Rabu, 28 Oktober 2015

Alasan Kenapa Bagiku Band Punk Lokal itu KEREN

0 komentar
Ketika kalian bertanya padaku, “Apa genre musik favoritmu, dan mengapa itu bisa mencerminkan kepribadianmu?” maka akan ku jawab “Punk”. Ya, aku juga suka sih genre lain, seperti Post Hardcore, tapi keterwakilan “jiwaku” lebih condong ke arah punk.
Sejak dulu, dari tahun 2010, aku adalah militan garis keras dari band punk rock, Green Day, aku tentunya hapal luar dalam band asal California, USA itu. Lagu-lagunya, dari album awal sampai akhir, personil dan mantan personil serta fakta-fakta seputar mereka, transformasi dan dipengaruhi genre-genre lain (opera, rock and roll, country) hingga isu-isu yang diangkat dalam lagu-lagunya. Bukan cuma itu, aku juga berperan aktif dengan join ke komunitas Green Day/Idiot Club Indonesia Regional Jatim. Banyak sekali hal yang telah kulakukan bersama komunitas itu, mulai dari kumpul-kumpul, jamming, main ke luar kota hingga bergerak dalam aksi-aksi sosial.
Refrensi band punk dari luar negeri bagiku cukup sempit, hanya berkutat di Blink 182, Sum 41, Ramones, The Network, The Clash, Paramore... ya itu saja. Begitu dangkal kan? Bahkan, aku sendiri agak tidak yakin apa aku cukup berkompeten dan pantas untuk menulis tentang musik seperti ini.
Aku menikmati mendengarkan karya mereka. Beberapa lirik didalam lagu-lagu mereka sangat dalam (deep), cerminan jiwa-jiwa dan perasaan yang tak terkatakan. Seorang user Ask.fm (yang aku lupa itu siapa) pernah berkata bahwa musik Punk seperti akar dari realita yang dialami manusia. Perasaan-perasaan yang tak terwakili, kemarahan, pengabaian, depresi, tekanan jiwa, kesedihan, terguncang, ditinggalkan, putus asa, pemberontakan, penuntutan, dendam, tercermin dalam lirik lagu-lagu Punk.

Jumat, 23 Oktober 2015

Pertanyaan yang Muncul Setelah Menonton Interstellar

0 komentar
Semalam (22/10), aku menonton ulang film yang menurutku adalah sebuah masterpiece. Interstellar (2014). Film produksi Paramount Pictures ini mengisahkan tentang upaya manusia untuk mencari kehidupan baru yang lebih baik, dan menjalankan misi mencari tempat tinggal lain di luar angkasa, setelah bumi mulai menampakkan tanda-tanda akan berakhir. Cuaca ekstrim, stock makanan terus menurun, oksigen yang kian menipis dan sederetan pertanda lain yang mengisyaratkan bahwa bumi sudah tak layak huni.
Ketika aku menonton ini, aku merasakan bagaimana semua itu mempengaruhiku. Ketakutan. Kekhawatiran. Rasa pesimis. Kebingungan. Hilang. Kosong. Terabai. Seolah semua yang terpampang di hadapanku adalah nyata, atau setidaknya, sesuatu yang (mungkin) akan terjadi. Semua rentetan yang membuatku terdiam di sudut kosong di otakku, ketakutan bahwa semua ini akan berakhir. Secara masif. Tidak ada kehidupan lagi. Semua musnah. Tidak ada yang bisa kita lakukan, bahkan untuk menyelamatkan diri sendiri. Come on and take a deep look, ketika manusia-manusia keji mulai membabat habis hutan, membantai hewan dan merusak lingkungan. One step closer to the end of the earth.
But, I’m not gonna talk about that.

Menjadi Pendonor Darah 10 Kali

0 komentar
Minggu sore (18/10), aku telah resmi sepuluh kali donor darah. Usiaku 19 tahun 3 bulan saat aku membuat pencapaian itu. Dan aku akan menceritakan kepada kalian apa saja yang selama ini kurasakan selama menjadi pendonor.
Golongan darahku O rhesus positif (O+). It surprises me karena selama ini aku menganggap memiliki golongan darah B+ meski belum pernah sama sekali menjalani tes darah. Alasan dibalik keyakinan dan asumsiku adalah golongan darah kedua orang tuaku, yang sama-sama B+. Aku percaya bahwa anak keturunan mereka absolutely bergolongan darah B+ juga. Don’t blame me, karena waktu itu aku belum menerima pelajaran Biologi mengenai persilangan golongan darah.

