biru, kami berfoto dulu di bagian balkon itu. Agak susah sih karena ada puluhan orang dan cahayanya kurang. Setelahnya, baru kita beranjak ke taman belakang. Disini luas banget, rerumputannya hijau dan rindang karena dipenuhi pohon. Dijelaskan oleh pihak hotel kalo disini sering diadakan garden party, baik untuk wedding, anniversary sampai acara formal. Emang keren sih menurutku.
Senja jatuh di Surabaya~
Kok mirip ama tempat wisata di Yunani itu ya? Serba putih.
Ngatur foto
Petang menjelang
Makin gelap, makin sunyi
Dijelasin sejarah dengan detail
Historis banget!
Sekilas sejarah~
Versi terjemahan ini
Tapi sedihnya kita ga ditunjukin kolam renangnya sih, padahal penasaran banget. Dan ga pake room tour, padahal kepo juga ama bagian dalam kamar hotel seperti apa wujudnya.
PROUDLY PRESENT!
Barulah setelah itu kita masuk ke ballroom karena sesi talkshow akan segera dimulai. Anak LGS duduk di meja bundar bagian belakang, sementara anak FIM ngumpul sendiri-sendiri sama kelompoknya. Aku ambil undian dan dapet kelompok nomor 6. Acara talkshow agak lama sih, dari jam 18.30 sampai jam 21.00 lebih. Maklum, kan dijelasin panjang lebar soal penggunaan sosmed yang bijak untuk era sekarang dari narasumber-narasumber itu. Selain itu, dijelaskan juga bahwa dari sosmed kita bisa menghasilkan materi yang cukup, tentunya disertai dengan skill, misal mas Fahmi dan mas Badai dengan skill fotografi dan videografinya. Semacam itulah.
Acara dimulai!
Luar biasa baik!
Iseng aja motret bagian atas
Bagian belakang
Tergabut hehe
Kesayangan aquuuw
Kita baik-baik kok, jangan sungkan hehe
Meanwhile, kita anak-anak LGS yang lain di belakang menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bercanda. Orie, Roro sama Ismi malah iseng bikin live video, trus ko Han ngeliat live video-nya dan dikasih tebak-tebakan receh, haha. Tak lupa, sering-sering refill snack dan minuman karena kami kelaparan banget. Dapat roti kering manis, bola udang rambutan dan sandwich. Untuk minumnya, disediakan teh dan kopi dalam kondisi panas.
Refill terus sampe kenyaaang
Lalu, ada sesi dimana kita dimasukin ke kelompok yang udah dibagi, trus disana kita njelasin ke mereka tentang apa itu Local Guides, gimana cara nge-review di Google Maps, dan apa benefit yang kita dapatkan nanti. Anak-anak kelompokku berasal dari universitas yang berbeda-beda, ada Unair, ITS, dkk. Ada juga yang udah lulus kalo ga salah. They are all nice dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar LGS dan Google Maps.
Eh cieee delegasi LGS
Foto bareng. Pecah pol!!
Setelah acara talkshow selesai, kami berfoto bersama di depan ballroom. Tugas lain menanti kami minggu depan, yaitu nge-guide anak-anak FIM!

0 komentar:

Posting Komentar

Think twice before you start typing! ;)

 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template