Senin, 19 Oktober 2015

H-2 BSK 2015 - Depth Talk with Commers 2014

0 komentar


Rabu siang (7/10), setelah matkul Teori Komunikasi (TerKom) usai, belasan anak yang berangkat H-2 sebelum BSK sudah mulai bersiap-siap untuk berangkat ke ground. Rencananya, H-2 datang untuk memastikan ground, melihat pemasangan tenda dan menata barang-barang BSK yang berangkat hari itu. Tidak terlalu padat agendanya. Maka hanya belasan anak yang berangkat, yang tergabung dalam mobil 1 (Andre, Mas Dicky, Ebik, Aku, Faya, Natasha, Kuntari, Detha, Steffi, Filda, Taqi, Firman dan Ilham), mobil 2 (Zaka, Itok), mobil 3 (Zahlul, bawa barang-barang), motor (Yanu (wakil BSK), Sandi, Isya (ketua BSK)), masing-masing mewakili sie mereka, seperti Dekor, PerLap, Keamanan, Transport dan Pubdok. Beberapa anak datang secara terpisah hari itu.


            PS: koreksi kalau ada yang salah
            Setelah mendata barang BSK dan pribadi, kami bergegas berangkat. Jam 13:30-an. Satu jam awal cukup rame, rasan-rasan, nyanyi dan ketawa-ketawa. Berbagai genre musik mewarnai perjalanan, mulai dari EDM, J-pop, dangdut dan sebagainya. Setelahnya....tepar semua kena AC-_-

Diet Kata Nanda

0 komentar


Frustated feeling. Itu yang benar-benar kurasakan ketika angka di timbanganku berada pada nilai yang itu-itu saja. Bahkan, dalam seminggu terakhir naik 2 kilo. Lemak-lemak di perut, pinggul, paha dan lengan makin menjadi-jadi. Beberapa kaos dan celana pun mulai “memberontak” dan tak bisa dipakai lagi. Rasanya ingin mengambil pisau dapur dan mengiris lemak-lemak jahat itu hingga terlepas dari tubuhku. Pergi! Pergi! Aku tak tahan dengan semua ini.

            Tapi aku yakin, itu hanya sementara.
            Oh ya, aku punya teman di Commers 2014 yang punya masalah yang sama denganku, namanya Nanda. He’s a genious. Dia selalu punya jawaban atas (hampir) semua pertanyaan yang ku ajukan. Dia seperti punya akses ke semua informasi yang ada. Itu yang membuatku betah berlama-lama ngobrol dan diskusi dengannya. Kami sering ngobrol, tapi topik yang paling banyak dibahas adalah masalah diet. Nanda bercerita banyak soal diet yang pernah dia coba, mulai dari kategori biasa, ekstrim hingga ilegal. Nah, apa lagi itu??

Kamis, 15 Oktober 2015

Kenyataan Sesungguhnya Menjadi Anak PerLap BSK 2015

0 komentar
BSK (Baur Sedalu Komunikasi) 2015 yang melelahkan tapi fun akhirnya berakhir juga. Agak gak rela sih semua kebersamaan itu harus selesai L Di sisi lain seneng juga semua rasa lelah-ajur-pegel-ambruk tak terasa lagi.
Begitu banyak cerita, begitu banyak makna....
Oke, semua sudah tahu kalau aku tergabung dalam tim Perlengkapan dan Lapangan (PerLap) BSK 2015. Timku di komandoi Mas Dicky dan punya anak buah yang super tangguh dan perkasa : aku, Imoy, Choli, Taqi, Firman, Obel, Faya, Firhad (merangkap sie transportasi), Ebik, Filda, Andre, Fitria dan Ami Hamidah. Jobdesc kami lumayan berat dan menguras tenaga (dalam arti sesungguhnya), yakni mencari barang yang dibutuhkan sie lain, memastikan barang itu ada sebelum, saat dan sesudah BSK, meminjam barang (untuk menghemat anggaran), menyewa dan membeli barang juga. Mengembalikan barang. Survey ground, sewa dan urusan lapangan juga kami atasi. Segala hal tentang perlengkapan dan barang, kami handle.

Tapi ada satu hal yang baru ku sadari.
 

Goresan Pena Nena Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template